39

251 46 26
                                    

Apa yang biasanya akan terjadi kalau seorang wanita mengajak tidur seorang laki-laki?

Dan laki-laki itu membuka baju luarnya setelah mendengar ajakan itu. Kira-kira apa?

Kalau di drama, mungkin akan menjadi malam panjang bagi kedua pemerannya. Malam tak terlupakan mungkin.

Tapi laki-laki satu ini, entah karena dia terlalu lurus atau memang tidak punya rasa padaku, dia hanya tidur disebelahku setelah kejadian tadi.

Padahal jantungku hampir salto dari tempatnya saat Yoongi merangkak naik ke tempat tidur dengan mata yang terus menatapku lekat sampai memaksaku berbaring dengan dia berada di atasku.

"Aku tidak memesan udang rebus. Kenapa ada di sini sekarang?" katanya sambil menyentil pelan dahiku. Menertawakan kondisi wajahku.

Aku yang menutup mata sejak dia mendekat, semakin tidak mau membuka mata. Malu. Mungkin imajinasiku saja yang memang terlalu liar sampai bisa ke sana-sini.

Setelahnya, dia berbaring di sampingku dengan santainya dan menarik selimut bersiap tidur. Sedangkan aku masih berusaha menenangkan diri dengan menghembuska nafas beberapa kali.

Bagaimana dia bisa sesantai itu setelah buat jantung orang lain berantakan begini? Apa dia ini sering menggoda wanita di luar sana?  Mungkinkah?

"Jangan bergerak terus," ucapnya dengan mata terpejam. Terganggu denganku yang terus membolak balik tubuh ke kiri dan kanan.

"Kwon Ra-On ..."

"Maaf," kataku pelan.

Aku membelakanginya dan mencoba menghitung anak domba dalam pikiranku. Berharap bisa membuatku mengantuk karena bosan. Tapi sampai hitungan ke seratus, mataku tetap saja masih terbuka lebar

"Diam ya. Aku lelah seharian menyetir," kata Yoongi setelah menarikku dalam dekapannya dan sebagai alasan dari tindakannya.

Dia bisa tahu aku belum tidur? Padahal aku sudah tidak bergerak sama sekali.

"Kebiasaan sulit diubah memang," katanya lagi. Aku tidak mengerti dengan apa yang baru dia katakan. Dan Yoongi meraih tanganku lalu meletakkannya ke telinganya.

"Usap lah," katanya masih dengan mata terpejam.

Meski bingung, aku melakukan juga yang dia katakan. Tanganmu pelan mengusap telinganya. Rasanya aneh, tapi mataku juga perlahan memberat setelah melakukannya. Seakan sihir yang bermantra, aku tertidur lelap setelah melakukannya beberapa kali.

Tidur nyenyak yang rasanya sudah lama tidak kurasakan harus berakhir kala wajahku merasakan hangatnya sinar matahari yang masuk lewat sela kelambu dari jendela. Memaksaku untuk segera bangun dari mimpi indahku semalam. Padahal aku sudah tidak ingat lagi mimpi apa aku. Hehe ...

"Egh? Soenbae?" panggilku setelah mengulet dan tidak menemukannya di sampingku.

"Sudah bangun? Ayo makan," kata orang yang kupanggil barusan dari balik pintu yang tertutup. Dia cenayang kah? Bagaimana tahu kalau aku sudah bangun?

"Hati-hati dengan ...."

Brrukkk

" ... Meja," katanya lagi tepat saat jari kakiku menyapa meja yang berada di sebelah pintu. Nyeri-nyeri mantap. Ough ....

Yoongi menggelengkan kepalanya disertai tawa kecil begitu melihatku jalan sedikit terpincang keluar kamar.

"Kasihan."

"Benar kan? Kasihan sekali aku. Sakit," kataku sambil meringis.

"Bukan kau. Tapi mejanya."

Bibirku langsung maju beberapa centi. Dia ini tega sekali denganku. Tidak ada manis-manisnya.

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang