Part 10

622 72 26
                                    

Happy reading...

Hari sudah menjelang siang, matahari semakin terik, Seokjin masih senantiasa mencari-cari keberadaan Joohyun, tidak ada tanda-tanda Joohyun sama sekali, hal itu membuat Seokjin semakin khawatir. Tidak lama berjalan dengan perasaan kalut, ia melihat seseorang yang ia kenal berada di bawah pohon tak jauh dari tempat ia berada.

Seokjin lantas berlari menghampiri orang itu, kemudian menarik kerah bajunya.

"Yakkk!! Di mana Joohyun?" Seokjin menatap tajam orang di depannya dengan tatapan mengintimidasi.

"Joo... Aku juga mencarinya, kami terpisah saat mencari petunjuk."

"Apa kau bilang??!" Seokjin naik pitam, tangannya mengepal kuat di udara dan hampir mendarat di pipi mulus seseorang, namun dia mengurungkan niatnya, karena sekarang mencari keberadaan Joohyun lebih penting.

"Urusan kita belum selesai!" Ujar Seokjin sembari berlari memasuki area hutan lebih dalam.

"Joohyun!!! Joohyun!!!" Seokjin berteriak berharap Joohyun menjawab teriakannya.

~~~

"Bagaimana aku bisa pulang?" Joohyun masih berpikir, karena ia sudah tidak sanggup berjalan, kakinya sudah bengkak total, dan mulai membiru.

Tiba-tiba ia terpikir ponselnya, dia mencari-cari keberadaan ponselnya, tapi tidak ketemu.

"Sial, aku menghilangkannya, mungkin saat aku jatuh tadi?" Pikir Joohyun sembari mengumpat atas kebodohan yang telah ia perbuat.

Joohyun tidak menyerah, ia berusaha untuk bangun dan sialnya dia kembali terjatuh dan membuat kakinya tambah parah, sekarang Joohyun merasakan sakit yang amat luar biasa.

"Aku harus bagaimana?" Joohyun mulai ketakutan.

~~~

Minwoo kembali ke markas, ia pun mengabari kalau Joohyun hilang, kemudian semua anak laki-laki berpencar untuk mencari keberadaan Joohyun.

Seokjin masih mencari-cari Joohyun dan sesekali berteriak memanggil nama Joohyun, masih belum bisa menemukan Joohyun. Seokjin melihat sesuatu tepat di bawah kakinya.

"Ini..." Seokjin lalu mengambil benda tersebut, yang ternyata ponsel milik Joohyun.

"Berarti tadi dia di sini." Gumam Seokjin kemudian kembali berjalan.

"Joohyun!! Joo!!" Teriak Seokjin.

Joohyun kembali berusaha berdiri, tapi lagi dan lagi dia terjatuh, dia meringis kesakitan. Seokjin yang mendengar suara itu langsung meneriaki nama Joohyun.

"Joohyun! Joohyun?? Joo?" Seokjin mengedarkan pandangannya ke segala penjuru dan akhirnya dia berhasil menemukan Joohyun.

Seokjin mengeluarkan nafas leganya. Dia kemudian menghampiri Joohyun dan mengomelinya.

"Yakkk!! Kau tahu ini jam berapa? Kenapa kau berkeliaran di dalam hutan sendiri? Kau mau dimakan binatang buas?" Seokjin kesal, bukan karena marah, namun karena ia khawatir.

Mata Joohyun berkaca-kaca menatap Seokjin, bukan karena ia sedih karena dimarahi, justru karena ia bersyukur Seokjin datang menyelamatkannya.

"Y-yaak... Kenapa kau menangis?" Seokjin gugup karena Joohyun tiba-tiba menangis.

Joohyun tidak menjawab dan terus saja menangis menyembunyikan wajahnya.

"Hey... Apa aku terlalu kasar? A-aku tidak bermaksud seperti itu... Aku hanya..." Belum sempat Seokjin menjawab, Joohyun langsung memeluknya.

"Makasih... Makasih udah datang." Ucap Joohyun sembari masih terisak di dalam tangisnya.

Seokjin sedikit terkejut, dan hanya bisa menepuk pelan punggung Joohyun. Setelah tersadar karena memeluk Seokjin, Joohyun pun segera melepaskan pelukannya dan menjadi salah tingkah. Tidak jauh beda dari Joohyun, Seokjin juga merasakan hal yang sama dan hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang