06 - Lelah Dilatih Rindu

1.4K 87 0
                                    

Sudah hampir tiga bulan semenjak kepergian rendi kembali untuk berkuliah di jerman, semenjak saat itu pula lah viona merasa ada sesuatu yang kosong. Entahlah padahal viona sudah sering ditinggal oleh rendi, namun kali ini rasanya sangat memuakkan.

Viona memang sudah mulai membalas pesan dari rendi lagi. Namun ia hanya menjawab acuh tak acuh, apalagi saat ditanya 'udah makan, lagi ngapain dll' pertanyaan yang membuat viona muak! Viona gak mau hal menye-menye kayak gitu.

Brakk

"Astaga! Tirsya ngapain lo gebrak meja!" Ucap viona yang terkejut seraya mengelus dada.

Tirsya hanya nyengir gak jelas. "Hehehe lagian lo bengong aja! Gye kan takut lo kesambet."

Viona mendengus kasar, lalu ia bangkit dari kursi dan berjalan menuju belakang.

"Eehh vioo tungguu!!" Tirsya segera mengejar viona, takut nya viona ngambek atau marah sama tirsya kan gak enak jadinya, pikir tirsya.

Untung saja keadaan cafe sedang sepi, jadi tirsya dan viona punya waktu untuk bersantai di taman belakang.

"Lo kenapa?" Tanya tirsya yang kini sudah mendaratkan bokongnya tepat disebelah viona yang termenung seraya bertopang dagu.

"Gapapa" jawab viona tanpa menoleh kearah tirsya, pandangannya masih terus lurus ke depan.

"Gue tau waktu dimana lo lagi bohong. Gue ga akan maksa sih kalo lo lagi gak mau cerita, tapi kalo nanti lo udah siap buat cerita, gue selalu ada." Tirsya menepuk pelan bahu viona lalu segera masuk kedalan cafe kembali.

Tanpa viona sadari, kedua sudut manik indahnya meloloskan butiran hangat. Pikiran viona sedang benar-benar kacau.

💘💘💘

Sepulang dari tempatnya bekerja, viona segera berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri.

Saat dirinya sedang berada didalam toilet, ponselnya bergetar. Kebetulan indri sang mama tengah masuk kedalam kamar milik putrinya. Ia hendak menyimpan makanan yang ia bawa diatas nampan.

Tok tok tok

"Vio, ada telepon. Kamu mandinya udah selesai belum?" Ucap indri didepan pintu.

"Siapa yang telpon?" Teriak viona dari balik pintu toilet.

"Rendi sih kayanya. Udah kamu selesain mandi nya aja dulu, baru angkat telfon nya nanti. Mama keluar dulu ya." Ucap indri, ia pun segera melangkah keluar dari kamar putrinya.

Setelah itu viona pun mematikan kran air lalu mengenakan bathrobe berwarna pink miliknya, dan tak lupa handuk yang membelit rambutnya yang basah. Ia pun segera keluar dari toilet, lalu duduk ditepian ranjang seraya tangannya mengambil ponsel dari atas nakas.

15 panggilan tak terjawab.

Benar saja, rendi menelpon nya sebanyak lima belas kali. Lalu viona pun berinisiatif menelponnya.

"Hallo sayang. Kok lama sih angkatnya?"

"Aku habis mandi tadi, ada apa kamu telfon?" Jawab viona.

"Hmm ya gapapa sih, aku kangen aja sama kamu..."

Viona terdiam sesaat. Kangen? Apakah ada hal yang lebih pening selain ngebahas kangen? Bacot!!

"Haloooo... Kok diem aja sih?" Tanya rendi diseberang sana.

"Ahh iya, maaf ya aku lagi capek banget abis kerja. Aku mau istirahat dulu ya."

"Yahh, aku kan masih kangen. Kesel tau kalo kangen gak bisa ngapa-ngapain." 

"Iya, aku juga kangen. Tapi please ya, aku mau istirahat!"

"Hmm yaudah deh. Met istirahat sayang. Muachh"

"Iya."

Tut

Sambungan telepon segera dimatikan oleh viona, ia pun meletakkan ponselnya kembali diatas nakas. Lalu ia mulai memakan hidangan yang telah di sediakan oleh mamanya. Yaitu ayam goreng, beserta sup jamur kesukakannya.

💘💘💘

Lelah dilatih rindu, terkadang perasaan itu muncul dalam hati viona. Ingin rasanya menyerah saja dengan keadaan yang begitu menghimpit hatinya. Ingin rasanya ia pergi sejauh mungkin dari semua hal yang menyiksa batin nya.

Ingin sekali ia memutar waktu. Jikalau boleh, ia akan meminta untuk tidak pernah kenal dengan rendi daripada harus melupakannya. Perasaan ini sungguh menguras kadar kesabaran nya.

"Helooooo. Napa bengong mulu ciwi!" Aldi melambaikan tangannya didepan wajah viona, namun sang empunya tetap diam tak berkedip.

"Woy fakboy! Jangan gangguin sahabat gue!" Teriak tirsya seraya membawa ember berisi air untuk mengepel.

Aldi menggaruk rambutnya yang tak gatal. "Gue ngeri dia kesambet njir." Bisik aldi tepat ditelinga tirsya.

"Heeeh! Jangan ngadi ngadi lo deketin gue, modus lo jamet!" Tirsya segera mengusap telinga nya yang terkena bisikan dari aldi.

"Idihh gue higienis ye! Lebay lo." Aldi menjitak kepala tirsya.

"Kurang ajar lo fakboy jamett!!" Tirsya berteriak lalu melempar aldi dengan kain kanebo, namun aldi hanya menertawakannya seraya meninggalkan menuju belakang.

Setelah kepergian aldi, tirsya mendekati viona yang sedari tadi masih saja diam mematung. Padahal aldi dan tirsya suaranya sangat mengganggu lho, biasanya viona segera ikut bergabung namun kali ini dia berdiam seperti patung. Kan ngeri kalo beneran kesambet.

"Viooo, jangan diem gitu ah serem!!" Tirsya menepuk bahu viona.

"Aahhh? Iya kenapa? Ada apa?" Sahut viona.

"Sekian lama, akhirnya lo sadar juga. Jangan banyak ngelamun ya.. kalo ada masalah cerita aja sama gue, oke?"

Viona tersenyum, "iya gue gak apa apa kok. Gue ke belakang dulu ya, mumpung cafe belum buka."

Tirsya mengangguk, lalu ia meneruskan pekerjaannya untuk mengepel cafe tersebut.

💘💘💘

Dah segini aja, jangan lupa vote nya ya utk dukung author! Makasih♥️

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang