Part 34

98 20 2
                                    

Seokjin memasuki rumahnya dengan tubuh yang kecapean, lingkar hitam di matanya terlihat sangat jelas karena kurang tidur.

"Baru pulang?" Tanya Mamanya.

Seokjin mengangguk dengan lemah.

"Oh iyaa, mama baru ingat, tadi Joohyun ke sini."

Seokjin langsung melek mendengar nama Joohyun disebut, "Terus dia di mana sekarang ma?"

"Pulang lah, kan kata mama tadi."

Seokjin mendengus lemah, kembali ke mode awal, mode kecapean, "Ya udah, Seokjin ke kamar dulu ya, mau tidur."

Di lain tempat, Joohyun sedang menunggu pesan balasan dari Seokjin, namun tak kunjung dibalas juga, padahal Joohyun bisa melihat bahwa Seokjin sudah masuk rumah dari satu jam yang lalu.

"Bales gak?!" Keluh Joohyun, namun lagi-lagi pesannya belum kunjung dibalas.

Karena sudah kepalang kesal, Joohyun meninggalkan hapenya di kamar, dan dia turun ke bawah untuk menonton tv, "Bodo amat, gue gak peduli lagi."

______

Malamnya, Seokjin terbangun dari tidurnya, "Astaga, gue udah tidur selama ini." Ia mengucek matanya dan memijit kepalanya yang sudah pusing.

Seokjin mengedarkan tangannya di sekitar kasur, mencari-cari di mana letak benda pipih kesayangannya. Setelah mendapatkan benda tersebut, Seokjin langsung mengecek notifikasi yang ternyata sudah bejibun di ponsel miliknya.

Satu hal yang membuatnya terkejut, lima puluh panggilan tak terjawab, 20 pesan, semuanya datang dari Joohyun.

"Habislah aku, bisa-bisanya ketiduran sih?" Seokjin segera menghubungi nomor Joohyun, namun sayang tidak diangkat, "Astaga, ini udah jam berapa? Pantes lah ga diangkat, palingan dia udah tidur." Seokjin baru menyadari jika sekarang sudah menunjukkan pukul 12 malam.

Dengan berat hati, Seokjin harus menunda niatnya sampai esok hari, walaupun perasaannya tidak enak.

______

Besoknya, Seokjin sudah berada di depan rumah Joohyun, menunggunya untuk mengajaknya berangkat bersama sekalian ingin minta maaf dan menjelaskan situasinya kemarin.

Joohyun melihat Seokjin dari balik jendela kamarnya di lantai dua, ia pun tersenyum kemudian langsung bergegas turun ke bawah agar Seokjin tidak menunggu terlalu lama.

Sesampainya di bawah, ia dikejutkan dengan Seokjin yang lagi-lagi menaiki mobil biru, mobil yang berada di depan rumahnya kemarin, mobil Minji.

Mata Joohyun langsung memanas, Seokjin benar-benar sudah mempermainkannya, apa gunanya ia bergegas turun jika hanya untuk melihat Seokjin berangkat dengan wanita lain.

"Kalo gini, mending aku gak usah lihat aja tadi." Ungkap Joohyun kecewa.

"Loh Joo? Belum berangkat? Entar lo telat jangan nangis." Abang rese Joohyun menimpali.

"MAKANYA ANTERIN!" Teriak Joohyun tiba-tiba, karena memang moodnya sedang tidak baik.

"Bukannya sama Seokjin?"

"ANTERIN SEKARANG!"

"Iya iya, PMS lu yak?" Minho hanya geleng-geleng kepala saja.

_______

Sesampainya di sekolah, Joohyun tidak langsung masuk, ia menyempatkan dirinya untuk mengunjungi Seokjin terlebih dahulu, namun sayangnya di kelas Seokjin tidak ada, Joohyun jadi berpikir macam-macam, padahal tadi jelas-jelas Seokjin pergi lebih dulu darinya.

Joohyun mengambil ponsel di saku bajunya, ia mendengus sebal lantaran pesannya belum di balas juga, namun ada satu panggilan tak terjawab dari Seokjin.

"Aku nelpon sampai lima puluh kali, dia nelpon cuma sekali langsung nyerah? Hebat." Joohyun meninggalkan kelas Seokjin dengan perasaan kesal, marah, dan gelisah di saat yang sama.

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang