13.Burger

174 46 2
                                    

Hari sudah menunjukan pukul 9 malam, laki-laki dengan hoodie hitam kini memasuki salah satu restoran cepat saji, dengan kepala tertutup kupluk hoodie dan wajah yang agak kebaratan membuat fokus seisi restoran berpusat pada laki-laki itu.

"Mas, McSpicy 1, hazelnut frappe 1."

"Baik, ada tambahan?" Laki – laki itu hanya menggelengkan kepalanya lalu mengeluarkan beberapa lembar uang 50ribuan.

Membawa makanan ke arah kursi dekat jendela, pria itu kemudian dengan khusyuk menikmati makanannya. Hari ini sebenarnya hari yang panjang, ia sibuk sekali sampai harus dispensasi dari kelas. Ia kelelahan dan butuh istirahat, namun bukan kembali kerumah, pria itu malah melipir ketempat ini.

Karena seharian ini ia sibuk mempersiapkan lomba yang diadakan besok, ia jadi tidak punya waktu yang luang untuk sekedar makan di cafeteria, karena perutnya sudah sangat perih, jadilah ia melipir kesini karena Bunda sudah pergi ke Jerman pagi tadi. Ia malas jika harus masak makan malam sendirian dirumah. Padahal, jika Bunda tahu apa yang sedang ia makan sekarang, sudah bisa dipastikan perempuan setengah baya itu pasti sudah mengamuk. "Kenapa makan fast food? Itu gak sehat tahu!!"

Setelah dirasa cukup untuk makan malamnya, Jakie beranjak dari kursi lalu mengambil tasnya dan menyampirkan dibahu kanan, laki – laki itu kemudian berjalan menuju pintu keluar restoran. Saat hendak melangkahkan kakinya lebih jauh menuju parkiran, Jakie melihat seseorang yang seperti nya ia kenal.

"Anin, kamu ngapain disini sendirian?" Seseorang yang sedang sibuk dengan ponselnya pun menoleh merasa terpanggil.

"Eh, Jek, gue lagi nunggu Abang gue sih. Lo sendiri ngapain disini? Masih pake seragam juga." Ucap Anindira sambil mendeteksi penampilan Jakie dari atas sampai bawah. Jakie yang melihat Anindira pun kini malah ikut mendeteksi penampilannya.

"Ini saya baru selesai makan sih, baru balik dari sekolah juga, habis rapat buat acara besok. Btw, kamu mau bareng saya?"

"Eh?"

"Eh?"

Kenapa mereka berdua jadi terlihat sangat canggung sekarang?

"Ben-bentar gue telpon abang gue dulu." Ucap Anindira sambil mengangkat sedikit ponselnya. Tak lama. Sedangkan disisi lain, Jakie memalingkan wajahnya ke arah lain. Aneh juga perasaan canggung seperti ini.

"Jakie, ayok, jadi kan?" Jakie pun kita kembali menatap perempuan itu, lalu mengangguk cepat dan mereka berdua berjalan menuju parkiran.

Sebelum menaiki kendaran berroda dua itu, jakie mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Almamater organsasi berawarna hijau army dengan badge nama bertuliskan 'Jakie' di sebelah kanan atas. Anindira jelas tahu bahwa ini adalah Almamater anak MPK.

"Dipake, saya gak bisa pinjemin hoodie, adanya ini, karena hoodie nya lagi saya pake."

Melihat pergerakan Anindira yang mengikuti perkataannya, Jakie pun tersenyum kemudian menaiki kendaraan bermotornya yang kemudian diikuti Dira yang kini juga sudah duduk di jok belakang.

"Rumah kamu dimana, Nin?"

"Di permai 1."

Jakie hanya mengangguk lalu melajukan motornya, membelah jalan raya dimalam hari yang masih saja ramai. Menikmati angin yang bertiup mengenai wajahnya yang tidak tertutup kaca helm ditambah perasaan aneh dan gugup yang kini menjalar didadanya. Kenapa ia memiliki tenaga lebih untuk mengantarkan perempuan ini pulang padahal di sekolah tadi ia sudah mengeluh merasakan sekujur tubuhnya lelah. Ah, mungkin karena habis makan burger jadi tenanganya kembali lagi. Iya, pasti karena burger.

"Jakie, lo anak MPK?" Ucap Anindira sambil memajukan tubuhnya kea rah Jakie, tujuannya agar Jakie bisa mendengar jelas ucapannya.

Tidak menjawab lebih, Jakie hanya mengangguk mengiyakan. Tiba-tiba dibelakangnya Anindira menepuk bahu Jakie 2 kali.

"Itu rumah gue yang pagar kayu."

Jakie memberhentikan motornya didepan rumah berpagar kayu setinggi 3 meter. Anindira turun dari motor lalu melepas almamater milik Jakie.

"Makasih ya."

Sambil memasukan Almamater itu kedalam tasnya, Jakie kemudian melihat Anindira yang masih berdiri di depan pintu pagar.

"Sama-sama. Masuk sana, udah malam, dingin. Saya balik ya!" Ucap Jakie yang kemudian hanya dijawab anggukan dari Dira.

Laki-laki itu melesatkan motornya menjauh dari rumah, kembali kerumah untuk mengistirahatkan tubuhnya. Melihat motor Jakie sudah tidak terlihat dari pandangan nya, Anindira pun memasuki pintu rumahnya.

"Gajadi minta jemput, eh malah balik bareng cowok." Anindira mendengus melihat Maheesa yang kini sedang menuruni tangga.

"Apasih lo, Bang. Tuh Burger lo." Ucap Anindira menunjuk pembungkus kertas di meja makan.

Saat Anindira menelpon dan bilang tidak usah jemput, sebenarnya Maheesa sudah mengenakan jaket bombernya untuk menyusul adiknya di restoran itu. Namun ketika Dira bilang tidak usah jemput, Maheesa merasa heran. Akhirnya ia memutuskan untuk memantau saja dari jendela atas kamarnya.

Mencari tahu alasan Dira membatalkan acara susul-menyusul itu. Ternyata oh ternyata, di antar pulang cowok bermotor scoopy.

"Awas nanti dikeroyok Marvel cowoknya." Ucap Maheesa sambil memasukan kentang goreng kedalam mulutnya.

Dira hanya menatap tajam, ia jadi mengingat masa lalu, dulu juga saat Maheesa menjemputnya, cowo itu hampir ditonjok oleh Marvel karena disangka selingkuhannya Dira.

"Lo juga hampir ditonjok Marvel waktu itu."

Maheesa mengangguk menyetujui. "Kurang ajar emang tuh orang."

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang