Kwan marah besar. Sebenarnya, aku sudah mengira dia tidak akan suka pada keputusanku untuk menarik Eun Kyung kembali ke agensi. Tapi, sungguh tak kusangka dia akan semarah ini.
Telefonku tidak dia angkat. Semua pesanku pun dia abaikan selama dua hari terakhir.
"Mau balas dendam? Oke. Aku juga senang tidak ada yang mencereweti terus," kataku sambil melempar ponsel ke meja.
"Mentang-mentang jadi brand ambassadornya, kau lempar ponsel itu dengan entengnya," kata seorang Kim Chanyeol yang tiba-tiba datang ke ruanganku.
"Ini membuktikan ketahanan ponsel ini juga. Bisa untuk bahan promisi penjualan. Ada apa ke mari?"
"Mencarimu."
"Iya. Tentu saja oppa mencariku. Selain aku tidak ada orang lain di ruangan ini. Ada apa?" ulangku.
Chanyeol oppa menggaruk belakang kepalanya dengan tak nyaman. Seperti cemas akan sesuatu.
"Apa kau dekat dengan Kim June?" tanyanya setelah beberapa menit.
"Apa aku terlihat seperti orang yang mudah dekat dengan orang lain? Kenapa semua orang bertanya apa aku dekat dengan si A lalu dekat si B? Aku tidak dekat dengan siapa-siapa kecuali bayanganku sendiri."
"Cemburu aku bertanya tentang wanita lain?"
"Tidak. Untuk apa aku melakukannya," jawabku dengan wajah datar.
"Kalau begitu jawab aku. Apa kau dekat dengannya?"
"Entahlah. Aku tidak bisa memikirkan bagaimana hubunganku dengannya. Mau mendekatinya? Dia sudah punya anak."
"Kenapa kau seketus itu sih? Aku ingin mengajaknya kolaborasi. Menurutmu apa dia akan setuju?"
Aku menopang dagu sambil memandang wajah tampan yang ada di depanku ini.
"Oppa tanya menurutku?"
"Ya."
"Jawabanku adalah tidak. June soenbae tidak akan mau melakukannya kecuali dengan Choi Yoongi."
"Seyakin itu?"
"Kalau tidak percaya silahkan dicoba. Tapi jangan menangis kalau dia mengusirmu."
"Tapi aku jadi semakin ingin mencobanya?"
"Terserah padamu."
"Kemarin, kau lihat putranya juga kan? Bukankah dia sangat imut?"
"Oh. Mirip denganmu."
"Aku juga menyadari itu."
"Benar. Tidak ada yang bisa dibohongi dari kentalnya darah."
Chanyeol oppa terlihat terkejut dengan jawabanku. Mata bulatnya bergerak ke kiri kanan dengan cepat. Beberapa kali dia berniat membuka mulutnya tapi urung dia lakukan. Ada yang mengganjal sepertinya.
Aku berdecak kesal, begitu melihat Hana yang masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Kau tidak bisa mengetuk pintu? Harus kah kupasang awas anjing galak di depan?" kataku mulai marah.
"Kau bisa lakukan nanti. Kau lihat Eun-Kyung?"
"Eun-Kyung? Seharusnya sekarang dia berada di ruang latihan kan?" tanyaku kembali pada Hana.
"Kau juga tidak tahu ternyata. Dia sejak kemarin malam tidak bisa dihubungi sampai sekarang."
"Tenanglah. Dia mungkin sedang ada urusan mendesak."
"Bukan begitu, masalah kemarin yang menimpanya lumayan besar. Dia tidak akan kenapa-kenapa kan? Firasatku tidak enak."
Pikiranku lalu berputar pada dua laki-laki yang biasanya selalu mengikutiku, namun hari ini tak kutemui mereka di depan kantor. Tidak mungkin kan?

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tangled Red String (Complete)
FanficRa-On bersumpah akan membunuh laki-laki yang sudah melukai harga dirinya sebagai penyanyi itu, dengan tangannya sendiri. Laki-laki dingin bermarga Choi yang selalu membuat kepala gadis itu mendidih. Semua semakin buruk saat dua orang ini diharuskan...