Part 36

100 14 9
                                    

"Arigatou gozaimasu!" Sebuah senyuman terlukis manis di wajah kecil perempuan mungil itu.

Ia berjalan menuju belakang podium, "Huh, akhirnya selesai juga." Ujarnya sembari mengambil sebotol minuman yang diberikan seorang gadis yang berperawakan tidak jauh beda darinya.

"Omedetō! (Selamat ya!)" Ucap gadis itu.

"Arigatou!" Balasnya.

"Joo-chan, ini hari terakhirmu di Jepang, huu aku sedih sekali." Wajah gadis itu berubah sendu.

"Yuri-chan, jangan sedih begitu, kita udah janji kan suatu saat akan bertemu di Paris? Paris fashion week, impian kita? Kamu gak lupa kan?"

Yuriko menghela nafasnya sejenak, "Apa aku bisa? Aku tidak seperti Joo-chan yang berbakat, hari ini saja kamu berhasil mempresentasikan produk terakhirmu dengan sangat baik, berbeda denganku." Yuriko menunduk.

Joohyun menggapai bahu Yuriko dengan kedua tangannya, "Hey, jangan insecure begitu, biar aku kasih tahu sebuah rahasia."

Yuriko menengadahkan kepalanya.

"Tadi, Akeno-kun memuji presentasimu, dia sudah melarangku mengatakannya, tapi karena kamu insecure terus, jadi terpaksa deh aku bilang." Joohyun terkekeh melihat wajah Yuriko yang mulai merona.

"Gak usah malu begitu..." Goda Joohyun, Yuriko berlari meninggalkan Joohyun sembari menyembunyikan wajahnya.

____

Di sinilah Joohyun sekarang, di sebuah apartemen yang sengaja ia biarkan gelap karena terlalu lelah untuk menghidupkan lampu, dia langsung membaringkan dirinya ke atas sofa sesaat setelah sampai di apartemen.

Mata Joohyun menerawang jauh ke langit-langit apartemen, ia kembali mengingat pertanyaan Yuriko beberapa hari yang lalu.

"Joohyun-san, kau mendapatkan banyak tawaran dari perusahaan besar di sini, kenapa harus kembali ke Indonesia? Kamu gak mau tinggal di sini lebih lama lagi?" Tanya Yuriko.

Joohyun hanya tersenyum dan menjawab, "Aku merindukan kampung halamanku."

Joohyun menghela nafasnya, "Apa kembali adalah pilihan yang baik?" Gumamnya seraya memejamkan matanya, mulai tenggelam dalam pemikiran tentang bagaimana takdir akan membawanya nanti.

_______

Joohyun berjalan pelan menggeret kopernya, menyusuri tempat yang sudah lama sekali tidak ia kunjungi, "Indonesia udah banyak berubah ya." Gumamnya pelan.

Kemudian ia tersenyum, "Tentu saja, semuanya pasti berubah kan seiring waktu haha, apa yang abadi di dunia ini?"

Joohyun kini sudah sampai di dalam rumah, ia disambut pelukan hangat dari mamanya, abangnya tidak usah ditanya, dia sudah menikah dua tahun yang lalu dan tinggal di Jerman bersama istrinya, kini yang tersisa di rumah hanyalah mama dan papanya saja.

"Aku kangen masakan mama." Itu kata pertama yang Joohyun ucapkan.

"Mama masak banyak buat kamu, ayo kita makan."

Joohyun mengangguk semangat.

_____

Sekarang Joohyun menatap hampa Jendela yang tertutup rapat di dalam kamarnya, "Udah lama banget ya." Joohyun hanya bisa tersenyum. Matanya kemudian beralih ke arah pesawat kertas yang sedari tadi ia pegang. Pesawat kertas yang tak pernah pergi meninggalkan kamarnya selama ia pergi.

______

"Kak, gimana Jepang?" Tanya sang papa, kini Joohyun berada di ruang tengah bersama kedua orang tuanya.

"Baik pa, di sana orangnya disiplin semua, jadi ya mau gak mau ikut disiplin kitanya."

"Wah, bagus dong. Gimana? Udah mikirin yang mau dilakuin selanjutnya?"

"Hmm, ada beberapa sih pa yg aku pikirin, kayaknya buka butik dulu deh." Jawabnya.

"Boleh gak papa bantuin untuk butiknya?" Tanya papa.

"Gak usah pa, Joohyun udah nyiapin budgetnya kok." Joohyun menolak dengan lembut karena ia sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk membuka usaha menggunakan uangnya sendiri.

Papa menangguk, "Tapi kalo ada apa-apa jangan sungkan kasih tahu papa ya."

"Siap pa!" Joohyun tersenyum.

Mama kemudian menghampiri mereka setelah tadi habis dari dapur sebentar.

"Joo, gimana pemuda Jepang? Pasti ganteng-ganteng ya? Gak ada satupun gitu yang nyantol di kamu?" Sambar mama.

Mendengar itu Joohyun menghela nafas beratnya, "Joohyun ke Jepang buat kuliah ma, bukan cari jodoh."

"Ya kan sambil menyelam minum air." Mama terkekeh.

"Joohyun sukanya produk lokal kali ma." Sahut papa.

"Berarti udah ada ya? Kenalin ke mama dong."

"Udah yaa maa, Joo mau mandi dulu, jangan bahas ini dulu."

"Jangan kelamaan Joo, kamu udah 25, mama pengen cucu."

"Baru 25 maaaa." Rengek Joohyun.

Mama tiba-tiba teringat sesuatu, "Oh iya Joo, mama lupa bilang, itu loh temen kamu Seokjin, katanya mau nikah kan? Masa kamu kalah sama dia?"

Deg...

"Seokjin?" Joohyun terpaku di tempatnya berusaha mencerna perkataan mamanya.

"Seokjin mau nikah?"

_____

TBC ..

Sorry banget baru lanjut ㅠㅠ

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang