"Udah jam segini lo enggak dispen rapat, Jek?"
"Enggak ada rapat, istirahat dulu, acara selanjutnya masih kurang 2 bulan lagi, seharusnya tetap rapat,sih. Tapi anak organisasi minta libur rapat dulu."
Jayden dan Sagha hanya mengangguk mendengar penjelasan Jakie. Mereka berdua tahu betul Jakie sesibuk apa, telebih sekolah mereka memang sering mengadakan acara-acara seperti itu yang tentu saja membuat perangkat organisasi menjadi sibuk.
Mereka bertiga kini sedang duduk dikantin, sebenarnya bisa di bilang mereka lebih sering makan di cafeteria, tapi karena Jayden merengek ingin makan soto daging, jadi mereka mengalah dan memilih untuk makan di kantin. Not bad lah, mereka juga lumayan rindu makanan kantin.
"Jumat gue mau ke Seattle." Ucap Jayden yang sontak membuat Sagha dan Jakie terdiam, mereka persis seperti sedang melakukan pause challenge.
"Gila, jumat banget, Jay?" Ucap Sagha merespon ucapan Jayden. Yang ditanya hanya mengangguk sambil sibuk menyeruput kuah soto nya.
"Dadakan banget, Jay, I mean, jumat tinggal 2 hari lagi lho." Kini Jakie yang mengambil alih pembicaraan.
"Tapi wajar lah, Jek, Jayden kayaknya udah lama enggak nyamperin Jeje. Lo udah berapa lama, Jay, enggak ketemu Jeje?"
Yang ditanya hanya mengangkat tangan. Membentuk jari-jari yang menunjukan angka 5. "Tuh, udah 5 bulan enggak ketemu."
Jakie hanya mengangguk. "Tapi make sure Jeje beneran di Seattle, Jay. Jangan kayak waktu itu, lo samperin ke Seattle dia malah lagi di New York."
"Kangen banget gue sama dia."
Ah, sekarang Sagha dan Jakie mengerti kenapa Jayden merengek seharian ini. Laki-laki itu sedang berada diambang kerinduan kepada sang pacar. Jayden memang seperti itu, jika ada sesuatu yang terjadi, suasana hatinya pasti langsung berubah.
"Btw, Gha, kemarin ekskul Ice skating ada yang menang ya? Mau diwawancarain gak sekalian ngisi podcast?"
"Oh, si Mila, nanti gue tanyain dulu, ya."
Jakie mengangguk antusias, sambil mengangkat jempol tangannya.
"Ice skating ada 2, lho, yang menang. Lo enggak mau wawancara dua-dua nya?"
"Boleh-boleh, siapa?" Ucap Jakie antusias.
Sagha menunjuk dirinya sendiri. "Gue."
Jakie langsung lemas, wajahnya langsung mendatar. "Boleh deh lo podcast."
Sagha tersenyum dengan senang, kapan lagi ngisi podcast jurnalistik yang terkenal seantero sekolah. Siap-siap followersnya nambah deh.
"Nanti kerumah gue deh, PS." Ucap Jayden.
"Kerumah gue aja, Jay, Bunda baru balik dari Jerman."
Jayden dan Sagha hanya mengacungkan jempol.
***
Jakie membuka pintu rumah besar berwarna coklat itu, memasuki ruangan besar diikuti oleh Jayden dan Sagha dibelakangnya. Mereka berdua baru saja pulang sekolah, karena tidak ada rapat dan ekstrakulikuler, mereka akhirnya memutukan untuk main sebentar sesuai perjanjian tadi siang. Mohon diingat, 'sebentar' yang mereka maksud adalah jam 9 malam, atau kalau malas mengendarai motor mereka akan menginap. Tidak hanya dirumah Jakie, bahkan saat dirumah Jayden atau Sagha, mereka sering menginap satu sama lain.
"Terserah lo mau di ruang keluarga atau kamar, gue mau samperin Bunda dulu."
Setelahnya Jakie melesatkan tubuh menuju kamar Bunda, Jayden dan Sagha akhirnya memutuskan untuk duduk di sofa ruang keluarga. Agaknya tidak sopan jika langsung menyusup ke kamar Jakie sekalipun laki-laki itu sudah mengizinkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOODIE BOY || JAKE SIM [END]
FanfictionDua remaja ini disatukan saat keduanya memiliki rasa takut pada hati mereka. Saat mereka ingin melangkah lebih jauh, namun takut tergelincir pada pijakan pertama. Lalu bagaimana keduanya berjalan beriringan, bagaimana mereka memulai langkah bersamaa...