Part 2

1.4K 96 22
                                    

Happy reading...

Seokjin POV.

Rasa penat sedang menguasai diriku, aku terduduk di sofa rumah baruku. Ya, aku baru pindah rumah hari ini, karena papaku membuka cabang perusahaan baru disekitar sini, untuk itu harus stay di sini dulu selama beberapa tahun.

"Seokjin, ayo kita ke rumah sebelah, mereka mengundang kita makan malam." Ucap mamaku.

"Benarkah? Baik juga ternyata tetangga kita ya ma, tahu aja kalo Seokjin laper, hehe."

"Kamu tuh ya, kalo makan aja semangat."

Aku hanya cengengesan.

"Tapi Seokjin mandi dulu ya ma."

"Iya, jangan lama-lama tapi, ga enak kalo mereka nungguin kita."

"Iya mamaku sayang." Aku mencium pipi mamaku.

"Bau keringat, sana mandi."

"Biarin bau, yang penting ganteng."

Mama hanya menggelengkan kepalanya, kekeke.

~~~

Aku dan mama sudah sampai di rumah tetangga kami, kalau kalian menanyakan papaku, jawabannya dia sedang sibuk bekerja, mungkin seminggu sekali papaku pulang ke rumah, mungkin...

"Pintunya kebuka ma."

Mamaku mengangguk. Baru saja aku ingin mengetuk pintu, aku mendengar suara cempreng dari dalam, dia sepertinya menyadari kehadiran kami, dan langsung menunduk malu. Aku menahan tawaku.

"Lucu."

"Kenapa senyum-senyum begitu?" Tanya mamaku.

Aku hanya menggelengkan kepalaku saja, sampai tuan rumah mempersilahkan kami masuk.

Itulah pertemuan pertamaku dengan Joohyun. Entah kenapa, sejak saat itu, aku jadi suka sekali mengganggunya, karena setiap dia marah, itu lucu sekali, aku sungguh terhibur, haha.

Yang lebih ajaibnya, ternyata aku satu kelas dengannya di sekolah baruku. Sepertinya aku akan menikmati masa SMA ku ini, kekeke.

"Apa lihat-lihat?" Dia menatapku tajam.

Aku lagi-lagi menahan tawaku, lucu sekali orang ini.

"Aku bahkan belum bicara ya!" Aku pura-pura mengeluh padanya.

"Jangan ganggu aku, duduk sana di kursimu!"

"Ga mau."

"Apa maksudmu? Aku tidak meminta persetujuanmu, tapi aku memerintahkanmu."

"Aku ga mau, karena aku suka kursi ini."

"Aku yang tidak suka kau di situ, aku tidak suka duduk berdampingan denganmu."

"Aku tidak meminta persetujuanmu."

Kali ini aku berhasil membuatnya menggerutu kesal. Haha, aku tidak jahat sebenarnya, tapi mengganggunya itu seperti ada kesenangan tersendiri bagiku.

~~~

Siang itu, aku bersantai di halaman rumahku sambil menggiring bola.

"Kau jago juga." Itu suara berasal dari rumah sebelah.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang