Hai Nin, ini Jakie. mungkin akan terlihat aneh saat kamu terima surat ini. Kenapa aku kirim surat padahal bisa aja aku chat kamu. Jawabannya adalah karena kamu masih marah dan chat ku enggak dibalas, juga ini akan jadi kenangan terakhir dari aku sebelum aku pergi ke Jerman.
Nin, sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Maaf karena udah sembunyiin soal keberangkatanku ini. Aku sama sekali enggak ada maksud untuk sembunyiin hal itu dari kamu, aku cuma pingin cari waktu yang tepat untuk kasih tau ini semua ke kamu. Karena jujur, Nin, jujur aku takut akan reaksi kamu. Aku terus nebak-nebak reaksi kamu seperti apa saat aku kasih tau. Aku takut, dan ketakutan aku benar terjadi hari itu.
3 hari lagi aku berangkat, tapi kamu masih belum mau balas chat ku, belum mau ketemu aku kalau aku kerumah, jujur hal itu bikin aku khawatir, Nin. Aku takut kamu terbiasa tanpa aku. Kamu yang diam kayak gini juga bikin aku ragu sama keputusan ku, apa keputusan ku untuk pergi ke Jerman adalah keputusan yang baik? Maaf buat kamu kecewa.
Kemarin aku ketemu Surya, aku titip kamu ke dia karena aku lihat dia yang paling sering bareng kamu. He was happy when he knew i was going to germany, and also he was worried about you. Sama kayak aku. Dia khawatir kamu akan sedih kalau aku tinggal. Aku bilang ke dia untuk tetap jaga kamu walau kalian udah beda kampus. Dan dia enggak keberatan. Aku lega.
Aku juga ketemu Jayden dan Sagha, kita bertiga main ke rooftop di gedung terbengkalai dekat sekolah. Kamu tahu kan? Tempat itu ternyata enggak seram lho, Nin! Nanti kalau aku udah balik dari Jerman kita ke situ, Yuk! Sunset nya bagus banget deh. Sama sekali enggak seram. Tahu, nggak sih, Nin, Jayden nangis pas kemarin kita main. Katanya dia enggak nyangka kalau kami bertiga bakal pisah kayak gini. Hahah kocak banget deh. Oh, iya, aku juga udah titip kamu ke Jayden, kalau kamu butuh apa-apa hubungi Surya atau Jayden aja, ya? Mereka orang kepercayaan aku.
Aku juga ketemu abang. Aku samperin Bang Heesa ke Bandung. Awalnya aku takut sih mau nyamperin, takut ditonjok karena udah buat kamu kecewa. Tapi ternyata dia welcome banget ke aku. Aku bilang ke Bang Heesa, bilang kalau aku udah buat kamu kecewa tapi respon dia cuma geleng-geleng kepala aja.
Tadi siang aku ke rumah kamu, kamu pasti tau ya? Kamu ngintip dari jendela kamar? Hehe, aku ke rumah niatnya mau ketemu kamu. Tapi karena kamu masih enggak mau ketemu, jadinya aku ngobrol sama Mama. Ngobrolin apa ya? Banyak banget deh, Mama peluk aku katanya bangga banget sama aku. Mama juga minta maaf atas apa yang kamu lakuin ke aku padahal kamu kan gak ngapa-ngapain ya, Nin? Pas aku mau pulang, aku peluk Mama. Aku nangis, Nin. Aku merasa bersalah ke Mama karena udah buat anak cantik nya kecewa. Mama kaget pas tau aku nangis, Mama bilang gakpapa dan bilang kalau aku harus tetap berangkat ke Jerman, mama bilang aku harus lulus dengan baik lalu pulang dengan membanggakan. Setelah dengar Mama ngomong gitu, aku jadi semangat kuliah di sana.
Nin, aku enggak tahu surat ini akan sampai ke kamu atau enggak. Besok aku kerumah mu lagi. Kalau besok kamu masih enggak mau lihat aku, suratnya aku titip ke Mama. Kalau besok kamu udah mau ketemu, berarti kamu enggak akan baca surat ini karena pasti aku akan bicara langsung.
Udah jam 11 malam, Nin, aku tidur dulu ya? Kata kamu, aku harus jaga kesehatan kan? See you Nin, aku enggak pernah ngomong ini, tapi, I love you.
-Jakie Damien Koen
KAMU SEDANG MEMBACA
HOODIE BOY || JAKE SIM [END]
FanfictionDua remaja ini disatukan saat keduanya memiliki rasa takut pada hati mereka. Saat mereka ingin melangkah lebih jauh, namun takut tergelincir pada pijakan pertama. Lalu bagaimana keduanya berjalan beriringan, bagaimana mereka memulai langkah bersamaa...