26

203 42 8
                                    

"Kau habis melakukan percobaan?"

"Ha?"

"Percobaan antara mobil dan tiang listrik kuat mana?" kataku menahan tawa.

Kwan mendengus kesal. Dia meringis menahan sakit saat mencoba untuk duduk di tempat tidur yang digunakan untuk pasien ini.

Terlihat pelipis dan sudut bibirnya terluka. Begitu pula dengan tangan kirinya yang terbalut gips serta tulang iganya yang patah.

"Apa kata dokter?" tanyaku sambil memainkan daun sintesis di meja yang ada di sampingnya.

"Sekitar lima hari di rumah sakit. Dan butuh waktu sekitar dua minggu untuk bisa bergerak bebas. Itu pun bisa lebih lama lagi kalau keadaanku tidak membaik."

"Yes," kataku dengan senyum lebar.

"Sesenang itu melihatku begini?"

"Ehey ... Bukannya aku senang melihatmu menderita. Hanya saja, aku bisa bernafas sedikit lega karena tidak mendengar semua omelanmu selama dua minggu nanti. Kan salahmu sendiri menabrak tiang listrik. Tapi, kau tidak sedang mabukkan kemarin?"

"Tidak. Sama sekali. Kalau tidak percaya tanya saja petugas yang juga sudah memeriksaku. Ini gara-gara kucing yang tiba-tiba lewat. Aku jadi terkejut dan membanting setir."

"Jangan salahkan makhluk lain karena kesalahanmu tuan Lee."

"Sudahlah. Lalu, kau bagaimana?"

"Aku? Aku kenapa?"

"Selama aku tidak ada, siapa yang akan mengurusimu?"

"Kau pikir aku anak kecil apa? Tenang saja. Aku akan mencari manager lain, sementara kau istirahat saja ya."

"Kau tidak bisa asal memperkerjakan orang. Akan ada masalah nanti kalau ada orang yang malah menusukmu dari belakang begitu dia masuk ke lingkaranmu."

"Apa aku terlihat semudah itu?"

"Apa aku saja yang mencarikannya?"

"No. No. Tenanglah. Kalau kau tetap secerewet ini, aku akan meminta dokter berikan kau obat bius gajah biar mulutmu itu tidak mengoceh terus."

Akhirnya dia mau menutup mulutnya juga. Aku mengerti kekhawatiran Kwan yang selama ini mengurus semua hal tentangku. Takut kalau ada yang mencoba menyakitiku.

Ada satu nama sebenarnya yang sudah masuk dalam daftar calon manager yang ingin kurekrut. Seseorang yang tidak terlalu asing bagiku dan Kwan.

"Apa aku mengganggumu?" tanyaku pada dia yang sedang melepas apronnya.

"Tidak. Aku juga sudah selesai melakukan pekerjaanku."

"Ada yang ingin kukatakan. Bisa kita bicara?"

Dia mengangguk dan mengekor padaku yang membawanya ke sebuah meja kosong di restoran tempat dia bekerja.

"Ehm, tapi sebelumnya aku mau minta maaf padamu."

"Maaf?"

"Maaf kalau apa yang akan kukatakan menyinggungmu."

"Silahkan."

"Apa kau ada waktu dua minggu nanti?"

"Memangnya ada  apa?"

"Aku ingin kau jadi managerku selama dua minggu."

"Kwan oppa kemana?" tanyanya dengan mata membelalak. Aku malah menaikkan satu salisku begitu mendengarnya.

Oppa? Hahaha ...

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang