Kapan kira-kira terakhir kali aku bertemu dengan manusia es itu? Ah, sudah sebulan yang lalu rupanya.
Saat itu bertemu hanya untuk membahas finishing lagu kami di kantor, setelahnya sama sekali tidak ada kabar.
Dia benar-benar hanya menghubungi agensi tentang kelanjutan lagu kami tanpa campur tanganku.
Aku juga tidak ada niatan menghubunginya lebih dulu karena takut dianggap menganggangu olehnya.
Aku belum berani bertanya pada Ryung tentang apa yang dia katakan pada Yoongi malam itu. Bisa-bisa aku habis dikunyah lalu dilepeh oleh kakakku karena bertanya terlalu banyak tentang Yoongi.
Lagu kolaborasi itu juga sudah selesai dan berhasil dirilis. Responnya sangat baik. Langsung berhasil menduduki peringkat pertama di beberapa chart dalam waktu pertama perilisan. Memecahkan beberapa rekor penyanyi lain dalam waktu singkat.
Sejak awal, aku dan Yoongi memilih menggunakan animasi sebagai MV lagu yang kami buat.
Terlalu merepotkan katanya kalau harus kami berdua yang melakukannya. Aku mengiyakan saja saat itu karena malas berurusan dengannya terlalu lama saat itu. Sedikitnya aku menyesal karena keputusan itu sekarang. Aku jadi tidak punya alasan lagi untuk melihatnya.
Terkadang pikiranku tentangnya teralihkan oleh kesibukan come back yang kujalani. Dari matahari belum terbit hingga tenggelam, yang kulakukan hanya berada di studio agar semuanya cepat selesai.
Dan Kwan-lah yang pontang panting karena mengurus semua persiapan pembuatan MV yang hanya dua buah ini. Meski hanya dua, itu saja sudah membuatku dan tim hampir mati kelelahan.
Aku tidak memperkirakan akan melakukan pengambilan gambar di musim dingin akan sesulit ini. Ada begitu banyak persiapan dalam prosesnya. Hah ... Aku rindu kasurku.
"Ra On !!!" teriak Kwan heboh sambil mengacungkan ponselnya ke atas.
"Apa?" tanyaku datar.
"Nomor satu. Lagumu menang."
"Ah. Baguslah."
"Kau tidak senang?"
"Hore," kataku datar sambil mengangkat kedua tanganku malas.
Kwan menggeleng melihat responku yang sama sekali tidak berminat dengan kabar yang dia bawa. Bukannya aku tidak bersyukur dengan semua pencapaian ini. Hanya saja aku masih kelelahan dengan semua hal yang berurusan dengan album baruku.
Berbeda dengan idol lain yang bersemangat tiap kali come back. Aku malah selalu kehabisan tenaga seperti ini dan butuh waktu lebih lama untuk bisa segera pulih.
Itulah alasannya hanya laguku saja yang melalang buana ke seantero tempat sedangkan aku masih meringkuk di rumah selama seminggu lamanya.
"Hah ... Bagaimana caranya dulu aku bisa langsung loncat ke sana ke sini setelah semua ini? Badanku sudah seperti cucian belum kering. Benar-benar mengenaskan sekarang," kataku sambil memandang langit-langit kamar.
Dan akhirnya, hari ini pertama kalinya aku bisa promosi di salah satu acara TV. Tahulah siapa yang paling senang dengan kehadiranku di sini. Kwan. Dia sudah mencetak senyuman berformalin di wajahnya. Semua orang dia sapa meski tidak kenal. Bahkan bibi penjual sayur juga dia sapa dengan riang gembira.
"Hari ini lagumu saling bersaing," ucapnya sambil memberikan sebuah kertas padaku.
"Bukan."
"Ha? Maksudmu?"
"Laguku dan lagu kami lebih tepatnya," kataku meralatnya.
"Benar. Lagumu dan Choi Yoongi. Maaf aku lupa."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tangled Red String (Complete)
Fiksi PenggemarRa-On bersumpah akan membunuh laki-laki yang sudah melukai harga dirinya sebagai penyanyi itu, dengan tangannya sendiri. Laki-laki dingin bermarga Choi yang selalu membuat kepala gadis itu mendidih. Semua semakin buruk saat dua orang ini diharuskan...