Happy reading...
Setelah sampai di hutan tempat perkemahan, udara segar yang masih asri sukses menjadi healing para pengunjungnya. Sejenak melepas sesak, tidak buruk juga.
"Wahh... Segar banget udara di sini, kayaknya udah lama deh ga ngerasain udara sesegar ini." Ucap Irene sembari merentangkan kedua tangannya.
"Sama sih, apalagi kalo di kota, cium bau aspal terus, polusi udara iya yang banyak." Keluh Seulgi.
"Ga salah lagi, rasanya juga kalo di kota makin hari makin panas aja tuh, mungkin karena pepohonan udah pada dijadiin gedung-gedung gede, gimana mau sehat?" Timpal Wendy.
Ditengah perbincangan mereka mengenai suasana hutan yang segar dan damai, Joohyun teringat sesuatu.
"Astaga! Koperku ketinggalan!" Joohyun menepuk keningnya.
"Tuh kan, cerobohnya kambuh." Ujar seulgi.
"Ya udah, ambil dulu sana di bus, kita tunggu sini."
"Iya, aku ambil dulu."
Joohyun berbalik kembali menuju bus mereka, Joohyun membuka bagasi bus, ternyata koper Joohyun diletakkan di bagian paling atas, Joohyun kesulitan mengambilnya.
"Gimana nih? Mana supirnya ga ada lagi."
Ditengah kebingungan Joohyun, seseorang muncul bak pangeran berkuda putih dari negeri dongeng, aduh, lebai sih.
Orang itu langsung menurunkan koper Joohyun tanpa banyak omong. Joohyun sedikit terpesona dengan pemandangan di depannya ini, bagaimana tidak, orang itu menurunkan koper dengan satu tangan, dan satu tangannya lagi ia masukkan ke dalam saku celananya, menambah kesan, manly? Ya, mungkin itu kata yang cocok untuk menggambarkan sosoknya.
"Kenapa melihatku seperti itu? Aku ganteng ya?" Ucapnya mendekatkan wajahnya pada Joohyun.
Joohyun terkejut lalu refleks mendorong orang itu, sehingga orang itu tersungkur jatuh ke tanah.
"K-kau! Sekali lagi berani mendekatkan wajahmu padaku, aku cakar muka jelekmu itu, Kim Seokjin!" Ujar Joohyun dan segera menarik kopernya.
"Hah... Ga tahu terimakasih banget jadi orang, masih untung ditolongin, kalo tahu gini, mending aku ikut Yoongi aja tadi, sial banget sih!" Keluh Seokjin sembari bangkit dari jatuhnya.
Di sisi lain, Joohyun memegangi dadanya yang berdebar tak karuan.
"Aku kenapa sih? Kenapa jadi panas gini ya? Perasaan cuaca lagi sejuk-sejuknya..." Joohyun mengibas-ngibaskan kedua tangannya.
~~~
Acara kemah di mulai dengan membangun tenda masing-masing.
Karena ini acaranya santai, jadi setiap orang dibebaskan untuk memilih teman satu tenda secara random, tidak ditentukan, asalkan bukan sama lawan jenis saja.
"Kita satu tenda ya." Ucap Wendy sembari kedua tangannya merangkul leher Yeri dan Sooyoung dari belakang.
"Iya dong mba wen, kalo ga sama kalian, siapa lagi yang mau nampung kita berdua?" Jawab Yeri memasang wajah sedihnya, dan siapapun yang melihatnya pasti akan tahu kalau itu 'pura-pura.
"Yeri benar..." Kali ini Sooyoung menambahi dengan tingkah yang jauh lebih dramatis.
"Ckck, udah cocok banget kalian main sinetron itu yang lagi ngetrend, yang judulnya panjang-panjang itu, pas banget asli, karakter kalian kayaknya juga cocok." Kata Joohyun sembari menggelengkan kepalanya.
"Mbak mah..." Yeri cemberut dan hanya dibalas dengan kekehan oleh Joohyun.
"Udah, ayo kita bangun tendanya." Kali ini Seulgi menengahi, takut-takut, kalau mereka dibiarkan terus bicara, mungkin akan sampai sore dan tenda mereka tidak akan terpasang, Seulgi cukup hafal sifat teman-temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Never Changes (Revisi)
Teen FictionCeritanya beda dari sebelumnya. 🔥JINRENE AREA🔥 Proses revisi, ceritanya berbeda ya dari sebelumnya... Sinopsis : Pernah ngerasain punya tetangga jail, suka usil, dan ga pernah seharipun ga gangguin lo? Joohyun merasakan hal itu, hampir setiap hari...