24. Special Gift

169 47 0
                                    

Sudah satu minggu sejak pentas seni, selama seminggu itu pula Jakie dan Anindira tidak bertemu, hanya sesekali saling mengirim pesan. Jakie sibuk, laki-laki itu harus menyelesaikan tugas-tugas yang belum ia selesaikan.

Tadi malam Jakie menghubungi Anindira melalui aplikasi chat, menanyakan apakah perempuan itu memiliki waktu luang hari ini, karena katanya Jakie ingin memberi hadiah spesial untuk Anindira yang ia sudah iming-imingi beberapa waktu lalu.

Karena Anindira adalah orang yang lumayan memiliki banyak waktu, perempuan itu langsung mengiyakan saja ajakan Jakie. Itulah akhirnya mengapa Anindira berada disini, dimobil yang sering Jakie gunakan, dengan laki-laki itu yang hanya menggunakan celana pendek dan kaos berwarna hitam. Pakaiannya cukup kontras dengan Anindira yang totalitas, perempuan itu menggunakan midi skirt bermotif floral dan blouse berwarna putih dengan rambutnya dicepol asal.

"Kayaknya outfit gue berlebihan ya?" Ucap Anindira sambil memasang seatbelt.

Jakie yang sedang memutar stirnya pun menoleh, memeriksa pakaian Anindira yang perempuan itu sebut 'berlebihan'.

"Enggak kok, bagus."

"Soalnya liat pakaian lo begitu, harusnya gue pakai daster aja gak sih?"

Jakie tertawa mendengar celetukan Anindira, ternyata perempuan itu tidak menanyakan pendapat, tetapi sarkas.

"Kalau tahu kamu sarkas begitu, mending gak usah saya tanggapin, ya, lagian santai sih, Nin, saya belom mandi juga."

"Itu terdengar lebih menyebalkan sih, lagian kita mau kemana sih, Jek?"

"Special giftnya ketemu Bunda sambil buat macaron, kamu suka macaron, kan?"

Anindira melotot, ia memutar tubuhnya menghadap Jakie yang berada disebelah kanannya.

"Hah? Aduh kok lo gak bilang sih, aduh ini pantes gak sih outfitnya?" Ucap Anindira gelagapan.

Jakie menaikan sebelah alisnya, melirik sebentar kesebelahnya, perempuan itu terlihat sedang bercermin sekarang.

"Aduh, saya enggak kenal nih Anin yang sekarang, sejak kapan sih kamu jadi mikirin outfit gitu? bukan kamu banget."

"Bukan gitu, Jek, tapi kan ini mau ketemu Bunda."

"Ya terus kenapa? Terakhir kali kamu ketemu Bunda juga pakai seragam sekolah, beliau santai aja kan?"

"Itu kan karena pulang sekolah, ini kan emang sengaja mau ketemu."

"Ya emang kenapa sih? Takut gak lolos seleksi calon mantu? Tenang aja, Bunda orangnya open minded kok."

Anindira memutar bola matanya, entah sejak kapan laki-laki disampingnya ini jadi suka bercanda. Entah karena jarak rumah Anindira dan Jakie yang semakin dekat atau karena keduanya menghabiskan waktu dengan tertawa secara singkat saja tiba-tiba Anindira dan Jakie sudah sampai di depan pagar rumah kediaman Jakie.

Jakie keluar dari mobilnya, mendorong pintu gerbang sendiri karena satpam rumahnya sedang libur. Setelah pintu gerbang terbuka lebar, barulah Jakie memarkirkan mobilnya di garasi.

Jakie dan Anindira memasuki rumah Jakie, dari dapur Bunda sudah sibuk menyiapkan bahan-bahan membuat macaroon.

"Lho udah sampai ya? Duduk dulu aja, Dira."

Dira hanya mengangguk lalu ia duduk di kursi meja makan sambil memperhatikan Bunda yang kini sedang membuat jus.

"Maaf ya, Bunda enggak suguhin minuman yang lain."

Anindira menyeruput gelasnya, "Gakpapa Bunda, makasih ya jadi ngerepotin."

Bunda ikut mendudukan dirinya di kursi seberang, memperhatikan Anindira yang kini sedang menyeruput minumannya yang sudah setengah gelas tandas.

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang