Suasana kantin siang ini sangat padat, banyak siswa yang berlalu-lalang didaerah situ membuat Judan, Surya, Titan, dan Dira membalikan badannya dan memilih untuk makan siang di cafeteria saja. Memang agak mahal dibanding katin, hanya suasananya lebih nyaman saja karena pengunjung cafeteria cenderung sedikit. Biasanya hanya dikunjungianak organisasi atau anak kelas 12 yang makan sambil sibuk mengerjakan tugasnya. Tenang, makan siang hari ini disponsori oleh Judan jadi mereka tidak perlu khawatir uang mereka terkuras.
"Eh, nanti jadi, kan? Awas aja kalau gak jadi, masalahnya gue enggak bawa kendaraan nih."
"Jadi lah, Sur, lagian lo tumben gak bawa kendaraan?"
"Lah ngapain bawa kendaraan, nanti kan naik mobil mewah nya Judan, kalau gue bawa kendaraan hilang dong kesempatan gue buat pamer di instastory kalo gue punya temen kaya raya."
Anindira dan Judan menggelengkan kepala mendengar obrolan random Titan dan Surya, Surya ini memang anaknya down to earth banget alias merendah untuk meroket. Ia tidak merasa dirinya tinggi padahal dia juga terlahir dari keluarga terpandang, tapi gak keliatan aja sama anak kelas soalnya masih suka nunggak uang kas.
"Kan lo juga punya, Sur, mobil kayak gue dirumah?" Ucap Judan sedikit memancing Surya agar mengeluarkan sisi flexingnya. "
Surya menaruh jarinya telunjuknya didepan mulut, mengisyaratkan Judan untuk tetap diam.
"Dokumen negara sangat rahasia. Awas aja lo kalau bocor ntar gue dikejar-kejar si Dian suruh lunasin uang kas." Ucap surya sambil mengunyah nasi goreng, membuat pipi merahnya penuh dan bergoyang-goyang.
"Lagian lo suka banget sih nunggak uang kas." Kali ini Dira yang buka suara karena sejak tadi diam saja menyimak.
"Heh kenapa malah jadi bahas uang kas? Makan aja deh makanan kalian. Males deh gue kalau bawa-bawa harta gitu." Ucap Surya gemas.
Judan tertawa, "Gimana gue, untung mereka cuma tau gue orang punya aja, kalau mereka tau ini sekolah punya bokap, abis gue."
Mereka tertawa, hal ini sebenarnya seringkali menjadi keluhan bagi Judan dan Surya, Surya trauma diporotin waktu SMP, dan Judan yang lelah dipandang guru sebagai anak yang punya sekolah saja. Hal ini enggak berlaku untuk Anindira dan Titan yang biasa saja, enggak kurang tapi enggak lebih juga.
Sedang sibuk memakan ramen, seseorang dari arah belakang menepuk pundak Anindira beberapa kali, membuat perempuan itu menoleh lalu terkejut melihat orang itu, Anindira otomatis menggeser posisi duduknya, seolah mempersilahkan orang itu untuk ikut duduk di kursi panjang bersama Anindira.
Judan, Titan, dan Surya mematung melihat pemandangan yang ada di depan mereka. Sadar atau tidak, Jakie dan Anindira menjadi lebih sering memamerkan kedekatan mereka akhir-akhir ini. Jika dulu hanya berani dekat di luar sekolah, kali ini mereka bahkan memamerkan kedekatan di kantin, cafeteria, koperasi, dimana saja mereka bertemu. Hal itu tentu saja menjadi santapan nikmati bagi murid-murid lain yang penasaran sebenarnya ada apa dengan mereka berdua.
"Lho? Katanya ada rapat sama jurnalistik?" Ucap Anindira setelah menenggak air mineral di depannya.
"15 Menit lagi."
Jakie meletakan dua buah susu kotak diatas meja, menyodorkannya kehadapan Anindira. 3 orang lain yang juga ada di meja itu saling melirik satu sama lain, mereka bahkan tidak berani berdeham karena takut akan mengganggu kemesraan mereka, alamat deh ini jadi nyamuk.
"Lho, kok rasa kacang hijau?"
"Aduh, sorry deh saya lupa kamu sukanya ketan hitam, bagus juga kok kacang hijau buat pencernaan."
Anindira memutar bola matanya, walaupun begitu ia tetap menyeruput susu kotak tersebut. Jakie tanpa sadar mengacak gemas rambut Anindira, selanjutnya terdengar suara batuk dari seberang. Itu Surya yang tersedak minuman. Titan yang terkejut pun menepuk pelan bahu Surya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOODIE BOY || JAKE SIM [END]
FanfictionDua remaja ini disatukan saat keduanya memiliki rasa takut pada hati mereka. Saat mereka ingin melangkah lebih jauh, namun takut tergelincir pada pijakan pertama. Lalu bagaimana keduanya berjalan beriringan, bagaimana mereka memulai langkah bersamaa...