19. Kangen Berdalih Martabak

175 47 2
                                    

Kini Anindira dan Jakie sedang duduk disalah satu tempat makan, Jakie sedang mengetikkan sesuatu pada laptopnya. Sudah seminggu ini laki-laki itu sangat sibuk, bahkan malam ini laki-laki itu baru saja pulang rapat dan langsung menjemput Anindira untuk menemaninya makan dan membuat laporan.

Sebenarnya selama laki-laki itu sibuk, mereka berdua menjadi jarang bertemu, Jakie jadi jarang terlihat disekolah dan hal itu membuat Anindira sedikit kesepian. Karena selain disekolah, Jakie juga jadi jarang menghubunginya. Tapi kalau sudah melihat Jakie seperti ini, Jakie yang bawah matanya menghitam dan rambut berantakan, agak nya Anindira mengerti, Laki-laki itu bahkan hanya tidur jika sempat, bagaimana bisa ia menghubungin Anindira di tengah jadwalnya yang sibuk. Juga, Anindira ini siapa minta dihubungi?

"Jek, dimakan dulu burger nya."

Jakie hanya mengalihkan fokusnya pada laptop, menyeruput iced matcha latte nya sedikit lalu kembali memfokuskan diri pada laptopnya. Entah bagaimana, tapi akhir-akhir ini matcha latte menjadi minuman favorit Jakie.

Anindira yang merasa perkataannya tidak diindahkan pun mendengus nafas berat, memindahkan tubuhnya menjadi duduk di samping Jakie. Memperhatikan lekat mata Jakie yang sedang fokus pada laptopnya.

"Jek, tadi pagi lo sarapan gak?"

Jakie hanya menggelengkan kepalanya. "Enggak sempat."

"Tadi siang makan enggak?" Kali ini dengan percaya diri Jakie menganggukkan kepalanya "Makan."

"Makan apa?"

"Roti." Lagi-lagi Anindira mendenguskan napas berat, ia sudah sangat kesal dengan laki-laki disampingnya ini.

Anindira menggenggam tangan Jakie membuat fokus Jakie terbelah, Jakie menatap Anindira terlihat sekali raut wajah perempuan itu yang sedang menahan kesal.

"Jek, jangan begini, kalau lo forsir diri lo terus-terusan nanti lo bisa sakit sebelum hari-H."

Jakie mengangguk mendengar ucapan dari bibir tipis milik Anindira, kemudian laki-laki itu menyuapkan satu suapan burger kedalam mulutnya. Mengunyah burger itu dengan pipi yang penuh. Membuat Anindira tertawa melihatnya.

"Jek, jangan kayak gitu lagi, gue enggak suka liat lo kecapekan. Gue enggak mau lo sakit. Pokoknya pulang dari sini, lo harus langsung tidur."

"Boleh ngerjain laporan tapi sampai jam 9 aja." Ucap Anindira dengan tegas. Jakie tau perempuan ini tidak mau dibantah, ia juga tidak ada niat membantah ucapan Anindira.

Jakie hanya tersenyum menganggukkan kepalanya menurut.

***

Bersyukur tadi malam Jakie menuruti ucapan Anindira untuk tidak tidur larut, sehingga saat ia tiba-tiba ditelepon oleh Bagas pukul 6 pagi dirinya tidak terlalu lemas. Terlebih seharian ini laki-laki itu sama sekali tidak berada disekolah.

Laki-laki itu mengajukan dispen untuk mengurusi acara dan mencari sponsor dari pagi hingga sore bersama beberapa panitia yang lain. Jelas laki-laki itu lelah dan tertinggal pelajaran.

Bahkan kini jam sudah menunjukan pukul 5 sore, laki-laki itu belum sempat makan siang dan kebetulan sekali, dua temannya, Jayden dan Sagha ricuh mengajak Jakie untuk nongkrong disalah satu cafe. Dan disinilah akhirnya Jakie berlabuh, duduk sendiri menunggu Jayden dan Sagha yang katanya sudah dijalan.

Jakie sudah terlebih dahulu memesan makanan dan minuman, ia mengunyah makanan dengan lahap. Terlihat sekali laki-laki itu sedang kelaparan. Setelah beberapa suap Jakie memasukan makanan kedalam mulutnya, Jayden dan Sagha terlihat memasuk cafe bersamaan.

"Lama banget lo berdua."

Jayden dan Sagha menarik kursi secara bersamaan. "Nih, Jayden ada urusan Basket dulu tadi."

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang