6. Siomay Kantin

199 46 1
                                    

Pagi itu, Dira sengaja datang pagi sekali, pukul 6 pagi ia sudah berada disekolah yang tentu saja belum ada siswa lain. Karena berbeda dari sekolah lain, SMA Tunas Harapan memulai kegiatan belajar mengajar pukul 7.30 pagi.

Dira menghembuskan napas saat melihat ruang kelas masih kosong, ia pun melangkahkan kakinya menuju kursi yang biasa ia duduki. Ia menidurkan kepalanya di atas meja, kemudian memejamkan mata untuk memasuki alam mimpi.

Entah sudah berapa lama ia tertidur, yang jelas setelah ia membuka mata, suasana kelas sudah ramai, di samping nya sudah ada seseorang yang selalu menemani nya.

"Gue tidur berapa lama, Tan?" Ucap Dira melemparkan pertanyaan kepada sahabat sekaligus chairmate nya.

"Yang jelas sekarang udah jam 7.15." Jawab titan sambil melihat benda yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya.

Dira bergumam malas, entah mengapa ia sedikit lemas hari ini. Dari arah pintu depan kelas, Judan dan Surya heboh sekali memasuki kelas.

"Pengumuman untuk teman – temanku yang aku sayangi tapi bohong, nanti sore tepat nya pukul 4 sepulang sekolah, Aa Judan kesayangan kalian bakal tanding kejuaaran taekwondo."

"Woahhhh" Teriak Surya dengan heboh sambil menepuk tangan nya.

"Spesial untuk sosti alias sosial tiga, Aa Judan udah pesenin tiket stadion VIP tempat duduknya tepat di belakang juri, biar kalian puas ngeliat kegantengan Judan yang lagi tanding."

Sontak seluruh kelas 11 IPS 3 menjadi ramai, mereka bersorak – sorak. Memang kejuaraan Taekwondo selalu menjadi favorit selain kejuaraan basket, tentu nya karena anak taekwondo ganteng – ganteng. Mereka memang tidak semenonjol anak basket atau futsal tapi sekalinya mengeluarkan tendangan, klepek – klepek semua siswi. Tidak hanya laki – laki, bahkan atlet perempuannya pun bening, dengan rambut sebahu atau terkuncir kuda yang membuat laki – laki meringis ngeri.

"Untuk yang enggak bisa dateng, gapapa, tapi Aa Judan gak kasih akses deketin anak Taekwondo lagi."

Sosial 3 sontak menyoraki Judan, mereka sih senang – senang saja nonton kejuaraan taekwondo, selain karena bisa melihat atlet yang cantik dan ganteng, Judan juga sering sekali membayari tiket sehingga sosial 3 menonton nya dengan gratis. Bukan sekali duakali, semenjak kelas 10 setiap ada kejuaraan taekwondo Judan selalu membelikan teman sekelasnya tiket nonton, bukan untuk mendukungnya, tapi untuk seru – seruan saja.

***

"Dir, lo masih lama enggak nyatet nya?"

"Lo duluan aja deh, gua nanggung nih satu paragraf lagi."

Anindira kini sedang mencatat di buku sejarahnya, minggu kemarin ia tidak masuk karena sakit, jadi ia berinisiatif meminjam catatan Titan untuk mengejar ketertinggalan. Tidak di sangka ternyata catatan nya lumayan banyak, namun karena ia menyukai pelajaran itu jadi ia merasa senang – senang saja.

"Selesai juga." Setelah meregangkan tangan dan jari - jarinnya yang pegal karena banyak menulis, ia kemudian menutup buku, Anindira segera keluar kelas dan menuju kantin untuk makan siang bersama teman – teman.

Dari pintu masuk kantin ia bisa melihat Titan sedang menikmati makanannya bersama Surya dan Judan. Titan melambaikan tangan nya kepada Dira, Dira membalas nya dengan menunjuk gerobak siomay, menandakan ia akan membeli siomay terlebih dahulu sebelum menghampiri mereka bertiga.

Hanya ada 3 orang yang mengantre siomay, tepat setelah giliran Dira, ternyata Siomay Mang Adi sudah habis.

"Yah maaf neng, Siomay nya habis ini pas satu porsi buat si aa, sisa batagor, mau ?" Ucap Mang Adi menunjuk laki – laki yang berdiri di samping Dira yang sedang sibuk menuangkan saos keatas siomay.

Dira menghela napas, kenapa sih sesimple siomay saja bisa membuat ia badmood.

"Nggak deh mang, makasih ya." Mang Adi hanya mengiyakan

Belum sempat Anindira melangkahkan kaki nya untuk mencari menu lain, tiba – tiba ada yang menepuk pundak nya, sontak ia menoleh, tiba – tiba ada laki – laki yang menyodorkan satu porsi siomay kepada nya.

"Mbak, ini punya saya belum di makan, kalau mbak nya mau ambil aja enggak perlu dibayar, soalnya saya buru – buru mau rapat."

Dira mengernyit heran, apa ini? maksudnya kenapa laki – laki ini tiba – tiba memberinya siomay? karena Dira melihat raut wajah laki – laki itu sangat sedang terburu – buru jadi ia terima saja siomay itu. Belum sempat ia mengucapkan terimakasih lelaki itu sudah lari menuju luar kantin.

Eh? itu bukan nya laki – laki yang memberi nya pinjaman hoodie? Ah, iya benar laki – laki itu.

Mungkin tuhan belum ingin menemukan Jakie dan Anindira kali ini.

Dira mengedik kan bahu nya, ia pun akhir nya menghampiri Titan.

"Tadi siapa?"

Dira yang sedang sibuk mengunyah siomay nya pun menolehkan kepala nya kepada Titan. Ia masih sibuk mengunyah, hingga makanan itu habis dari dalam mulut nya barulah ia bisa menjawab pertanyaan sahabat nya.

"Oh iya, gue belum cerita sama lo, kemarin di koridor sekolah, gue lagi nunggu Marvel jemput, tiba – tiba dia tumpahin kopi ke baju gue, jadi dia pinjamin gue hoodie."

"WAHHH naksir lo kali, Dir." Bukan Titan yang menjawab, itu Surya, laki – laki yang mulut nya paling ramai sekaligus laki – laki paling ceria di kelas 11 IPS 3.

Saking cerianya, ia sampai dikira tidak punya masalah apapun oleh teman sekelas, sampai pernah suatu saat dari awal masuk sampai jam pulang sekolah, laki – laki itu hanya diam, tidak berbicara apapun sampai membuat teman sekelas menghampiri nya dan bertanya 'kenapa' atau 'lo dijahatin sama siapa?'

Anindira memutar bola mata nya malas "Naksir dari mana gue aja gak kenal dia."

"Justru karena lo gak kenal dia, mungkin aja dia secret admirer lo." Ucap Surya masih kekeuh pada pendapat nya.

Dira mendengus kan napas nya, memang begini kalau adu bicara sama Surya, tidak mau mengalah.

"Terus kalau lo gak kenal dia, gimana lo balikin hoodie nya?" Tanya Titan kebingungan.

"Gue juga gak tau, makanya gue bingung, bahkan gue gak tau nama nya. Eh, Dan, lo kenal dia gak?" Sambar Dira kepada satu teman nya yang sedang sibuk bermain ponsel.

"Kenal siapa? Oh laki – laki tadi? Nggak, dia bukan anak taekwondo juga."

Judan itu ketua ekstrakulikuler taekwondo, Judan kenal semua penghuni sekolah sini dari yang terlihat sampai yang tidak, tentu saja karena anak taekwondo biasa nya berlatih sampai jam 9 malam setiap hari jumat.

Terlebih, ia anak yang punya sekolah, jangan bilang – bilang ya, karena satu sekolah tidak ada yang tahu kecuali mereka ber tiga.

Jika Judan yang hampir seharian penuh di sekolah saja tidak tahu, bagaimana dengan Dira yang bahkan tidak pernah mengikuti kegiatan apapun di sekolah.

"Ya udah, lupain dulu cowo hoodie itu, sekarang gue mau fokus makan dulu sebelum bel masuk." Ucap Dira mengakhiri.

Satu buah siomay hampir mendarat mulus ke dalam mulutnya, tetapi harus terinterupsi dengan suara notifikasi dari ponselnya yang tentu saja membuat ia malas melihatnya.

Marvel: Siapa laki – laki itu?

Marvel: lo pikir gue enggak liat lo dikasih siomay sama laki – laki

Marel: oh yang itu selingkuhan lo?

Marvel: eh bodoh, jawab. Lo pikir gue nggak tahu?

Titan dan Judan yang juga bisa melihat jelas isi notifikasi yang berentet itu mereka saling melirik diam – diam kemudian menghela napas berat.

Sedangkan surya yang tidak tahu apa – apa kini sedang sibuk menyuap soto mie favoritnya. 

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang