12 - Pertemuan Pertama

1.3K 96 0
                                    

Siang ini cafe tempat viona sedikit ramai dari biasanya. Tirsya dan beberapa pelayan lain kewalahan mengantarkan beberapa pesanan ke meja pembeli. Termasuk viona yang menjaga kasir pun ikut kewalahan kalau tidak dibantu ryan.

"Vi, abis ni lo tolong anter pesanan ke rumah makan seberang ya? Tolong banget. Gue gak mungkin nyuruh tirsya dan yang lain. Gue juga gak bisa kalo anter kesana, mending lo aja! Lo udah sering kesana. Biar gue yg jaga kasir nya." Ucap ryan.

"Oke deh. Mana pesanannya?" Tanya viona.

"Ambil aja di si aldi dibelakang." Shaut ryan.

Viona pun bergegas menemui aldi di belakang lalu menanyakan pesanan untuk ia antarkan ke rumah makan diseberang sana.

Setelah mengambil pesanan dari aldi, viona pun segera berjalan keluar dari cafe dan menyebrang menuju rumah makan tersebut. Saat pertama dibuka Viona kebingungan, dia juga lupa bertanya harus diberikan pada siapa pesanan ini. Mana ngeliat pelayan disini juga pada sibuk semua. Haduh mesti gimana ini.

"Mas maaf saya mau anter pesanan dari cafe sebrang." Ucap viona pada salaah satu pelayan.

"Ohh iya, tolong dianter keruangan bu anita aja ya? Ada dilantai dua mbak. Maaf gak bisa bantu saya lagi sibuk."

Viona mengangguk. "O-oke makasih mas" viona segera berjalan menuju lantai dua, ruangan bu anita si pemilik rumah makan ini.

Setelah sampai didepan ruangan, viona segera mengetuk pintu tersebut.

Tok tok tok

"Iya, masukk."  Sahut seseorang dari dalam yang bisa dipastikan itu suara dari bu anita.

Viona pun berjalan menunduk tanpa memperhatikan sekitar, ia segera berjalan menuju meja bu anita untuk memberikan pesanan nya. Tanpa ia sadar ada sosok yang sedang memperhatikannya.

"Ini pesanan nya bu, kalau gitu saya pamit." Ucap viona.

"Waah, makasih ya viona."

Viona hanya mengangguk dan tersenyum, hingga saat tubuhnya berbalik... Viona beradu pandang dengan sosok itu, sosok yang seperti tidak asing dimata viona.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Dan..... "Ehemm" suara dehaman dari sosok yang seperti sedang berushaa menahan kecanggungan.

"Eh permisi" ucap viona tersenyum dan mengangguk. Alu segera berjalan keluar dari ruangan bu anita.

Sosok itu diam tak bergeming, ia juga merasakan menatao sosok wanita itu seperti tidak asing. Tapi dimana dan siapa? Bukannya ini pertama dia melihat orang itu?

"Kenapa kamu? Biasa aja dong natapnya." Celetuk anita menggoda putranya.

"Astaghfirullah, apa sih ma?" Sahutnya asal.

Anita tersenyum melihat tingkah putra bungsunya. "Fauzan, fauzan... Umur udah 26 masih aja kaku kayak anak abg kamu tuh."

Iya, dia fauzan rezki indrawan. Putra bungsu bu anita. Laki-laki yang belakangan ini memenuhi ruang hati dan juga otak dari seorang viona.

Namun baik viona maupun fauzan, mereka belum menyadari satu sama lain. Karena mereka hanya pernah melihat di sosial media saja. Tapi di real life? Mereka tentu tidak saling kenal. 

Sudah hampir tiga minggu fauzan pulang ke indonesia. Pendidikan yang ia tempuh di cairo pun sudah berhasil dirampungkan. Tentu pulang ke indonesia adalah tujuannya.

💘💘💘

"Siapa ya cowok yang tadi siang diruangan bu anita? Kok gue kayak ngerasa gak asing sama dia? Kayak pernah liat tapi dimana dan siapa ya??" Monolog viona didepan cermin rias.

Bodohnya viona, ia tidak mengecek sosial media seperti biasa. Bahkan ia tidak memastikan siapa cowok yang tadi siang menatapnya. Entahlah viona juga tidak faham.

Semenjak tiga bulan putus hubungan dengan rendi, viona merasakan kebebasan. Ia bebas melakukan apapun yang ia sukai tanpa larangan.

Oke, jadi gini ya.. viona itu dulu orangnya posesif pada rendi. Tapi ingat, semua itu pasti ada alasannya kan? Viona memiliki sifat posesif karena rendi tidak pernah memposting potret viona diakun sosial media nya.

Alasannya hanya satu ; keluarganya bakal komen yang gak enak?
Harusnya kan kalo rmang rendi serius mau orang atau bahkan keluarganya komentar ya jangan diambil pusing dong? Yaudah kita singkat cerita...

Rendi itu tidak pernah mempublish hubungan selama delapan tahun, tidak pernah mengajak malam mingguan karena peraturan keluarga rendi yang melarang keras anaknya keluyuran malam.

Dan terakhir gara-gara rendi tidak publish hubungan akhirnya banyak cewek gatel yang DM dan komen dipostingannya. Sehingga membuat viona geram dan menjadi posesif pada rendi.

Awalnya rendi suka-suka aja kalau viona posesif, tapi lama kelamaan kadang emosi rendi tidak terkontrol tanpa sadar menyakiti viona. Padahal seharusnya disini yang tersakiti itu viona. Belum lagi pihak keluarga rendi yang selalu menyalahkan viona seenaknya tanpa mau tau apa sebabnya. Pokonya hubungan rendi-viona itu tidak sehat.

Rendi dan viona sama-sama keras kepala da egois. Tidak ada yang mau mengalah satu sama lain, jika mereka sudah dihadapkan dengan permasalahan.

Viona itu butuh sosok pembimbing, orang yang bisa memaklumi keadaanya. Kalian tahu kan viona itu kurang figur seorang ayah dalam hidupnya? Dan sebenarnya viona butuh sosok yang bersifat lembut seperti seorang ayah yang dapat memahaminya.

Viona tidak membenci ayahnya, justru viona merindukannya. Namun, rasa trauma karena kehilangan figur seorang ayah sangatlah membuat luka yang sangat besar dalan hati viona. Apalagi viona yang sama sekali tidak mengetahui siapa ayahnya, sebab ayahnya pergi saat mama viona mengandung dirinya.

💘💘💘

Jangan lupa vote utk dukung author! Makasih zeyenk❤️

Skenario Terbaik (END)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang