Part 01

291 22 0
                                    


"Dasar bangs*t kalian! Beraninya kalian memukul saudaraku!" bentak wanita itu memukul seorang pria yang sudah lemas tak berdaya. Setelah merasa puas memukul pria itu, wanita itu pun bangun dari tubuh pria yang sudah tak berdaya itu. Lalu berjalan menghampiri dua pria yang sudah babak belur.

"Kenapa kalian tidak membalasnya?" tanya wanita itu dengan nada tinggi.

"Ayah dan ibu sudah melarang kita, untuk tidak mencari masalah lagi. Kalau tidak, kita akan dikeluarkan dari sekolah," jawab seorang pria dengan menudukkan kepalanya.

"Jangan pikirkan soal itu. Sebaiknya sekarang kita pulang. Badanku sakit-sakit semua," ujar wanita itu seraya merangkul kedua bahu pria tampan itu. Lalu pergi meninggalkan orang-orang yang sudah tergeletak di atas aspal, dengan kondisi babak belur karna wanita itu.

"Ibu dan ayah sudah tidur belum ya?"

"Kenapa?" tanya wanita itu.

"Kalau ibu tau. Habislah kita bertiga," jawab pria satu lagi yang tampak khawatir.

"Kita masuk diam-diam," ujar wanita itu.

Keesokan harinya.

"Maaf! Sepertinya kami tidak bisa lagi membiarkan anak-anak nyonya di sekolah ini. Ini bukan pertama kali anak-anak anda membuat masalah. Kali ini sudah keterlaluan. Kami tidak bisa lagi membiarkannya. Sekolah ini juga punya wajah," jelas ibu kepala sekolah kepada seorang wanita cantik yang tak lain, Ratu. Meskipun usia Ratu tak muda lagi, Ratu masih terlihat cantik seperti dulu.

"Saya dengar ...." Ratu pun mengalihkan pandangan ke arah anak-anaknya yang sedang berada di sampingnya. "Kalau mereka yang memulainya. Anak-anak saya hanya mencoba melindungi saudaranya. Bukankah itu membela diri?"

"Ketika semua siswa itu dipukul dan dibanting. Dan semua siswa itu juga mengalami patah tulang rusuk. Dalam hukum republik Indonesia, itu bukan pertahanan diri. Melainkan percobaan pembunuhan," jawab kepala sekolah sedikit menekan 'kan kata terakhir.

"Apa?" ucap Ratu sedikit kaget sembari meletakan gelas yang berisi teh, dengan cukup keras di atas meja.

"Baik. Jika itu keinginan ibu kepala. Saya akan pindahkan anak-anak saya," tambah Ratu yang masih berusaha tersenyum manis.

"Terimah kasih atas pengertian nyonya," jawab wanita itu menuduk 'kan sedikit kepalanya.

"Sama-sama. Kalau begitu kita permisi dulu," ujar Ratu berdiri dan diikuti anak-anaknya.

*****

"Ibu benar-benar kecewa sama kalian bertiga!" ucap Ratu sembari masuk ke dalam mobil. Mereka hanya saling bertatapan, lalu mengikuti ibunya masuk ke dalam mobil. Selama perjalanan pulang, tak ada yang berbicara di dalam mobil. Mereka hanya menuduk 'kan  kepalanya, sembari memainkan jari jemarinya. Sesampainya di rumah yang begitu besar, Ratu berjalan masuk tampa menunggu anak-anaknya.

"Ibu benar-benar marah kali ini," ucap gadis itu sembari menatap kedua saudaranya. Kedua saudaranya hanya menghela nafasnya, sembari menatap ibunya naik ke lantai atas.

"Kenapa dengan wajah kalian bertiga?" tanya Rayn yang tiba-tiba muncul, sembari membaca sebuah buku.

"Ibu marah karna kita dikeluarkan dari sekolah," jawab ketiga saudara itu secara bersamaan.

"Tidak apa-apa. Nanti akan ayah bantu jelaskan pada ibu. Sekarang pergi ganti pakaian kalian, lalu pergi makan."

"Baik ayah," jawab ketiga saudara itu berjalan pergi. Rayn hanya menghela nafasnya, seraya menatap ketiga anaknya itu.

Saudara kembar yang bikin Ratu dan Rayn geleng-geleng kepala karna kelakuan yang super bandel. Ketika masih sekolah SD, ketiga saudara itu memukul teman sekelasnya hingga masuk ke dalam rumah sakit. Bertambahnya usia mereka, mereka kembali memukul temannya dan beberapa preman. Dari kecil saudara kembar itu, sudah menujuk 'kan sifatnya yang seperti, Rayn. Mereka lebih suka dengan bela diri, dibandingkan belajar. Mereka menyuruh Kelvin untuk mengajarkan mereka bela diri. Agar suatu hari nanti, mereka bisa melindungi orang-orang yang dicintainya.

Fendi Wijaya adalah anak yang paling tua. Fendi memiliki alergi terhadap ikan tuna, sama seperti ibunya.

Findo Wijaya adalah anak yang kedua. Findo sangat menyukai novel dan komik tentang horor, pembunuhan bahkan misteri. Seluruh kamarnya dipenuhi berbagai macam komik dan novel.

Finza Fabiola adalah anak bungsu. Finza memiliki selera makan yang banyak, sama seperti ibunya. Finza juga memiliki tempramen yang tinggi seperti ayahnya, dan hati yang lembut seperti ibunya. Finza juga yang paling hebat di antara saudara-saudaranya. Finza seperti neneknya saat muda, Finza bisa melumpuhkan sepuluh orang dalam kurun waktu tiga menit atau kurang dari itu.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang