Jam sekolah sudah selesai beberapa menit lalu. Sekolah tampak begitu sepi, karna para siswa SMA Kehakiman sudah pulang ke rumah mereka masing-masing. Para guru sedang berkumpul di ruang yang lumayan besar. Suasana ruang itu lumaya berisik, ketika para guru sedang bercengkerama tentang apa yang disampaikan bapak kepala. Setelah kejadian tadi pagi, Kelvin mengadakan rapat darurat. Suasana ruang itu menjadi tenang, ketika Kelvin yang baru saja masuk. Kelvin berjalan menuju kursi pemimpin. Semua guru lansung berdiri, dan menudukkan sedikit kepalanya. Kelvin pun mempesilahkan para guru untuk duduk kembali. Kelvin duduk di kursi pemimpin dengan badan yang tegap, dan tangan yang berada di atas meja. Tampaklah jiwa kepemimpinan, Kelvin.
"Baiklah. Saya tidak akan berlama-lama. Saya lansung saja ke intinya." Kelvin mulai membahas tentang masalah pagi tadi. Kelvin tidak ingin kejadian tadi pagi terulang kembali. Guru mendengarkan arahan Kelvin dengan seksama, sesekali mereka mengagukkan kepalanya.
Sementara dilain waktu, saudara kembar baru saja sampai di rumah. Ratu lansung mengerutkan keningnya, saat melihat sudut bibir Finza terluka.
"Kamu berkelahi lagi?" tanya Ratu penuh selidik.
"Tidak bu. Finza tidak sengaja menggigit bibir Finza saat makan tadi," jawab Finza berbohong.
"Kamu tidak bohong, 'kan?" tanya Ratu yang masih tak percaya.
"Benar ibu. Masak Finza bohong sama ibu. Ya 'kan, kak?" jawab Ratu seraya menatap kedua saudara kembarnya.
"I--ya bu," jawab Fendi dan Findo tampak gugup.
"Syukurlah kalau begitu," ucap Ratu yang lega mendengarnya.
"Bu! Paman Difo dan yang lainya ke mana? Kok sepi amat," ujar Finza.
"Paman Difo sedang mengurus kepindahan Andi dan Cinta. Mereka 'kan akan menetap di Indonesia. Jadi, mereka sekarang sedang membereskan apartemen mereka," jelas Ratu.
"Benar juga," jawab Finza mengagukkan kepalanya. "Baiklah. Finza sama kakak masuk ke kamar dulu," tambah Finza.
"Kita masuk kamar dulu, bu!" ucap Fendi seraya mengikuti Finza.
"Jangan lupa sholatnya, ya?"
"Iya ibu!" jawab mereka secara bersamaan.
Pada saat makan malam bersama, tiba-tiba Finza merintih kesakitan saat sedang memakan sambal sedikit pedas. Semua orang yang ada di meja makan, dengan serentak menatap ke arah, Finza.
"Kamu baik-baik saja, Finza?" tanya Rayn yang khawatir.
"Finza baik-baik aja kok, Ayah," jawab Finza tersenyum. Walau sebenarnya dia sedang kesakitan, karna tamparan tadi. Membuat dalam mulutnya mengalami luka, karna itu dia kesulitan makan. Fendi dan Findo hanya menatap kasihan pada adiknya itu. Bagaimana bisa dia sembunyikan tentang ini pada ayah dan ibu mereka.
Fendi dan Findo membiarkan Finza naik ke lantai atas. Fendi dan Findo pun menghampiri Rayn yang sedang menonton Tv, Sementara Ratu tengah membuatkan kopi untuk Rayn di dapur.
"Ayah!" panggil Fendi yang tampak gugup.
"Ada apa? Kenapa kalian belum masuk kamar?"
"Kita tidak akan bisa tidur. Jika tidak mengatakan ini pada ayah," ucap Findo yang terlihat gelisah.
"Sebanarnya tadi di seko ...." Rayn lansung meletakan telunjuknya di bibirnya, membuat dua saudara kembar itu jadi bingung.
"Jangan sampai ibu tau tentang apa yang terjadi di sekolah tadi. Kalian tidak perlu khawatir. Ayah sudah memberi pelajaran orang yang sudah menampar adikmu!" ujar Rayn tensenyum miring.
"Sekarang kalian pergi tidur. Nanti ibu kalian marah, kalau belum tidur."
"Baik ayah," jawab saudara kembar itu sebelum berlalu pergi. Rayn sengaja tidak memberitahukan Ratu, karna dia tidak ingin membuat Ratu banyak pikiran.
Beberapa jam lalu, Kelvin memberitahukan kepada Rayn tentang apa yang terjadi pada putri mereka. Menurut Kelvin, Leon lebih berhak memberikan pajaran pada, Deri. Setelah Deri keluar dari dalam sekolah, dan berniat akan menuju tempat parkir. Beberapa anak buah Kelvin lansung membawa Deri masuk ke dalam mobil, dan membawa Deri ke sebuah gudang kosong. Sesampanya di sana, Deri lansung diikat dengan tali. Anak buah Kelvin lansung menyirami Deri yang tak sdarkan diri dengan air. Deri pun terbangun dari pingsannya dan melihat dirinya sudah diikat. Deri mencoba melepaskan ikatan itu. Percuma, karna ikatan itu begitu kuat.
"Siapa kalian?" bentak Deri saat melihat seorang pria yang menggunakan masker untuk menutupi wajahnya. Mata yang begitu tajam menatap, Deri. Orang itu tak lain, Rayn sendiri.
Plak!
"Kenapa kau menamparku?" bentak Deri dengan bibir yang sudah berdarah.
"Kau tidak perlu tau alasannya kenapa! Cukup kau ingat rasa tamparan ini!"
Plak!
"Dua kali kau menampar anakku. Maka nyawamu yang menjadi taruhannya!" guman Rayn tersenyum devil. Rayn menampar Deri, hingga wajahnya babak belur. Darah segar yang begitu banyak keluar dari mulut, Deri.
Meskipun Deri mencoba meronta-ronta, saat Rayn menganiaya dengan tamparan. Itu percuma saja, karna tubuhnya sudah diikat. Jadi, Rayn bisa menampar Deri sesuka hatinya.
"A-apa salahku sampai kau menamparku?" ucap Deri dengan susah payah.
"Kau tidak perlu tahu tau!" bentak Rayn yang rerus menampar, Deri.
"Kesalahan kau adalah, karna kau sudah berani menampar putriku!" guman Rayn dalam hati.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...