Part 41

186 17 12
                                    

Hari pernikahan.

"Huh, cape banget." Seokjin menyandarkan kepalanya di bahu Joohyun, ini kali pertamanya duduk setelah dari pagi sibuk melayani tamu.

"Ini nikahan ngundangnya sedunia kali ya? Gak habis-habis tamunya." Keluh Seokjin.

Joohyun terkekeh, "Namanya juga nikah sama pejabat."

"Untung kamu gak nikah sama pejabat ya Joo, coba iya, duh pasti cape banget keluarga kamu ngadepin tamu-tamunya."

"Kamu mau aku nikah sama pejabat?"

Seokjin segera menggeleng, "Aku gak yakin pejabat mau sama kamu."

"Kok nyebelin ya?"

"Hahaha, soalnya udah aku pelototin duluan, mereka kabur deh gak berani deket-deket."

"Huh dasar." Joohyun mengelus rambut Seokjin pelan.

"Oh iya, aku harus ke mama kamu nih, mana tahu dia butuh bantuan." Lanjut Joohyun.

"Gak usah."

"Loh? Kenapa?"

"Mama lagi nangis tuh."

"Nangis kenapa? Tante sakit?"

"Nangisin adeknya yg udah married, padahal mama yang ribet adeknya belum nikah-nikah, sekarang udah nikah malah ditangisin."

"Namanya juga kakak, aku juga gitu kalo adekku nikah."

"Emang kamu punya adek?"

"Enggak, hehe."

"Nanti kita bikin adek mau?"

"Apaasihhhh???? Ngomongnya yang bener kenapa?"

"Kenapa? Kamu gak mau punya anak dari aku?" Seokjin mengangkat kepalanya kemudian memasang muka bete.

"Ya kan belum nikah! Enak aja mau yang gratisan."

"Yang bilang mau gratisan siapa?"

"Tadi, perkataan kamu menjurus ke situ."

Seokjin menggetok kepala Joohyun, "Ini kepala perasaan pas sekolah pinter deh, kenapa pas lulus jadi gini ya?"

"Maksud?" Joohyun menepis tangan Seokjin sebal.

"Maksud aku, ya kita lamaran dulu, terus rencanain pernikahan sesuai keinginan kamu, terus nikah, bulan madu, kalo beruntung ya kita punya baby cepet, kalo nggak juga gapapa, kita nikmatin masa-masa pernikahan dulu, aku maunya anak cowok pertama, kalo semisal anak cewek duluan juga gapapa kok, walopun nanti aku kasian sama dia ngurusin adek-adeknya yang ada 9 orang, terus—"

Joohyun memotong ucapan Seokjin, "Eh banyak banget 9 orang."

"Biarin, aku suka rumah rame."

"Tapi tunggu deh, kamu udah ngerencanain sedetail itu tapi gak komunikasiin dulu sama aku?"

"Ini lagi komunikasi kan?"

"Gak sah lahh, masa di sini?"

"Emangnya harus di mana? Aku juga udah bawa cincin, nih." Seokjin merogoh saku celananya kemudian menunjukkan cincin yang dia bawa.

"Hah? Nggak nggak, aku anggep hari ini gak pernah denger apa-apa."

Joohyun pergi meninggalkan Seokjin yang kebingungan.

________

Malamnya setelah selesai acara, Seokjin mencari keberadaan Joohyun, namun ternyata Joohyun sudah pulang tanpa mengabarinya.

"Hey bocil, ngapain cemberut sendirian di sini?" Tanya Tante.

"Gapapa." Jawab Seokjin singkat dan mengalihkan wajahnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love Never Changes (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang