10. Susu Kotak Ketan Hitam

185 45 1
                                    

Sudah 3 hari berlalu sejak Anindira dan Marvel putus, tidak ada yang berubah, hanya saja kini Dira lebih tenang karena tidak ada lagi bayang – baying Marvel yang selalu menghantuinya. Jujur, tidak seperti putus cinta seperti umumnya yang lekat dengan tangisan dan galau, Dira malah lebih bahagia sekarang. Mungkin karena keputusannya tepat.

Ia juga mendapat kabar bahwa Marvel resmi didrop out, entah bagaimana kabar laki-laki itu sekarang. Apakah masih di Jakarta atau sudah pindah ke belahan dunia yang Anindira tidak tahu. Yang jelas Anindira lega.

Banyak sekali hal – hal yang lumayan berubah sejak Anindira putus dengan Marvel, contohnya seperti Mama Papa Dira yang lebih bawel, teman – temannya yang kini lebih sering mengikuti Dira kemanapun, dan Abangnya Maheesa yang sekarang memilih untuk kembali ke Jakarta 2 minggu sekali, ya, memang Bandung – Jakarta dekat, tapi kan, Maheesa itu seorang mahasiswa, apa tidak buang – buang waktu?

Hari ini jadwal Maheesa pulang ke Jakarta, Maheesa janji akan menjemput Dira sepulang sekolah langsung dari Bandung. Katanya laki – laki itu membawa pisang bollen kesukaan Dira. Tuh kan. Abangnya berubah jadi lebih perhatian.

"Dira, lo enggak mau pulang bareng gue aja naik si Ttori?" Ucap Surya yang kini sudah menggemblok tas berwarna biru di bahunya. Ah, Ttori itu motor scoopy coklat kesayangan Surya.

Dira yang masih sibuk memasukan buku – buku kedalam tas menoleh ke arah Surya yang kini sedang berdiri dibelakangnya. "Nggak, hari ini kan Abang pulang, jadinya di jemput."

Surya hanya mengangguk mengerti. "Yaudah yuk, gue temenin lo nunggu di depan."

Sebenarnya, walaupun pertemanan Dira dengan Titan lebih lama dibanding pertemanan Dira dengan Surya, tetapi yang lebih sering bersama nya adalah Surya. Mungkin karena di antara mereka berempat yang tidak punya kesibukan dan lebih suka santai – santai adalah Dira dan Surya.

"Dira, sorry, kayaknya enggak bisa nemenin lo nungguin Bang Heesa, Mami chat suruh cepet pulang." Ucap Surya dengan nada imut, ia bahkan sudah menunjukan isi room chat dengan sang Mami.

Dira hanya mengangguk, lalu melambaikan tangan ketika Surya sudah bergegas keluar menuju parkiran sekolah.

Sedangkan di lain sisi, tepat nya diruang radio sekolah, seseorang sedang duduk di kursi penyiar sambil membolak – balikan berkas yang sudah menumpuk di sisi kiri nya. 2 bulan lagi, SMA Tunas Harapan akan mengadakan acara tahunan Gebyar Seni, bukan pentas seni biasa, tapi lebih kepada perlombaan semi-pentas. Nanti dari sekolah mana pun boleh mendaftar dan tampil, acara nya akan diadakan selama 3 hari berturut – turut di lapangan utama SMA Tunas Harapan, puncak nya pada hari ketiga. Dipastikan hari itu akan banyak sekali orang yang akan datang.

Jakie menghempaskan tubuh pada sandaran kursi putar, masih ada waktu 2 bulan tapi diri nya sudah sibuk sana – sini terlebih Eskul Basket akan mengadakan lomba minggu depan, perlombaan rutin juga yang selalu diadakan setiap tahun. Yang juga mau tak mau Jakie harus menghandle nya bersama dengan Ketua Basket, Jayden, sahabatnya sendiri.

Sungguh Jakie pusing sekali menghadapi nya, kenapa 2 acara besar ini memiliki jadwal yang hampir bersamaan. Iya, memang beda 2 bulan, tetapi acara besar seperti ini pasti menyita waktu banyak untuk persiapannya.

Jakie memejamkan mata nya sebentar, tubuh nya benar – benar remuk tak bersisa, bahkan jika bisa ia meminta, ia hanya ingin meminta istirahat selama 8 jam penuh karena jam tidur nya sudah direnggut oleh berkas – berkas itu.

Baru saja ingin memasuki alam mimpi, Jakie mendengar suara mengganggu dari belakang tubuhnya.

"Sshutt, shut, Jakie, lo tidur?

Ia tahu persis suara itu, ia menggeram kesal, mengapa sulit sekali bahkan hanya untuk istirahat, Jakie pun terbangun, memutar kursi nya yang kini sudah menghadap pintu keluar, disana sudah terlihat Jayden yang sedang menyembul kan kepala nya di pintu.

"Gue kira lo tidur, Jek, lo gak balik? Udah jam 5 nih."

Astaga, sore sekali, sungguh kebiasaan buruk Jakie jika sudah asyik dengan sesuatu ia pasti lupa waktu, memang jam 5 belum terlalu sore karena pasti masih banyak murid yang sedang melakukan kegiatan eskul dan rapat organisasi, tapi tetap saja, ia sudah di ruangan ini sejak istirahat makan siang, ia bahkan tidak kembali ke kelas nya.

"Lo balik aja duluan, Jay, masih ada yang perlu gue cek."

Jay yang mendengar ucapan Jakie pun mengangguk setuju, kemudian melesat pergi. Sedangkan Jakie, kembali mengecek berkas – berkas penting itu sebelum akhirnya sesuatu kembali menginterupsi nya. Kali ini bukan dari Jay, namun notifikasi dari bunda.

Bunda : Jaki, kamu dimana, Nak? Bunda lagi di Super Market nih, tapi bunda lupa bawa dompet, susulin bunda dong anak ganteng...

Rasa lelah nya mendadak hilang begitu saja, ia tertawa membaca pesan singkat dari Bunda, Bunda selalu bilang Jakie pelupa, padahal sifat itu turun dari wanita cantik itu. Tanpa membalas pesan itu, Jakie membereskan dokumen bersiap untuk pulang, saat membuka tas nya, ia melihat 2 buah susu kotak rasa ketan hitam Jakie memang membeli nya tadi siang, namun ia belum sempat meminum nya, karena tergiur ia pun mengeluarkan satu susu kotak itu.

Laki – laki itu melangkah kan kaki nya menuju gerbang sekolah, sebelum akhirnya ia melihat perempuan dengan rambut sebahu sedang berdiri di dekat pos satpam, tapi sebelum nya ia mendengar sesuatu.

"Aduh, Bang Heesa lama banget sih, udah haus banget nih, minum gue habis lagi." Ucap perempuan itu sambil menempelkan ponsel nya ke telinga, mungkin ia sedang mencoba menelpon seseorang.

Jakie yang mendengar keluhan kecil itu berinisiatif untuk memberikan susu kotak yang berada di genggaman nya, ia pun menepuk bahu perempuan itu.

"Mbak, mbak haus? Ini saya ada susu kotak diambil aja buat mba, biar gak haus." Ucap Jakie kepada perempuan itu.

Perempuan itu merespon dengan tersenyum, ia pun menerima susu kotak itu dan meminumnya.

"Makasih ya, ini enak lho, gue baru coba rasa ini."

"Mbak saya duluan ya, buru – buru." Tanpa menunggu respon dari lawan bicara nya, Jakie pun melangkahkan kaki nya menuju parkiran.

Sebelum benar – benar pergi, seseorang berteriak.

"Eh, lo yang pinjemin gue hoodie, kan? Kapan gue balikin?"

Jakie pun membalikkan badan nya untuk merespon orang tersebut "Nanti aja ya, saya buru – buru." Lagi – lagi tanpa menunggu respon dari lawan bicara nya, Jakie pun melangkahkan kaki menuju parkiran, kali ini tidak berjalan santai tetapi berlari.

"Haduh, eh tapi gue balikin kemana? Tuh kan bodoh tadi kenapa gak nanya nama sih? Atau minimal nanya kelas astagaaa Dira lo kenapa bodoh banget sih."

Sambil menghentakkan kaki nya karena kesal dengan kebodohan diri nya, tiba – tiba ponsel di geggamannya bordering, Anindira lalu melangkahkan kakinya menuju luar gerbang sekolah. Terlihat mobil B-RV hitam berhenti di depan Anindira lalu pengemudinya menurunkan kaca mobil, dan muncul lah sosok tampan kesayangan Anindira.

"Ngapain disitu, Neng, ayo masuk." Ucap Bang Heesa kepada Anindira, tanpa basa – basi Dira pun masuk ke dalam mobil itu.

"Bang, sumpah gue bodoh bangettttt." Ucap Dira teriak sambil memukul – mukul lengan Maheesa.

"Stop, anjir, sakit, lo emang bodoh tapi kalo mukulin gua jadi keliatan lebih bodoh." Ucap Maheesa sambil meringis kesakitan.

"Kenapa sih lo?" Ucap Maheesa penasaran melihat adik nya yang tadi teriak – teriak kini berubah menjadi pendiam.

"Gapapa, udah jalanin mobil nya."

HEH? sumpah Adik nya seperti kesurupan setan sekolah jika begini, Maheesa mengerutkan dahi nya merasa bingung pada sikap adik nya.

"Gak jelas lo." Ucap Maheesa kemudian menancapkan gas mobilnya. 

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang