9. Ujung Penderitaan

190 46 3
                                    

"Pokoknya kemarin tuh gue beneran sendiri, Dir. Mereka asik aja berdua, gue enggak ditemenin."

"Untung temen gue seantero sekolah enggak mereka doang." sarkas seorang laki – laki berparas tampan namun imut.

Dua remaja lain yang merasa disindir pun hanya tertawa melihat temannya yang merasa gondok itu.

"Lo tadi berangkat sekolah sama siapa, Dir?"

Dira yang merasa terpanggil pun menoleh ke arah Titan "Bang Heesa, aneh banget deh Abang gue, tiba – tiba pulang alasannya karena kangen gue? Freak banget, paling mau minta sesuatu sama mama papa."

"Bang Heesa pulang? Ah nanti gue main kerumah lo, ya?" Ucap Surya semangat sekali, Surya dan Heesa memang sangat dekat walau mereka terhitung baru kenal. Anehnya, jika laki – laki imut itu main kerumah, yang diperlakukan seperti adik adalah Surya bukan Dira.

Anindira mengangguk mengiyakan "Main aja, Bang Heesa juga pasti seneng."

Titan dan Judan yang merupakan dalang dari kepulangan Bang Heesa pun saling beradu pandangan. Okay the time comes.

"Kelas yuk, sebentar lagi masuk."

4 remaja itu pun meninggalkan cafeteria, belum sempat kaki mereka memasuki pintu kelas, lengan salah satu mereka di Tarik dengan kasar, yang membuat mereka menoleh serempak karena terkejut.

"Eh, eh jangan kasar dong sama cewek." Ucap Judan berusaha melepaskan cengkeraman laki – laki itu di lengan Anindira.

"Emang kenapa? Dia cewek gue, gue berhak ngapain aja."

"Enak aja tuh mulut kalo ngomong, lo aja enggak ngasih dia makan." Ucap Titan merasa emosi juga.

Koridor yang tadi nya sepi menjadi ramai karena murid – murid yang lalu lalang merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Juga anak kelas yang lain ikut memusatkan perhatian kepada Marvel, tidak jarang beberapa ada yang menatap Marvel dengan tatapan aneh.

"Eh lo bertiga jangan ikut campur urusan gue sama Dira."

"Apaan sih, gue daritadi diem aja tuh, enggak ikut campur." Ucap Surya kesal.

"Guys, udah ya, gapapa, ini urusan gue sama Marvel."

Karena Dira berbicara begitu, Surya, Judan, dan Titan pun akhirnya memilih untuk masuk kelas.

"Dir, aku tuh enggak mau putus sama kamu." Ucap Marvel dengan nada selembut mungkin.

Lihat. Sikap lelaki itu terlalu mudah berubah, Dira terkadang bingung sendiri menghadapi Marvel. Terkadang jika Dira melihat sikap lembut Marvel, ia merasa bahwa laki - laki itu menyayanginya, namun jika Marvel beruah menjadi kasar, Dira masih berpikir bahwa Marvel hanya sedang emosi saja.

Namun kali ini tidak, ia tahu hubungannya dengan Marvel bukan lagi hubungan yang sehat. Dira tahu betul jika hubungan ini terus dilanjut, maka nantinya mereka akan saling menyakiti.

"Vel, maaf, aku beneran udah enggak bisa sama kamu. Aku masih sayang sama diriku sendiri. Jujur, selama ini aku sakit setiap diperlakuin gak baik sama kamu. Jadi lebih baik kita putus."

Belum ada 5 menit Marvel bersikap lembut, kini lagi – lagi ia mengangkat tangannya untuk melayangkan tamparan di pipi mulus Dira. Namun lagi – lagi Judan menghalanginya. Tiga sejoli itu memang sudah mengawasi sedari tadi. Jaga – jaga saja jika nanti terjadi hal yang membuat Dira terluka. Kan, benar saja prediksi mereka.

"Lo enggak ada kapok – kapoknya, ya? Gue bilang, jangan kasar sama perempuan." Ucap Judan yang kini juga tersulut emosi. Laki – laki bertampang imut namun tajam itu juga sudah mengepalkan tangannya.

HOODIE BOY || JAKE SIM [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang