Part 3

798 88 9
                                    

Happy reading.

Suasana pagi memang selalu menyenangkan, angin berhembus dengan lembut masuk ke dalam celah-celah jendela, sayup-sayup terdengar suara kicauan burung yang saling bersahutan membuat siapa saja yang mendengarnya pasti akan merasa betah berlama-lama terlelap di tempat tidur.

"Bangun putri tidur!" Seorang wanita paruh baya, terlihat menarik selimut putri semata wayangnya.

"Maaa... Joo masih mau tidur..."

"Jam wekermu sudah berbunyi dari satu jam yang lalu, dan kamu masih mau tidur? ga mau sekolah?"

"Ini jam berapa ma?"

"Jam 7."

Mata Joohyun terbelalak.

"Kenapa baru bangunin Joo sekarang sih? Joo bisa ketinggalan bus!!" Teriak Joohyun dan langsung melenggang menuju kamar mandi.

"Mama udah bangunin kamu dari satu jam yang lalu ya, kamunya aja ga mau bangun, bilangnya 5 menit , 5 menit, eh tahunya molor satu jam."

Joohyun tidak menjawab perkataan mamanya karena terlalu sibuk melakukan aktivitasnya di dalam kamar mandi.

~~~

"Sarapan dulu." Ucap mama setelah melihat Joohyun turun dari kamarnya.

"Ga sempet ma. Abang udah berangkat ya? Kenapa ga suruh nungguin Joo sih? Bus Joohyun pasti udah berangkat jam segini."

"Abangmu ada ulangan, masa mama suruh tunggu kamu? Makanya jangan suka molor."

Lagi-lagi Joohyun diomeli, Joohyun hanya bisa pasrah, karena itu memang kesalahannya. Siapa suruh dia tadi malam bergadang untuk maraton drama kesukaannya, alhasil dia jadi telat bangun.

"Joo berangkat dulu ma." Ucap lesu Joohyun.

"Hati-hati di jalan."

~~~

Joohyun mengejar bus terakhir, dan ternyata muatannya full.

"Sial banget sih aku?" Keluh Joohyun sambil mengibaskan tangannya.

"Apa aku jalan aja?"

Joohyun beranjak dari duduknya untuk berjalan kaki, walaupun jarak sekolah dan halte bus sangat jauh, Joohyun mau tidak mau harus berjalan untuk sampai sekolah.

Tiba-tiba, Joohyun terjungkal kaget karena sebuah motor tiba-tiba mengarah ke arahnya seakan mau menabrak.

"Kau ngapain terkejut? Takut ditabrak? Motorku juga pilih-pilih kali mau nabrak orang, dia nabrak yang berkualitas aja, ga kayak kamu." Ucapnya dengan tengil.

Joohyun mendengus sebal.

"Bukannya minta maaf malah ngajak ribut! Pergi sana!" Usir Joohyun.

"Kau? Kenapa di sini? Jangan bilang mau bolos sekolah ya? Wah ga bener nih cewek, mau aku aduin Tante Bae? Perlu banget di aduin ni anak."

"Kim Seokjin! Pertama, aku lagi ga mood berantem, kedua, aku ga lagi bolos, dan yang ketiga, aku mau ke sekolah, jadi jangan ganggu aku!"

"Jalan kaki?"

"Iya, apa masalahmu?"

"Dengan kaki pendek itu? Apa satu tahun sampai? Hufftt..." Orang yang ternyata adalah Seokjin itu menahan tawanya mengejek Joohyun.

Joohyun menatap tajam Seokjin.

"Kim Seokjin!! Pergi sebelum kesabaranku habis!"

"Ya sudah... Aku sih rencananya mau kasih tumpangan, tapi kalau kau berencana melatih otot kaki pendekmu itu dengan berjalan kaki ke sekolah, ya sudah..." Seokjin melirik sekilas reaksi Joohyun.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang