15

210 51 3
                                    

"Ra-On! Keluar sekarang !!!"

Dan panggilan dari managerku itu berakhir dengan satu sentuhan tombol merah dariku. Penyakit berisiknya kumat hari ini.

Aku lalu kembali mencoba fokus dengan apa yang kukerjakan selama tiga hari belakangan ini. Menggarap lagu untuk album baruku. Kalau tidak segera selesai,  mereka akan makin mengejarku nantinya.

"Huh," dengusku kesal saat gedoran keras dari pintu studio itu semakin menggangguku.

Meski kedap suara, tetap saja akan terdengar saat ada yang memukul pintu sekuat yang dilakukan Kwan ini. Seperti gajah sedang menanduk.

"Apa?" kataku saat membuka sedikit pintu dan hanya menampilkan wajahku saja padanya.

"Makan. Kau harus makan sekarang juga," kata Kwan dengan wajah serius. Bisa kulihat di tangan kanannya penuh dengan bawaan berisi makanan untukku.

"Aku sudah makan roti. Sekarang pergilah. Anggap sekarang kau sedang dapat libur."

"Kau sudah baca berita?" tanya Kwan cepat sambil menghadang pintu yang akan kututup.

"Aku buat skandal apa lagi?" tanyaku jengah. Aku memijat hidungku tempat kacamata tebal yang bertengger selama berjam-jam lamanya ini.

"Bukan kau. Tapi ... Choi Yoongi," kata Kwan. Aku sponyan membelakakkan mata begitu mendengarnya.

"Ada apa dengannya?"

Kwan tidak menjawab, namun dia menyerahkan ponselnya padaku.

Sebuah headline berita online terpampang di layar dengan huruf tebal ukuran besar.

'Produser ternama dituduh melakukan plagiatisme pada lagu terbarunya'.

"Apa ini?" tanyaku bodoh dengan mata dan tangan sibuk menatap layar ponsel.

"Ada seorang penyanyi baru yang mengklaim kalau dia adalah pencipta asli dari lagu yang Yoongi-ssi rilis dua hari yang lalu. Dia menunjukkan tanggal pembuatan, serta video yang memperlihatkan dia sedang memainkan lagu itu yang lebih awal dari milik seniormu."

"Di mana dia sekarang?" Kwan mengangkat bahunya.

"Tidak ada yang tahu. Agensinya belum menanggapi apa pun sampai saat ini. Dia juga tidak bisa dihubungi sejak masalah ini muncul."

"Kenapa dia bersembunyi kalau tidak salah?"

"Tidak ada yang tahu jalan pikirannya. Kemungkinan lagu kalian juga akan ditunda karena masalah ini. Sudah jangan pikirkab dia lagi, tugasmu makan sekarang. Lihat sudah mulai menempel kulit dengan rahangmu."

"Kwan ..."

"Apa?"

"Mian."

Kwan belum sempat merespon apa pun, saat aku melesat keluar studio tanpa bisa dia cegah.

Aku juga sudah mengambil kunci mobil yang ada di atas meja secepat kilat. Untung saja hari ini dia tidak membawa mobil van yang biasanya melainkan mobil lainnya.

Aku menulikan pendengaranku saat dia berteriak layaknya penyanyi orchestra di depan studio meneriakkan namaku. Kakiku tidak menurut pada panggilannya dan memilih segera kabur dari jangkauan Kwan. Sekali lagi maafkan aku ya.

Aku sedikit tidak sabar begitu sampai di depan studio milik Yoongi, dan segera berlari masuk ke sana. Tidak ada tanda-tanda kehadiran orang sama sekali. Terasa sangat dingin.

"Di mana dia sebenarnya?" gumamku.

Aku mengambil ponselku dan mulai mencari nomornya. Meski tahu kalau tidak ada yang bisa menghubunginya, aku tetap berniat mencobanya.

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang