18 - Lamaran !!!

1.4K 100 0
                                    

Viona, fandi dan fanya sengaja pulang ke indonesia tanpa meminta dijemput dibandara. Soalnya ya mereka ingin pulang dan pergi sendiri aja.

Katanya sih mama nya viona juga dan tantenya --riana sudah ada dijakarta. Entah ada apa gerangan tumben sekali tante dari viona itu ke jakarta. Biasanya hanya viona dan ibunya saja yang sering ke kalimantan.

Viona, fandi dan fanya turun dari taxi tepat didepan rumah milik viona. Lagi-lagu viona dan fandi turun dan melihat ada mobil yang terparkir tepat didepan rumah milik viona.

Kali ini ada dua mobil, yang satu berwarna maroon dan yang satunya hitam . Tapi kalau dilihat sih yang warna hitam itu kayak gak asing bagi viona.

"Ada tamu nih vi." Ujar fanya seraya menyeret kopernya.

"Siapa nih gatau gue juga."

"Udah lah ayo masuk dulu!" Fandi merangkul bahu viona, sedangkan fanya sudah berjalan lebih dulu memasuki rumah.

"HELLO!!! SPADAAAA YUHUU--" teriakan fanya terhenti saat ia melihat pemandangan yang amazing, fantastis, antusias, luar biasah!!!

Ada pemandangan seperti satu keluarga  yang sedang duduk di ruang tamu dengan membawa  parcell, dan bingkisan.

Tidak!!! apa ini miskahh?? Seserahan?? - batin fanya dengan mata melotot.

"Ehehehe maaf ya, anak saya mulutnya suka lancang." Ujar riana pada tamu dihadapannya. Ia segera menatap tajam fanya, dan memberi kode untuk segera enyah dari hadapannya.

Dengan terpaksa fanya masuk dan berjalan menuju belakang, ia ingin tahu ada apa ini sebenarnya. Ia pun menyingkirkan beberapa anak rambut kebelakang telinga agar ia bisa mendengar dengan  jelas apa yang terjadi.

Terdengar suara tawa yang mendekat menuju ruang tamu, ya! Tidak salah lagi itu suara candaan fandi dengan viona.

"Sini kamu!! Awas yahh." Ucap fandi.

"Hahaha gelii abangg jangan di gelitikk--"  viona terkejut melihat fauzan dan bu anita ada diruang tamunya. Apa ini? Ngapain jam sebilan malam mereka dirumah viona?!

Terlihat jelas perubahan raut wajah tidak suka fauzan pada fandi. Namun dengan tingkat kepekaan yang tinggi, fandi pun berniat menjahili fauzan, lalu fandi pun tersenyum smirk.

Ia merangkul bahu viona, lalu mengelus pucuk kepalanya. "Sayang capek gak? Bobo gih istirahat!"

"Ehh ehmm iya, permisi semua." Viona pun hendak berpamitan menuju kamarnya. Namun langkahnya terhenti saat suara fauzan terdengar...

"Saya disini berniat untuk melamar kamu." Ucap fauzan penuh keyakinan.

Viona yang sudah berjalan menuju kamarnya pun berbalik dan memandang para tamu disana. Belum sempat viona bersuara, fandi lebih dulu menyelanya.

"Berani sekali kamu ingin mengambil punya saya? Kamu gak tahu viona itu punya saya?" Ujar fandi.

Riana dan indri pun terkejut melihat aksi fandi. Entahlah apa yang hendak anak ini perbuat. Namun lain hal nya dengan doni--ayah fandi. Ia hanya geleng-geleng kepala seraya tersenyum.

"Sebelum janur kuning melengkung, saya juga berpeluang memiliki viona." Sahut fauzan lantang.

Memang riana dan indri belum memberitahu kalau fandi adalah sepupu yang sudah viona anggap layaknya kakak kandung sendiri. Ya mungkin disini terjadi kedalah fahaman antara fauzan kepada fandi.

"Wow, positif thinking sekali ya pikiran anda. Baiklah kalau begitu. Jawabannya saaya serahkan pada adik saya saja." Jawab fandi.

"A-adik?" Tanya fauzan.

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang