19

236 51 4
                                    

Setelah menutup telefon dengan Ryung, aku kembali pada air yang mulai mendidih ini. Aku tidak tahu pasti manfaat air hangat dicampur madu, tapi aku sering meminumnya ketika sakit perut. Dan cukup manjur menurutku.

"Soenbae, minum ini dulu," kataku pelan dengan secangkir air madu di tangan kanan.

Dia menggeleng dan masih memejamkan matanya erat. Merasakan rasa mual dan nyeri di perutnya.

"Sedikit saja," pintaku.

Setelah cukup lama, akhirnya laki-laki ini mau menurut juga. Aku membantunya untuk duduk bersandar pada tempat tidur agat lebih mudah meminumnya.

Tangannya terlihat bergetar saat akan mengambil cangkir yang kubawa. Aku tidak melepaskan tanganku meski dia mengambil dan meminumnya sendiri.

"Sedikit berkurang sakitnya?" tanyaku setelah dia meneguk dua kali air madu tadi. Dia hanya mengangguk tanpa mengeluarkan kata. Hemat energi.

"Tunggu sebentar," kataku saat mendengar suara bel berbunyi.

Aku menyambut kedatangan Ryung yang berdiri di pintu depan dengan wajah ditekuk dan kesal. Di belakangnya, mengekor seorang wanita paruh baya yang kukenal sebagai pembantu di rumah kami dulu.

"Ahjumma juga ikut ke mari?" tanyaku sedikit terkejut.

"Tuan muda baru pindah rumah, jadi banyak yang harus diurus. Nona Gyuri juga harus ada yang menjaga. Jadi aku menawarkan diri beberapa hari untuk berada di rumahnya," kata ahjumma menjelaskan.

"Bukan beberapa hari. Tapi, ahjumma akan bersamaku selama aku tinggal di Korea," ralat Ryung.

"Lalu eomma?"

"Apa kita harus mencemaskan eomma yang bisa mengangkat truk besi dengan sekali kedipan mata?"

"Tidak," jawabku.

"Pintar," kata Ryung sambil menjentikkan jarinya ke keningku.

Aku belum menunjukkan di mana Yoongi berada, namun kakakku ini sudah lebih dulu menemukannya. Padahal ada beberapa pintu dan aku juga sudah menutup kamarnya tadi. Instingnya hebat juga.

Dia berdecak sambil menggelengkan kepala saat melihat keadaan laki-laki yang tambah pucat itu.

"Sejak kapan?" tanya Ryung setelah duduk di samping Yoongi.

"Dua hari," jawab laki-laki itu tanpa daya.

"Untung saja aku tidak mengambil jurusan forensic. Kalau tidak, mungkin aku kemari saat kau sudah berubah jadi mayat."

Yoongi malah tersenyum kecil mendengarnya. Ada apa ini? Suasananya sedikit lain. Rasanya dua orang ini sudah saling kenal. Apa karena mereka tinggal di perumahan yang sama makanya bisa saling mengenal?

Atau Ryung sudah pernah ke mari untuk mengantar tteok saat pindahan?

Tapi itu sedikit tidak mungkin. Kakakku tipe orang introvert yang tidak terlalu suka berkenalan dengan orang baru. Dan kalau pun dia memberi tteok pada Yoongi, lebih masuk akal kalau yang melakukannya Hana eonnie atau ahjumma. Bukan dia.

"Aku sudah memberi obat penurun panas lewat infus. Nanti kalau sudah habis ahjumma ganti dengan cairan nutrisi ini. Pelan saja tetesan infusnya."

"Baik tuan," jawab ahjumma patuh.

"Kenapa memberi perintah pada ahjumma? Memangnya ahjumma mau tetap berada di sini?"

"Lalu siapa yang akan menjaganya?"

"Aku."

"Kau sedang bercanda denganku? Tidak," kata Ryung tegas.

The Tangled Red String (Complete) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang