Part 06

84 8 0
                                    

Rayn tampak begitu asik membaca koran di sofa, sedangkan Ratu sedang membawa 'kan kopi untuk, Rayn. Langkah kaki yang tergesa-gesa, tiba-tiba saja terdengar saat tiga saudara kembar itu turun dari tangga.

"Ibu, ayah! Kita berangkat sekolah dulu. Assalamualaikum." Saudara kembar itu bergantian mencium punggung tangan ibu dan ayahnya.

"Kalian gak sarapan dulu?" ucap Rayn.

"Gak sempat, bentar lagi sekolah dimulai!" jawab Fendi seraya masuk ke dalam mobilnya.

"Hah ...." Rayn dan Ratu tiba-tiba serentak menghela nafas, hingga membuat mereka saling bertatapan lalu tersenyum manis.

"Sifatnya, seperti sayang saat SMA dulu," ucap Rayn tersenyum dengan menggelengkan kepalanya.

"Setidaknya ada sifatku yang ditiru. Dari pada ayahnya melulu yang ditiru," jawab Ratu mengedipkan bahunya.

"Iya-iya sayang," jawab Rayn meminum kopi yang dibuat Ratu hingga habis tak bersisa.

"Aku pergi kantor dulu. Baik-baik di rumah," ucap Rayn sembari mencium kening, Ratu.

"Iya sayang," jawab Ratu tersenyum, lalu mengikuti Rayn berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan supirnya dan memberikan tasnya, Rayn.

"Hati-hati," ucap Ratu melambaikan tangannya saat mobil Rayn berlalu pergi, setelah mobil Rayn pergi, Ratu kembali masuk ke dalam rumah dan melanjutkan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga.

Dilain waktu, saudara kembar baru saja sampai di sekolahnya, tiba-tiba mereka melihat siswa-siswa perempuan sedang mengerumuni seorang pria tampan. Pria tampan itu tersenyum manis, saat siswa perempuan itu begitu histeris bertanya.

"Kayak artis aja," ejek Finza tersenyum sinis.

"Hei! Kalian!" bentak seorang wanita yang membuat saudara kembar itu menoleh ke arah suara dan diikuti siswa perempuan itu yang kaget, ketika melihat Fani berada di depan gerbang sekolah.

"Jangan berani menggoda pacarku!" bentak Fani berjalan menghampiri pria itu, lalu menggandeng tangan pria itu.

"Kita ngapain bengong di sini?" tanya Findo tiba-tiba.

"Iya juga ya. Ngapain kita di sini? Yaudah yok kita masuk kelas," jawab Finza seraya menggandeng kedua tangan saudara kembarnya, lalu pergi meninggalkan tempat itu.

Sementara siswa perempuan itu, pergi meninggalkan pria itu bersama dengan, Fani.

"Sayang, kok gak ngasih tau kalau kamu udah pulang?" tanya Fani dengan cemberut.

"Tumben kamu peduli sama aku sekarang," jawab pria itu dengan nada dingin.

"Kan aku ini pacar kamu," ucap Fani dengan memasang tampang imutnya.

" Sejak kapan?" jawab pria itu melepaskan tangan Fani, lalu pergi meninggalkan Fani begitu saja.

"Reza, kok sekarang kamu jadi dingin sama aku?" ucap Fani dengan nada tinggi, pria itu tidak menghiraukan perkataan, Fani.

Reza Vando Alfares, ketua OSIS di sekolah ini. Reza dan Fani sudah berpacaran semenjak kelas satu SMA, Fani memiliki sifat egois. Reza begitu mencintai Fani, namun tiba-tiba hubungan mereka sedikit kurang baik akhir-akhir ini. Reza berubah menjadi dingin kepada Fani, dan sering mengacuhkan Fani di sekolah. Reza sedang mengikuti olimpiade bela diri, hingga membuatnya libur beberapa hari, dan baru saja kembali kemarin sore.

Kelas 2C begitu ribut, mereka tidak mempedulikan ibu guru yang sedang menerangkan pelajaran di depan. Hanya beberapa murid yang memperhatikan guru itu, termasuk saudara kembar itu.

Tuk ... tuk ... tuk!

Ibu guru itu memukul papan tulis dengan tangannya, saat kelas itu begitu ribut hingga membuat murid terdiam sejenak.

"Tidak bisa kah kalian memperhatikan ini ke depan?" ucap ibu guru itu dengan nada tinggi.

"Kalau kalian tidak suka! Kalian bisa meninggalkan kelas ini! Jangan ganggu teman-teman kalian yang lainnya, karna suara berisik kalian ini!" bentak ibu guru itu yang marah. Semua murid menjadi diam, dan ibu guru itu kembali melanjutkan pelajarannya kembali. Tiba-tiba salah satu murid pria meleparkan balon yang berisi tepung kepada ibu guru itu, hingga membuat baju ibu guru itu menjadi kotor. Semua murid tertawa begitu keras, saat mereka merasa kalau itu lucu.

Prak!

Finza mengeprak meja dengan sangat keras, hingga membuat semua orang yang di dalam sana menoleh ke arah, Finza.

"Apa begini cara kalian berterima kasih pada guru?" tanya Finza seraya menatap seluruh murid di dalam kelas.

"Siapa di sini ketua kelas?" tambah Finza yang sudah geram dengan sikap anak-anak murid itu, yang membuatnya tidak Kosen mengikuti pelajaran.

"Saya!" tunjuk pria yang tadi meleparkan balon kepada guru wanita itu.

"Cisk, apa begini sikap ketua kelas?" tanya Finza menatap tajam ke arah pria yang bernama, Jimmy Fernando.

"Kalau kau tidak suka dengan cara kami. Kau boleh pergi, " jawab Jimmy dengan santai.

"Finza, tidak apa-apa. Kamu bisa kembali duduk," ucap ibu guru itu dengan lembut.

"Finza, duduk aja," ucap Fendi.

"Hah ...! Dasar!" ketus Finza yang kesal seraya kembali duduk di kursinya.

"Sekolah apaan ini!" ketus Finza yang kesal.
Saudara kembar itu memang terkenal dengan kenakalannya. Namun, mereka tidak membuat keributan saat di dalam kelas. Mereka akan melawan orang yang sudah berani melukai salah satu dari mereka.

Ketika pelajaran selesai, orang-orang mulai bersiap akan pergi ke kantin atau ke tempat lain, tiba-tiba ke tiga saudara kembar itu di panggil oleh ketua, OSIS.

"Di kelas ini. Mana yang saudara kembar?" tanya seorang pria.

"Kita!" tunjuk saudara kembar itu dengan serentak.

"Kalian bertiga! Kalian disuruh ke ruang OSIS. Ketua ingin bertemu dengan kalian," ucap siswa laki-laki.

"Mampus kalian!" ucap beberapa siswa laki-laki senang.

"Baiklah," jawab saudara kembar itu, lalu berjalan mengikuti siswa pria itu, hingga berhenti di sebuah ruangan.

"Ketua! Mereka sudah sampai," ucap pria itu setelah menuduk 'kan kepalanya, kepada pria yang tak lain, Reza yang sedang membaca buku di mejanya.

Bersambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang