15 - Menolong

1.1K 89 0
                                    

Cinta yang ku pendam
Tak mungkin tersampaikan
Siapalah diriku, bermimpi memilikimu ....

Ku sadari memang tak pantas diriku tuk bersanding denganmu ....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Viona dan tirsya tengah sibuk membereskan cafe. Jam sudah menunjukan pukul 09.15 viona dan tirsya sibuk membereskan beberapa peralatan.

"Pulang naik apa vi?" Tanya tirsya yang mengambil helm pink miliknya.

"Naik ojol." Viona pun segera meraih tas selempangnya.

"Gue anterin ya?" Tawar tirsya.

"Gak usah tir, rumah kita kan beda arah. Gue gak mau lo puter balik cuma demi nganter gue, udah tenang aja gue ada kang ojol." Sahut viona seraya mengenakan hoodie panda miliknya.

"Hmm yaudah deh, gue duluan ya. Kunci lo yang pegang deh ya! Byeee" tirsya pun keluar dari cafe dan segera menaiki motor matic miliknya dan menancap gas meninggalkan cafe tersebut.

Tersisa hanya tinggal viona seorang diri, karena aldi sudah pulang lebih dulu. Viona pun keluar dari cafe dan menguncinya.

Mata viona memandang ke rumah makan diseberang sana. Lampunya masih nyala? Ahh mungkin masih ada pelayan nya yang sedang beres-beres juga.

Namun saat viona berjalan mendekat ke pinggir jalan, viona melihat sosok yang tergeletak tepat dihadapan rumah makan milik bu anita.

"Apa itu? Itu orang pingsan atau..." Viona segera menyebrang dan berlari menuju orang yang terlihat tergeletak dihalaman rumah makan itu.

"Astaga! Bu anita bu, bangun buu bangun..." Viona menepuk pipi bu anita perlahan, namun nihil ia tak kunjung sadar. Mana jalanan udah mulai sepi. Sepertinya pelayan nya pun sudah pada pulang.

Viona berdiri lalu menghampiri dua orang yang sedang mengobrol didekat warung. Agak jauh sih jaraknya dari rumah makan milik bu anita.

"Mass, tolong saya mas."

"Kenapa mbak, ada apa?"

"Iya mbak ada apa?"

Viona menarik nafasnya. "Tolong bantuin ada yang pingsan didepan rumah makan padang mas, ayo ikut saya."

Viona dan kedua pria itu berlari menuju tempat bu anita tergeletak karena pingsan. Kedua pria itupun segera mengangkat bu anita, dan memasukannya kedalam taxi karena sebelumnya viona sudah memberhentikan taxi.

"Makasih mas bantuannya."

"Iya mbak sama-sama."

Viona segera masuk kedalam taxi dan menemani bu anita menuju rumah sakit terdekat. Viona bingung harus menghubungi siapa, hingga pada akhirnya suara ponsel bu anita berdering. Viona meliriknya sekilas, tertera nama "Fauzan putra mama"

Dengan keberanian viona meraih ponsel dari dalam tas milik anita. Lalu ia menggeser tombol hijau.

"Assalamualaikum mah, kenapa mama belum pulang?  Udah malem lho ini. Fauzan jemput yah?"

"Waalaikumussalam. Ma-maaf sebelumnya kalau saya lancang, tapi ibu nya mas tadi pingsan terus sekarang saya lagi menuju rumah sakit permata hati. Mas tolong segera datang ya mas."

"Ibu saya pingsan? Ah-iya saya akan segera kesana. Terimakasih sebelumnya ya."

Tut

Sambungan telepon dimatikan oleh fauzan. Taxi yang di naiki oleh viona pun kini sudah sampai didepan lobi rumah sakit. Sopir taxi pun segera memanggil beberapa perawat untuk membawakan brangkar untuk bu anita.

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang