28

205 46 7
                                    

"Sudah dengar kabar kalau Choi Yoongi dan Kim June punya seorang anak?" tanya Hana menyambutku pagi ini. Tiga hari setelah kecelakaan Yoongi.

"Benarkah?"

"Kau tidak punya perhatian terhadap mereka?" keluhnya terhadap reaksi datarku.

"Baiklah akan kuulangi. Benarkah itu?" tanyaku kini dengan heboh dan membuka mulut serta mata selebar mungkin.

"Hentikan. Kau malah terlihat konyol sekarang."

"Kau yang menyuruh."

"Kau jangan-jangan sudah tahu hal ini lebih dulu?"

"Aku tahu kalau June soenbae sudah punya anak. Hanya itu."

"Lalu tentang Yoongi? Apa itu benar kalau dia ayahnya anak itu?"

"Tanyakan padanya. Aku bukan juru bicara laki-laki itu."

"Kalian cukup dekat kan? Aku sangat penasaran pada dia yang tertutup akan banyak hal."

"Cukup dekat untuk saling mengumpat satu sama lain. Tapi tidak untuk berbagi cerita."

Hana hanya bisa menggelengkan kepala melihat sikap acuhku teehadap mereka. Perhatian kami lalu beralih ke seorang gadis yang baru keluar dari kamar mandi dengan pakaian yanga meneteskan air.

"Kenapa basah kuyup?" tanyaku pada Eun Kyung yang sudah seperti kucing kecebur kolam.

"Aku tidak sengaja jatuh tadi," jawabnya dengan senyuman bodoh dan badan menggigil.

"Tegakkan kepalamu. Apa yang kau cari di bawah?" kataku agak keras sambil memakaikan jaket milikku padanya.

Eun Kyung tidak menuruti ucapanku. Dia hanya sekali mencoba mengangkat kepalanya lalu kembali menunduk dengan kedua tangan saling bertautan. Aku mengikuti arah pandangan matanya, mencoba menerka alasan anak ini sampai berdiri ketakutan.

"Tidak ada pembersihan?" tanyaku pada Hana.

"Pembersihan?"

"Anak-anakmu," kataku merujuk pada para calon idol di agensi.

"Bukan pembersihan. Tapi penilaian bulanan. Kau ini kenapa?" tanya Hana yang menyadari ada kemarahan dari nada bicaraku.

"Boleh aku ikut? Meski suaraku hanya bernilai nol koma tapi tidak ada salahnya kan ikut di dalam menilai calon juniorku."

"Akan kutanya dulu pada yang lain apa kau bisa ikut atau tidak."

"Oke."

"Kau berdiri di sudut sana," perintahku pada Eun Kyung.

"He?" katanya tak percaya.

"Renungkan kesalahanmu selama tiga puluh menit. Lakukan sebelum kuseret kau ke sana."

Dia tersentak karena aku yang bicara marah padanya. Dengan langkah ragu, dia berjalan ke arah yang kutunjuk tadi.

Begitu dia berdiri di sudut lobi, ada begitu banyak orang melintas yang melihatnya. Rata-rata dari mereka menahan senyum dan tawa ketika melihat Eun Kyung yang masih terlihat kusut karena basah. Dan tentu saja, dia menunduk dengan tak nyaman.

"Apa yang kau rencanakan?" bisik Hana.

"Mengasah pisau."

"Tidak semua orang punya mental sekuat kau."

"Kau pikir aku sekuat itu?"

"Memangnya tidak? Di industry ini, tidak ada yang tidak tahu betapa kuatnya dirimu. Berkali-kali dihempas berita, dan sudah berkali-kali mendapat serangan haters tapi tetap saja bisa berdiri di atas panggung dengan gemilang."

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang