30

255 47 3
                                    

" ... Kau bukan lagi hanya sebagai artis, tapi akan jadi bagian dari management dan mendapat saham di agensi ini."

"Apa?!" kata mereka yang lebih terkejut dariku dengan ucapan direktur barusan.

"Saya sudah mengeluarkan dia, seperti yang anda semua inginkan."

"Maksudku, keluarkan dia dari sini. Sekarang tinggal kau pilih, mengeluarkan dia atau kami menarik semua uang yang kami berikan untuk menyokong agensi ini."

Direktur membetulkan letak kacamatanya sebelum menjawab. Perawakannya sangat tenang dan sama sekali tidak terusik dengan emosi dari mereka semua.

"Silahkan. Kami juga tidak pernah menyentuhnya. Selama ini, uang kalian kembali ke anak kalian tiap kali uang itu datang. Saya punya semua buktinya, jadi agensi tidak pernah berhutang sepeser pun dengan kalian."

Para laki-laki berjas ini kembali memucat wajahnya. Mereka bergerak mundur saat sadar tidak bisa mengendalikan direktur sesuka hati mereka.

"Saya juga tidak ingin ada idol asuhan kami yang menjadi pelaku bullying. Dan aku menjalankan agensi milikku dengan caraku. Bukan dengan cara kalian. Selama ini aku menghormati kalian selayaknya para orang tua dari trainee kami lainnya. Bukan karena aku takut pada kekuasaan kalian.

Lalu satu lagi, Anda semua tidak perlu cemas anak kalian satu atap dengan yang lain. Karena mulai sekarang, mereka bukan lagi bagian dari agensi saya."

"Kau akan menyesal sudah membuat keputusan seperti ini."

"Haruskah aku menyesal ... Kwon Ra On-ssi?" tanya direktur dengan mata mengarah padaku. Aku tersenyum mendengar panggilannya.

"Kebetulan aku sedang tidak ada kerjaan. Kalau kalian mau membuat ulah, dengan senang hati akan kulayani dengan baik. Bahkan sampai kalian jatuh sejatuhnya kalau perlu," balasku santai.

Mereka terdiam. Tidak menyangka juga gadis mungil macam diriku berani menantang mereka yang jelas-jelas punya pengaruh yang besar di luar sana. Pengaruh itu bisa kuubah menjadi boomerang bagi mereka. Semakin besar dukungan maka semakin besar kesakitan yang mereka rasakan saat orang-orang tahu betapa buruknya mereka ini.

"Aku sudah memperingatkan kalian kan?" kataku.

"Apa?"

"Percobaan pembunuhan yang kalian rencanakan untukku. Benar, polisi sudah menetapkan kalau kejadian itu adalah perampokan. Tapi ... Bagaimana kalau aku punya bukti lain yang bisa membuktikan ucapanku ini?"

"Anda tahu ini kan? Memang ponsel jenis lama. Tapi punya fungsi dasar yang sama dengan ponsel jaman sekarang. Contohnya, aplikasi perekam suara," lanjutku sambil memamerkan ponsel milik pemimpin rombongan barongsai semalam.

Mereka sadar sudah kalah sekarang. Tanpa suara lagi, kelima anggota dewan itu pergi sambil menarik kasar tangan putri mereka masing-masing.

Kasihan juga sebenarnya anak-anak itu. Mungkin anak mereka stress memenuhi standart orang tuanya. Tapi tidak bisa dibenarkan sama sekali dengan apa yang mereka lakukan selama ini.

"Kumpulkan semua video yang terekam hari ini. Lalu, berikan pada Ra-On," perintah direktur pada semua staff yang ada, setelah mereka semua pergi.

"Panggil Eun Kyung ke ruang latihan. Aku yang akan menilainya sendiri."

"Siap," jawabku.

Gadis yang namanya disebut itu baru berani memperlihatkan wajahnya, setelah bersembunyi sedari tadi di balik pintu studioku. Bisa kutebak dia sudah mendengar semuanya, terlihat dari wajah pucat ketakutan yang tercetak didirinya sekarang.

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang