03 - Hari Bersamanya

1.7K 108 1
                                    

Hari minggu pagi seperti sekarang ini, memang enaknya rebahan saja bagi seorang viona. Sebab dari senin-sabtu  adalah hari kerjanya, namun sial dan jangan harap kalau ada rendi di indonesia.

Hari minggu milik viona akan berubah menjadi kacau. Yeah, lihat saja jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi tapi rendi sudah duduk manis di sofa rumahnya.

Viona yang terpaksa mandi walau dengan air hangat, ya ter.pak.sa. ! Karena kekasihnya ini meminta ditemani car free day. Halah alasan, bilang aja olahraga atau jogging.

Jogging itu hal yang paling dibenci oleh viona. Yaiya jelas dong, pagi hari yang seharusnya masih bocan alias bobo cantik eh malah disuruh lari-lari. Gak jelas.

"Semangat dong katanya mau jogging." Ucap rendi cengegesan.

"Apan dih, aku gak bilang mau joging. Inimah paksaan kamu aja" Sahut viona seraya mengikat tali sepatu nya.

Rendi tertawa. "Ya gak apa-apa sih, biar sehat. Rugi banget kamu diajak lari sama aku."

Viona memutar bola matanya malas. "Udah ah ayok nanti keburu siang, nambah panas." Viona pun berdiri.

"Ayok." Rendi menarik lengan viona.

Lalu mereka menghampiri indri--ibu viona yang sedang sibuk dengan bunga-bunga di pekarangan depan rumahnya.

"Ma, aku mau joging dulu sama rendi." Viona mencium punggung tangan ibunya. Lalu diikuti oleh rendi.

"Izin pinjam anaknya ya mama." Ucap rendi seraya tersenyum ramah.

"Iya ren, bawa aja. Kalo bisa mah karungin terus buang ke laut." Sahut indri.

Indri segera mendapat tatapan membunuh dari putrinya. Indri pun terkekeh. "Becanda doang dih, sensi amat."

"Au ah." Sahut viona.

Indri menggelengkan kepalanya melihat tingkah menggemaskan anak tunggalnya itu. Begitupun dengan rendi yang terus tertawa saat melihat gadisnya cemberut.

💘💘💘

"Udah ah yank aku capekk!" Viona mendaratkan bokongnya dibawah pohon besar. Tidak peduli kalau celana training nya akan kotor.

"Ah payah baru dua puteran lapangan basket itu aja udah capek." Ejek rendi. Ia pin ikut terduduk disamping viona.

"Terserah lah, udah tau aku paling gak suka lari. Malah dipaksa." Ucap viona ketus.

Rendi mengusap lembut rambut kekasihnya."Iya, maaf. Yaudah sebagai permintaan maaf gimana kalau kita sarapan bubur disana?" Rendi menunjuk ke arah gerobak bubur ayam diujung parkiran depan minimarket.

"Daritadi kek ngajakinnya." Viona segera berdiri lalu menepuk bokongnya yang  kotor.

"Giliran makan aja cepet banget responnya." Ucap rendi tertawa kecil.

"What ever" viona mengibaskan tangan nya, berjalan terlebih dulu meninggalkan rendi dibelakangnya.

"Eh tungguuuu!!" Rendi segera mengejarnya.

Sesampainya di tempat bubur ayam, viona segera memesan dua mangkuk bubur ayam paket komplit. Semuanya mau pakek.

Sate usus kek apalah semuanya mau pake, jangan lupa samballll nya. Makan apapun pasti wajib pedas bagi viona.

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang