01 - Di Luar Batas

4.4K 149 3
                                    

Viona telah membenarkan pakaian nya kembali. Dirinya memang tidak pernah having sex dengan pacarnya.

Namun ciuman dan permainan yang lainnya sudah menjadi hal biasa bagi dirinya saat bertemu dengan rendi,kekasihnya.

"Thanks for today my girl." Bisik rendy lalu ia segera mengecup bibir kirani singkat.

"Apa sih beb, kan tadi udah. Cium-cium mulu." Ucap kirani seraya menyisir rambutnya dengan menggunakan jemari lentiknya.

Rendi terkekeh melihat kekasih hati yang sudah menemaninya selama delapan tahun ini, selalu saja berhasil membuatnya gemas.

"Abisnya kamu gemesin." Rendi menangkup pipi chuby milik gadisnya tersebut.

Pipi viona kini bersemu merah, ah ia merasa blushing! Padahal sudah pacaran lama sekali dengan rendi, namun rendi selalu berhasil membuat dirinya blushing.

"Ihh udah ayok kita check out, nanti keburu malem. Mama kamu itu pasti nelponin terus. Nanti ujungnya aku juga yang kena marah." Viona bersedekap dada dan cemberut

Rendi tergelak. "Takut banget sih sama mama aku? Hmm?" Rendi mencubit hidung viona.

"Sakit yank! Kamu mau aku mati hah?" Ujar viona ketus. Ia pun segera bangkit dari atas ranjang hotel yang ia sewa sejak pagi tadi.

Biasalah rendi mengajak check in hanya untuk cuddle dan ciuman yah walau tanpa sex. Setidaknya itu membuat mereka merasa senang.

💘💘💘

Motor sport merah milik rendi kini sudah sampai didepan pagar rumah minimalis bercat hitam milik kekasihnya.

Viona turun dari motor lalu memberikan helmnya pada rendi. "Cepet pulang, pawang kamu udah stand by pastinya!" Viona memutar bola matanya malas.

Rendi mengacak rambut viona lembut. "Iyaiya bawell, kamu jangan bawel kayak mama aku dong, yank."

"Bodo ah." Sahut viona malas. Ia pun segera membuka pagar rumahnya.

"Good night sayang, jangan lupa mimpiin aku!" Ucap rendi seraya menutup kaca helm fullface miliknya. Dengab cepat motor rendi pun segera menghilang dari depan pagar rumah viona.

Tok Tok Tok

"Mama, vio pulang!" Viona terus mengetok pintu nya dengan tidak sabar.

Lalu saat ketukan semakin keras, pintu dengan cat berwarna putih pun terbuka. Menampilkan sosok wanita yang tak lain adalah ibu dari viona--indriana.

Pletak

"Kebiasaan, masuk rumah itu harusnya ucap salam. Kamu pikir ini kandang kebo apa?" Indri bersedekap dada dan mengoceh pada putri semata wayangnya itu.

"Sakit ma, ngapain dijitak segala?!" Ujar kirani seraya mengusap keningnya.

"Malem banget pulang, abis ngapain sama rendi?" Indri mulai mengintrogasi.

"Suruh masuk dulu kek anaknya, masa ditanyain didepan pintu? Gak etis banget." Viona segera menerobos masuk kedalam rumah nya.

Indri menggelengkan kepalanya, lalu segera mengunci pintu rumahnya. Indri pun duduk diatas sofa, hendak mengintrogasi putrinya itu.

"Habis dari mana, pulang kok jam setengah sepuluh?" Ucap indri serius.

Kirani mencoba mengatur nafasnya sejenak. Agar tidak terlihat gugup saat  ibunya bertanya hal seperti itu.

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang