Aku menggigit kuku tangan kananku saat mendengar alunan lagu yang sedang diputar Kwan dari ponselnya. Lalu memutar kursi yang kududuki ini hingga menghadap ke arah laki-laki itu saat lagu berakhir.
"Kirimkan padaku."
"Ra-On, apa yang mau kau lakukan?" tanyanya khawatir.
"Diam dan kirimkan saja lagu itu padaku, lalu setelahnya pergi dari sini."
"Kau tidak akan memborbardir dia dengan berbagai kata manis kan?" tanyanya lagi dengan penekanan pada kata manis.
"Aku tidak melakukan hal murahan seperti itu. Tenang saja."
Kwan dengan ragu-ragu melakukan yang kuperintahkan. Dan, setelah mendapatkan yang kuinginkan, Kwan segera kuseret keluar dari studioku.
Sebelum pergi, dia kembali mengingatkanku untuk tidak banyak berulah. Alasannya tentu saja karena sebentar lagi aku akan melakukan comeback. Bisa porak poranda semua rencana kalau aku buat masalah.
Aku hanya menanggapi semua ocehannya dengan senyum manis tanpa banyak ucapan untuk membalasnya.
Seperginya Kwan, aku kembali berkutat dengan pikiranku sendiri. Pertemuanku tadi sore dengan Yoongi yang berakhir dengan pengusiran darinya, malah membuatku gatal untuk melakukan sesuatu.
Sangat menarik menurutku. Bagaimana dia bersikap sangat tenang padahal ini adalah masalah yang berat. Menyangkut kredibilitasnya sebagai produser ternama.
Kalau dia tidak bertindak dan membiarkan masalah ini berlarut-larut, bisa saja berubah jadi bola salju yang makin besar nantinya. Dan tentu dia yang akan rugi besar karena hal itu. Aku jadi gregetan sendiri dengan semua tingkah acuhnya itu.
"Tunggu. Rasanya aku pernah mendengar lagu ini. Tapi di mana dan kapan?" gumamku setelah mendengarnya untuk kedua kali.
Aku lalu menyalakan laptop hitam milikku. Membuka sebuah program yang kubuat waktu pertama kali jadi idol dulu. Program yang bisa mengidentifikasi lagu apakah sudah ada yang membuat atau belum.
"Selain klaim kalau mereka berdua yang membuatnya, tidak ada yang lain," kataku setelah hasilnya keluar.
Tapi ... Aku yakin pernah mendengarnya dan sepertinya jauh sebelum ini.
"Hah ... Oppa mian," kataku meminta maaf pada kakakku sebelum mulai menggila di depan laptop.
Tanganku bergerilya di keyboard dengan cantiknya. Mulai memuat semua filter lagu yang kubutuhkan untuk mencari tahu siapa pembuat pertama lagu tersebut.
Aku tidak akan bisa tidur kalau belum menemukan jawaban dari pertanyaan yang mengganjal ini. Karena itulah, mari sedikit berpesta.
"Ketemu," kataku sepuluh menit setelahnya.
Yang kucari adalah kapan tepatnya lagu itu dibuat. Dan dari yang kutemukan, lagu itu dibuat pertama kali dua tahun yang lalu. Lagu yang sama, bahkan ketukan yang sama. Tidak ada yang berbeda sama sekali.
"Memancing ikan besar tidak sesulit yang kubayangkan ternyata."
Aku mulai mencari alamat IP dari si pencipta lagu. Bukan hal yang sulit bagiku untuk melakukannya, hanya butuh beberapa menit aku sudah berhasil menemukan alamat itu. Tempat yang tidak asing bagiku. Studio Choi Yoongi.
Bukan sebuah kejutan sebenarnya mengetahui siapa pencipta asli lagu yang jadi perdebatan ini. Hanya saja, perasaan lega kurasakan begitu tahu kenyataan yang ada di depanku.
Pantas saja dia begitu tenang. Mungkin dia juga punya senjata rahasia yang akan dia keluarkan bila masalah ini memburuk. Hah ... Rasanya jadi orang bodoh lagi aku dihadapan dia. Tak apalah, dari pada mati penasaran akunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Tangled Red String (Complete)
FanfictionRa-On bersumpah akan membunuh laki-laki yang sudah melukai harga dirinya sebagai penyanyi itu, dengan tangannya sendiri. Laki-laki dingin bermarga Choi yang selalu membuat kepala gadis itu mendidih. Semua semakin buruk saat dua orang ini diharuskan...