8

227 48 3
                                    

"Tteokbokki?" bisik laki-laki yang duduk di sebelahku sambil menyeka keringat di keningnya.

" Call," jawabku cepat.

Layaknya pencuri yang takut ketahuan pemilik rumah, aku dan dia berjalan mengendap-endap keluar ruangan latihan. Tujuan kami adalah lorong kecil yang berada di belakang ruangan latihan. Tempat biasanya aku kabur untuk makan camilan malam saat trainer dulu.

"Tunggu sebentar," kata Chanyeol oppa sebelum meninggalkanku.

Dua menit kemudian, dia kembali dengan bungkusan hitam di kedua tangannya. Dia sudah memesannya terlebih dulu rupanya.

Aku segera membuka bungkusan itu dengan tidak sabar. Air liurku hampir menetes melihat warna merah yang sangat menggiurkan ini. Aku memberi dua jempol padanya karena mengajakku makan hari ini. Dia memang yang paling tahu apa yang dibutuhkan setelah latihan seharian.

"Pelan-pelan, tidak ada yang akan mengambil makananmu," komentarnya yang melihat betapa cepat aku makan. Memasukkan beberapa potong langsung ke mulutku hingga pipiku menggembung.

"Tteokbokki yang dimakan saat latihan seharian memang paling enak," kataku dengan senyuman disela acara mengunyahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tteokbokki yang dimakan saat latihan seharian memang paling enak," kataku dengan senyuman disela acara mengunyahku.

Ibu jari Chanyeol oppa tiba-tiba menyentuh sudut bibirku. Dibersihkannya saos yang ada di sana dengan jari itu.

"Terima kasih," kataku dan melanjutkan kembali acara makanku.

Sekilas aku melihat sebuah senyuman yang dia sembunyikan di wajahnya dengan menunduk dalam layaknya sedang berdoa.

Apa ada yang lucu? Atau wajahku yang terlihat berantakan karena makan dengan ala bar-bar begini?

"Apa yang kalian lakukan?!" teriak sebuah suara dari arah belakangku.

Keringat dingin langsung membasahi tengkukku. Layaknya setan yang baru saja menyapaku. Terlalu jahat memang kalau mengumpamakan pelatih sebagai setan. Tapi kehadirannya memang terkadang membuatku tak nyaman.

Dia tipe yang sangat keras dan ketat. Ini tidak boleh. Itu tidak boleh. Semuanya harus sesuai dengan standart yang dia punya. Membuatku stress dari dul.

Dengan langkahnya yang lebar, dia mendekat ke arah kami. Secepat yang kubisa, aku memasukkan tteokboki yang tersisa ke mulutku sebelum dia sampai. Karena aku tahu pasti akan dia rampas nantinya. Sayang kalau dibuang. Beli juga pakai uang tahu.

Chanyeol oppa langsung berdiri di depanku. Tak membiarkan pelatih mengintimidasiku lebih dari ini.

"Kalian sadar apa yang kalian lakukan? Seharusnya kalian jadi contoh yang baik untuk junior kalian bukan sebaliknya."

"Kami hanya beristirahat sebentar," jawab Chanyeol oppa dengan tenang.

"Keluar saat berlatih kau bilang istirahat?"

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang