3. Time zone

219 55 1
                                    

Anindira menelusupkan kepalanya diatas meja, memejamkan matanya dalam-dalam. Bel istirahat baru saja berbunyi, membuat Pak Irawan selaku guru geografi langsung menutup pelajaran hari itu. Perutnya keroncongan, tapi ia tidak memperdulikannya. Hari ini ia malas sekali.

Teman-temannya sudah ricuh, berbondong-bondong mereka keluar kelas. Murid biasa seperti Anindira biasanya akan kekantin mencari camilan, tetapi anak organisasi biasanya memilih berkumpul bersama teman-teman mereka di secretariat. Seperti Judan yang memilih ke ruang taekwondo. Atau tipe kutu buku bintang kelas akan memilik mengerjakan lembar kerja di perpustakaan.

Di samping Anindir yang sedang menelungkupkan kepalanya di atas meja, ada Titan yang kini sedang sibuk memakan kuaci yang ia bawa dari rumah. Tubuh erempuan itu menghadap belakang, mengobrol bersama Surya membahas hal yang Anindira tidak paham.

Mulai dari ketua osis, gosip terhangat, kakak kelas menyebalkan, playboy kelas sebelah. Mereka memilih menghabiskan waktu istirahat pertama di dalam kelas karena mereka tahu Anindira sedang tidak dalam mood yang bagus untuk keluar kelas.

Mereka terus berbicara banyak hal, Anindira sayup-sayup dapat mendengar apa yang mereka bicarakan sambil menyebut nama-nama yang jelas Anindira tidak kenal.

"...Tapi dia cocok sama yang dulu deh, Sur, kalo kata gue."

"Ada juga anak IPA yang nyoba deketin..."

"Ih gue si kasian ya, Tan."

"Gue enggak nyangka dia begitu Sur."

"Ih lo engga tau aja dia kalo di warung belakang tuh sumpah beda banget."

Kira-kira begitulah penggalan-penggalan obrolan antara Surya dan Titan yang bisa Anindira dengar. Terkadang mereka cekikikan, terkadang mereka meringis satu sama lain. Topik obrolan mereka pindah-pindah. Ada saja yang di bicarakan.

"Lo kenal kan sama anak basket, itu lho yang bertiga mulu."

"Gue kenal yang anak basket doang, 2 temennya gue enggak kenal, kenapa deh?" Ucap Titan sambil membuka cangkang kuaci.

"Itu mereka bertiga kan ganteng banget ya, tapi sumpah deh, cewek-cewek pada cerita ke gue, mereka tuh kalau di deketin cewek ya susah banget deh. Tau gak kenapa?"

"Kenapa deh?" Ucap Titan sambil mengeser kursinya lebih dekat ke arah Surya.

"Ternyata mereka udah pada punya pacar..."

"HAH?? Sumpah lo?? Tapi enggak keliatan bucin deh?"

"Mereka penganut sekte LDR tau... Eh, enggak deh, ada satu yang jomblo."

"HAHH??? Yang mana?"

"Yang anak jurnalis lo tau enggak?"

"Oh yang paling diem itu kan?"

"Iya, sumpah deh jomblo gitu disaat temen-temennya punya pacar apa enggak kesep—"

"SHUTTT Berisik banget lo berdua dari tadi."

Surya terkekeh, "Eh udah bangun lo?"

"Gue enggak tidur. Seru banget lo berdua kalau cerita."

"Sumpah, Dir, lo mau ikutan juga sesi perghibahan duniawi kita? Coba-coba sini lo mau tau yang mana?" Ucap Titan dengan antusias.

"Enggak, gue enggak mau tau apa-apa."

Titan mencibir, Surya yang melihat itu tertawa sampai membentu eye smile di matanya.

"Surya, nanti pulang lo ada urusan enggak?"

"Satu-satu nya schedule gue hari ini cuma ke tobaku sih, disuruh mami. Kenapa, Dir?"

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang