12. Pesan Line

187 42 2
                                    

Anindira baru saja pulang dari sekolah, hari ini ia pulang bersama ojek karena Maheesa sedang demam, seharusnya hari ini laki-laki itu kembali ke Bandung untuk menjalani aktivitasnya sebagai mahasiswa, tapi karena semalam badannya mendadak demam akhirnya Maheesa memilih untuk tidak kembali ke Bandung. Anindira membuka pagar rumah sambil bersenandung kecil dan tersenyum, wajah nya tampak cerah.

Ia menyapa mama yang sedang menyirami tanaman monstera, lalu mencium pipi mamanya.

"Eh? Tumben cium mama?"

"Gapapa, lagi seneng, aku mau samperin Bang Heesa dulu, kangen."

Mama Anindira membola kan matanya, anaknya ini kerasukan setan apa?

Tanpa peduli tatapan Mama yang merasa heran, Dira memasuki pintu rumah sambil bersenandung dan melangkahkan kakinya menuju kamar Maheesa.

Dira membuka pelan pintu kamar berwarna hitam didepannya, mengintip dari celah pintu mencari tahu apa yang sedang Abangnya lakukan. Tapi yang ia lihat hanya gundukan besar tertutup selimut. Tanpa ragu ia berlari menuju selimut tersebut menubruk dan memeluknya erat.

Sontak saja seseorang yang tergelung dalam selimut tersebut berteriak kesakitan. "Dira badan abang bisa patah."

"Abang, hari ini Dira lagi senang banget." Ucap Anindira berteriak tertahan, ia masih memeluk Heesa dengan erat sampai Maheesa merasa sesak.

Selanjutnya, Anindira tiba – tiba bangun dan terduduk, ia menepuk – nepuk lengan Heesa dengan keras "Abang, hari ini Dira senang banget." Setelahnya perempuan itu berteriak lalu disambung dengan tawa heboh.

Sumpah. Maheesa yang melihat nya jadi bingung sendiri ditambah kepalanya yang masih pening membuat ia benar – benar ingin pingsan.

"Abang istirahat aja, aku mau ke kamar, dahhh." Sebelum keluar kamar, Anindira mengecup kening Maheesa yang terasa sedikit hangat. Lalu ia berlari menuju kamarnya.

Setelah menutup pintu kamarnya dengan pelan, ia meloncat ke Kasurnya, berteriak tertahan di dalam selimut.

Sumpah. Sumpah. Sumpah. Laki – laki itu baik sekali.

"Aduh gue harus apa sekarang."

AnindiraR

Tan, lo gak mau ke rumah gue? abang gue sakit tuh hahaha

Titan

Halah basa – basi nya gitu banget, kenapa lo nge chat gue?

AnindiraR

Gue dapet Id line cowok yang pinjamin gue hoodie

Titan

SUMPAH??? LO NGEBAYAR BASE MANA????

AnindiraR

ENAK AJA, dikasih lah sama dia. Sekarang gue harus apa?

Titan

Chat lah

Membaca baris chat terakhir dari Titan membuat dada nya berdebar, haruskah? Apa tidak akan terlihat agresif? Bodo amat lah, dia kan hanya ingin mengucapkan terimakasih, tidak ada maksud lain.

Jakie Koen

Hai, Jakie, ini Anindira.

16.13

Melihat tidak ada tanda – tanda akan dibalas, Dira pun meninggalkan ponselnya lalu ia beranjak untuk membersihkan diri.

Kini ia sedang menyantap makan malam bersama keluarga nya, sepanjang di meja makan Anindira terus saja melihat ponsel nya. Sudah 4 jam chat nya tidak dibalas. Ia jadi mendengus kesal. Kemana sih cowok itu? Apakah laki-laki itu sedang sibuk?

"Makan dulu kali, sibuk banget sama handphone." Ucap Maheesa sambil memasukkan sayur kedalam mulutnya.

"Bawel deh, ini juga sambil makan." Ucap dira memasuk kan ayam suwir kedalam mulutnya.

"Udah ah, aku mau ke kamar"

Dira melangkahkan kaki nya untuk menaiki tangga menuju ke kamarnya, ia mencoba untuk mengirim pesan sekali lagi, barang kali orang itu tidak melihat notifikasinya.

Jakie koen

Hai, Jak, ini Anindira.

16.13

Makasih ya hoodie nya

20.23

Melihat tanda – tanda tidak dibalas lagi, ia pun memutuskan untuk mematikan data ponsel nya. Lalu membuka buku ekonomi untuk mengerjakan tugas yang belum ia selesaikan.

***

Seorang laki – laki baru saja turun dari motor matic nya, ia kemudian membuka pintu rumah dengan pelan karena tidak ingin mengganggu seseorang yang ada di dalam rumah. Merasa kelelahan, ia menduduk kan dirinya di sofa ruang keluarga, melirik jam tangan nya yang sudah menunjukkan pukul 9 malam.

Ia baru saja kembali dari rapat organisasi, jika menjelang acara, memang anggota organisasi dan ekskul akan menjadi lebih sibuk. Hanya sisa beberapa hari sebelum perlombaan Basket akan dilaksanakan, seluruh proposal dan segala macamnya sudah siap sejak 2 hari yang lalu, anggota MPK, OSIS, dan Basket sepenuh nya sudah siap untuk perlombaan itu, hanya tersisa pencetakan piagam yang akan di lakukan besok oleh tim penanggung jawab OSIS dan Basket.

Jakie berjalan ke arah dapur, membuka lemari pendingin dan mengambil satu kotak susu coklat, ia kemudian kembali mendudukan diri nya di sofa ruang keluarga, lalu bersandar pada kepala sofa. Kepala nya terasa sedikit berat, mengingat 2 minggu terakhir dia hanya tidur 3 jam atau paling lama 5 jam.

Sambil meminum susu kotak nya, Jakie mencoba mengaktifkan ponsel nya yang selalu ia matikan setiap kali ada rapat. Tak lama setelah layar menyala, terdapat notifikasi dari aplikasi line. Ia menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum kemudian menegakan badan nya. Mengetikan 2 baris chat yang kemudian ia kirim karena tak ingin membuat seseorang di sana menunggu terlalu lama lagi.

Eh ? emang orang itu nungguin balesan chat gue?, batin Jakie.

AnindiraR

Hai, Jak, ini Anindira.

16.13

Makasih ya hoodie nya

20.23

Sorry baru balas, saya baru pulang rapat

Udah tidur ya? Sleep well

21.17

Setelah mematikan kembali ponsel nya, dan menuju dapur untuk membuang kotak susu yang telah tandas, ia pun melangkah kan kakinya menuju kamar untuk membersihkan diri dan mengerjakan beberapa dokumen untuk persiapan acara pentas seni 2 bulan lagi.

Tugasnya benar – benar mati satu tumbuh seribu. 

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang