Part 37

120 16 4
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh pagi, Joohyun dengan otomatis membuka matanya, karena kebiasaan di Jepang yang disiplin membuat dia tidak kesulitan untuk bangun pagi lagi.

Joohyun membuka jendela kamarnya, pertama kalinya ia buka setelah kemarin sengaja ia biarkan tertutup.

Joohyun menghirup udara segar pagi hari, pandangan Joohyun mengarah ke depan memperhatikan jendela kamar yang dulu selalu membuat ia sebal ketika pemiliknya muncul dan mengganggunya, sekarang orang itu pasti sedang di USA menyiapkan pernikahan, begitulah pikir Joohyun, ia mendecak sebal.

Di saat hendak membalikkan badan, jendela kamarnya tiba-tiba terbuka, dan.....

"Hah? SEOKJIN?????" Joohyun terkejut sekali melihat siapa yang baru saja membuka jendela, orang yang membuka jendela juga sama terkejutnya.

Joohyun berlari sembari menjerit memanggil mamanya, hal itu meninggalkan kebingungan di diri Seokjin. "Kayak ngeliat hantu aja." Imbuhnya pelan, namun setelahnya ia tersenyum tipis, "Udah lama gak ketemu, Joo." Ujarnya.

________

"MAAAA MAMAAAA!" Joohyun masih berteriak mencari keberadaan mamanya.

"Iyaa Joo?? Apaa?" Mamanya juga jadi terkejut dibuatnya.

"Ma... Mama bilang Seokjin mau nikah kan?"

"Pagi-pagi kamu ngagetin mama cuma mau nanya ini? Mama hampir jantungan tahu, Joo!"

"Jawab dulu pertanyaan Joohyun."

"Iyaa, kan kemaren mama udah bilang." Mama berjalan menuju dapur. Joohyun mengikutinya.

"Tapi mama gak bilang kalo dia ada di Indo."

"Lah, kan dia mau nikah pasti pulang kan?"

"Aku kira nikahnya di USA."

"Mama lupa bilang, Minggu lalu Seokjin pulang dan sempet ke rumah juga, katanya pulang buat ngurus nikahan."

Joohyun menghela nafas beratnya, "Kenapa harus nikah di sini sih? Sengaja mau pamer kah?" Gerutu Joohyun.

"Makanya kamu cari juga lah." Goda mama.

Joohyun yang kesal langsung meninggalkan mamanya sendirian di dapur.

________

Di dalam kamar, Joohyun menerima sebuah pesan, dan siapa sangka, itu dari orang yang membuatnya bad mood sejak bangun tidur tadi pagi.

"Hi?"

"Wahh masuk, berarti kamu gak ganti nomor ya? Apa kabar?"

"Nanti siang mau ketemu?"

"Banyak yang pengen aku omongin, kita ketemu ya?"

"Nanti aku jemput di rumah, jam 9 gimana?"

"Oke kan?"

Joohyun lagi-lagi mendengus sebal, "Siapa yang mau ngomong sama situ?"

Namun lain di mulut lain di hati, ia malah menyetujui ajakan Seokjin, karena tidak bisa dipungkiri ia sudah sangat merindukan mantan kekasihnya itu, "Eh... Tunggu? Gak kangen, aku cuma pengen tahu kabar dia aja, itu aja gak lebih, gak kangen! Inget kamu gak kangen Joo!" Gumam Joohyun menekankan kepada dirinya sendiri, namun lagi-lagi perkataannya tidak sesuai dengan hatinya, ia malah membongkar isi lemarinya untuk memilih baju yang akan dia pakai.

"Heh? Joo? Kamu ngapain sih? Kayak mau ketemu siapa aja." Joohyun berucap sendiri.

"Tapi kan aku harus nunjukin versi terbaikku biar dia gak ngira setelah putus aku terpuruk banget, aku harus tampil cantik hari ini, tunggu aja." Itu keputusan final Joohyun.

_______

Jam 9, Seokjin sudah berada di rumah Joohyun, mama hendak berteriak memanggil Joohyun, namun sebelum suaranya keluar, Joohyun sudah datang ke hadapannya.

Joohyun menggaruk tengkuknya salah tingkah, "Apa aku kecepetan ya turunnya? Harusnya tadi biarin dia nunggu dulu, gini gak keliatan terlalu excited kan? Duh." Ucap Joohyun dalam hatinya.

Seokjin tersenyum menatap Joohyun, "Kita berangkat sekarang?"

Joohyun hanya mengangguk sebagai jawaban, setelah itu mereka berpamitan dengan mama Joohyun.

________

Di dalam mobil, tidak ada yang berani memecahkan keheningan, seakan ada yang menahan mereka untuk berbicara.

Sampai, mobil Seokjin hampir saja menabrak seekor kucing, untung saja dia mengerem tepat waktu.

"Hati-hati." Itu kata pertama yang diucapkan Joohyun setelah mereka masuk ke dalam mobil.

"Sorry, kamu pasti kaget ya? Sorry sorry."

"It's okay, btw kita mau kemana?"

"Ke kafe dulu, kamu pasti belum sarapan kan?"

Joohyun mengangguk, "Eh tapi, dari pada kafe, gimana kalo?" Joohyun menggantungkan kalimatnya.

_______

"Di sini? Kamu yakin?" Seokjin bingung pasalnya Joohyun mengajaknya makan makanan pinggir jalan.

Joohyun mengangguk mantap, "Mas nasi gorengnya dua ya, gak pedes." Ucapnya.

"Aku kangen makanan kayak gini." Ucap Joohyun setelah melihat kebingungan di wajah Seokjin. "Gapapa kan?"

"Gapapa kok, aku cuma heran aja, ada cewek yang mau makan di pinggir jalan kayak gini."

"Apa bedanya? Makanan kan sama aja, lagian di sini lebih enak, pemandangannya alam sekitar."

Seokjin mengangguk, sebuah senyum tercetak di wajahnya, ternyata Joohyun tidak pernah berubah walaupun sudah lama tinggal di luar negeri.

"Jadi, gimana Jepang?" Seokjin membuka obrolan yang tadi sempat terhenti.

"Semuanya baik, kamu gimana?"

"Baik juga, hanya kurang menarik." Seokjin terkekeh kecil.

"Kenapa?"

"Gak ada kamunya sih, gak ada yang bisa aku gangguin."

Joohyun cemberut, "Ihhh... Apa deh."

"Bercanda Joo."

"Btw..." Belum sempat Joohyun melanjutkan ucapannya, sudah keburu dipotong oleh mamang nasi goreng yang mengantarkan pesanan mereka.

"Makasih mas." Ucap Seokjin dan Joohyun berbarengan.

"Gimana tadi?" Tanya Seokjin menanyakan ucapan Joohyun yang tadi sempat tertunda.

"Makan dulu, kita ngobrolnya habis makan aja." Jawab Joohyun.

Seokjin mengangguk, mereka makan sambil sesekali berkomentar karena nasi gorengnya tidak kalah dari restoran bintang lima.

Setelah makan, mereka berjalan di sekitar taman dekat situ.

"Joo, aku kangen." Ucap Seokjin spontan.

"Hah?" Joohyun menoleh menatap Seokjin tidak percaya.

"Emang kamu gak pernah kangen aku?"

Joohyun menunduk, bingung mau menjawab apa, kalau dia jawab iya, apa tidak masalah masih merindukan calon suami orang? Tapi kalau dia jawab tidak, tentu saja dia bohong.

"Munafik kalo aku bilang gak pernah." Joohyun tersenyum getir.

"Terus, kenapa gak hubungin aku?"

Joohyun menghadapkan tubuhnya untuk menatap Seokjin, "Kamu kenapa gak hubungin aku?" Joohyun balik bertanya.

"Aku udah usaha, tapi aku gak ketemu jalannya, aku gak tahu gimana cara hubungin kamu, kamu seperti menutup akses untuk aku, aku gak ngerti, libur aja kamu gak pernah pulang."

Joohyun menunduk, "Aku udah janji sama diriku sendiri, aku takut goyah."

Seokjin mengangguk mengerti, "Aku ngerti, aku aja udah beberapa kali goyah." Seokjin tersenyum getir.

"Tapi sekarang udah nggak kan? Btw selamat atas pernikahannya." Ucap Joohyun berusaha untuk tersenyum.

"Pernikahan? Loh? Kamu udah tahu?"

________

TBC.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang