24 - Waktu Jeda

1.2K 102 0
                                    

Beri kisah kita sedikit waktu
Semesta mengirim dirimu untukku
Kita adalah rasa yang tepat
Diwaktu yang salah

Diwaktu yang salah - Fiersa Besari

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Papa!!!" Viona berlari menuju pelukan papanya. Tak peduli kalau dibandara ini banyak orang yang melihatnya. Masa bodo, gak ada yang kenal kok wkwk!!

"Hello little girl. Kok nangis kangen papa ya?" Tanya lee.

Jujur, viona memang rindu papanya. Tapi tangisan ini, tangisan yang seolah ingin menceritakan bahwa hati viona hancur sekali.

"Iya dong. Aku kangen papa!!" Ucap viona girang. Ia pun menutupi kesedihannya dengan menampilkan wajah ceria andalannya.

"Ya sudah ayo kita pulang, kamu belum pernah ke rumah papa kan?" Lee mencubit hidung putrinya.

"Ihh papa sakit tauuu!!"  Viona mengerucutkan bibirnya. Lee hanya tertawa saking gemasnya. Lalu ia menuntun putrinya keluar dari bandara tersebut dan berjalan menuju mobil miliknya.

💘💘💘

Tok Tok Tok

"Dek, buka pintu nya ini kak tania." panggil tania didepan pintu kamar fauzan. Sudah semenjak terakhir viona datang kerumah nya, fauzan sama sekali tidak keluar kamar. Bahkan ia rela izin mengajar demi mengurung diri didalam kamarnya.

Anita dan suaminya sudah lelah membujuk fauzan agar mau keluar walau hanya untuk makan. Tapi tak ada respon dari sang empunya kamar. Baru kali ini, tania sebagai seorang kakak mencoba peruntungannya.

Ceklek.

Pintu kamar fauzan terbuka. Tania pun merasa senang. Memang, fauzan hanya akan sedikit lebih terbuka pada kakanya--tania.

Dulu, saat fauzan hancur di masa lalu tania lah orang pertama yang mengetahui itu. Tania faham seberapa hancur adiknya kala itu. Dan sekarang ia melihat lagi, kehancuran adiknya di masa lalu.

Namun kali ini tania tidak akan membiarkan masalah adiknya semakin berlarut. Ia akan mencoba bertanya apa yang sedang adiknya alami.

"Makan dulu yuk, nih kakak udah buatin sup ayam, tempe mendoan, dan ikan bakar. Ini kan kesukaan kamu semua. makan yan zan?" Pinta tania.

Fauzan pun masih diam dan menatap lurus ke depan, yang tania yakini. Tatapan itu kosong. Tania menghela nafasnya, lalu meletakan nampan berisi makanan ke atas nakas.

Tania pun perlahan mendekati sang adik yang duduk ditengah ranjang.

"Kenapa?"

"..."

"Butuh teman cerita? Kakak siap dengerin cerita kamu."

".."

Masih saja hening.

"Yasudah kalau gak mau cerita, kamu makan aja deh ya." Tania segera mengambil mangkuk berisi sup, namun tangannya ditahan oleh fauzan.

"Kak.."

Tania pun mengurungkan niat untuk mengambil mangkuk. Ia segera menghadap pada adiknya lagi.

"Ayo cerita. Kaka siap dengarkan." Tania memberikan senyuman terbaiknya.

Perlahan fauzan menceritakan semuanya. Tentang apa yang ia dan viona sedang alami. Tania mendengarkan semuanya dengan baik.

"Zan.. setiap manusia itu punya masa lalu disetiap hidupnya. Entah itu manis atau pahit sekalipun. Kamu lupa kalau kakak kamu juga pernah punya masa lalu kelam?"

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang