Part 4

681 82 20
                                    

Happy reading...

Sejenak, tidak terdengar suara orang bertengkar, iya, Seokjin dan Joohyun mungkin terlalu lelah bahkan untuk sekedar berargumen, mereka telah membersihkan semua area aula, dan itu cukup menyita tenaga mereka.

"Kak Seokjin." Gadis mungil berkacamata, menghampiri Seokjin.

"Iya?"

"Ini buat kakak." Gadis itu menyerahkan sebotol air mineral kepada Seokjin.

"Terimakasih." Jawab Seokjin ramah.

Gadis itu tersenyum, mengangguk malu, dan kemudian melangkah pergi.

Joohyun yang melihat itu merasa iri, karena tidak ada yang memberinya minuman.

"Bisa aja modusin adik tingkat." Sindir Joohyun.

Seokjin memicingkan matanya menatap Joohyun, kemudian tersenyum.

"Apa kau cemburu?"

"Aku cemburu? Padamu?" Joohyun menunjuk dirinya dan Seokjin bergantian.

"Hahaha, dalam mimpimu Kim Seokjin." Lanjut Joohyun sembari tertawa.

"Oh... Kau mau?" Tanya Seokjin menawarkan air mineralnya.

"Apa boleh?"

"Ya nggak lah, hahaha. Ini kan dari penggemarku, kalau kau mau, beli saja sana sendiri, makanya jangan galak-galak, jadi ga punya penggemar kan?" Seokjin tertawa mengejek.

Joohyun menatap Seokjin kesal.

"Aku yang ga waras Seokjin, aku yang ga waras karena hampir mempercayai pelaknat ulung sepertimu!" Kesal Joohyun, dan meninggalkan Seokjin.

Seokjin tertawa karena berhasil membuat Joohyun kesal.

~~~

Joohyun sekarang berada di kantin, dia seperti sedang diinterogasi oleh teman-temannya.

"Jadi, gimana ceritanya kau bisa berangkat bareng Seokjin?" Tanya Wendy yang tak bisa basa-basi.

"Iya mba Joo, aku sampai ga konsentrasi belajar, gara-gara kepikiran ini." Timpal Yeri dengan polosnya.

"Yeri benar, aku juga penasaran banget, kok bisa mba Joo sama bang Seok, akur?" Kali ini Sooyoung yang angkat suara.

"Pertanyaanku sudah diwakili semua sama mereka, jadi kau jawab Joo, kenapa kau bisa berangkat bareng Seokjin?"

Joohyun mengurut pelipisnya dan menceritakan segalanya pada mereka.

"Cuma itu?" Tanya Wendy.

"Terus apa lagi?"

"Aku kira kalian bakalan baikan, terus jadian." Wendy memasang wajah kecewanya.

"Kau kira ini sinetron SMA, bertengkar terus dengan mudahnya jadian? Ga semudah itu, lagi pula, aku ga suka sama dia."

"Beneran? nanti kau menjilat ludah sendiri baru tahu rasa." Timpal seulgi.

"Ga akan pernah."

"Apa hati mba Joo terbuat dari batu? Keras banget." Lagi-lagi Yeri nyeletuk dengan polosnya.

"Sepertinya iya yer." Sooyoung ikut-ikutan.

"Temen macam apa kalian?" Keluh Joohyun.

"Oh iya, hampir lupa, gimana Joo? Kau ikut kan kemah Minggu depan?"

Joohyun sedikit menghela nafas beratnya.

"Sebenarnya aku ga mau ikut, tapi karena ini terakhir kalinya kita bisa ikut kemah, mau ga mau aku harus ikut."

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang