Part 54

142 11 0
                                    

•••••
“Finza pengen punya dedek bayi?” ucap Ratu dan Rayn secara bersamaan.

“Iya. Ayah sama ibu, setuju?” jawab. Arga yang balik bertanya.

“Tentu saja kita berdua setuju. Emangnya kamu gak ingin segera punya anak?” jawab Rayn yang balik bertanya.

“Tentu saja Arga mau, tapi Finza 'kan masih--”

“Kalau ini sudah keinginan, Finza. Berarti dia sudah memikirkannya matang-matang, dan dia tidak akan menyesali keputusannya,” ucap Rayn memotong perkataan Arga.

“Sekarang Arga sudah mengerti, Ayah. Arga masuk kamar dulu,” jawab Arga yang kembali tersenyum.

“Iya, buruan sana, jangan buat putri ayah menunggu lama-lama,” ucap Rayn mengaguk dan tidak lupa tersenyum manis.

“Iya, Ayah. Arga permisi dulu. Selamat malam, Ayah, Ibu,” jawab Arga sebelum berlalu pergi meninggalkan kamar mertuanya.

“Alhamdulillah ... akhirnya kita segera punya cucu,” ucap Ratu yang langsung memeluk Rayn, dia benar-benar senang ketika mendengar Finza ingin punya dedek bayi.

“Iya, Sayang,” jawab Rayn yang tak kalah senangnya.

Selama perjalanan menuju kamarnya, Arga sesekali tersenyum bahagia. Dia tidak menyangka kedua mertuanya bakal setuju. Arga segera mempercepat langkahnya, dia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan istrinya.

Ceklek!

Arga membuka pintu kamarnya, lalu kembali menutupnya pintu kamarnya. Tidak lupa dia juga mengunci pintu kamarnya, agar tak ada yang mengganggu malam pertamanya, setelah satu tahun menikah dengan Finza.

“Kakak dari mana aja?” tanya Finza yang baru saja keluar dari kamar mandi,  dengan menggunakan baju handuk dan rambut yang masih basah.

“Hmmm ...,” Arga hanya membalas dengan dehaman, lalu berjalan menghampiri istrinya dengan tersenyum manis.

“Kakak mau ngapain?” tanya Finza yang tampak kaget, ketika tubuhnya tiba-tiba di angkat.

“Katanya mau dedek bayi,” jawab Arga dengan tersenyum manis.

“Ah ... kakak,” ucap Finza yang tiba-tiba menjadi malu.

Arga hanya tertawa geli, ketika melihat kelakuan istrinya yang tampak begitu malu. Dia pun membawa istrinya ke atas kasur empuknya, lalu dibaringkan tubuh istrinya dengan lembut.

Jantung Finza mulai berdetak tak karuan, ketika melihat Arga membuka satu persatu buah bajunya. Lalu menidih sebagian tubuhnya dan mereka berdua mulai berciuman dengan penuh gairah.

Malam itu berlalu dengan indah, di mana pasangan suami-istri itu melakukan malam pertama, setelah satu tahun menikah.

Sang surya kembali terbit dari arah timur. Jalan yang tadinya sepi, kini kembali menjadi ramai dengan alat tranpotasi. Finza tampak begitu pulas tertidur dalam dekapan suaminya. Tubuh yang ditutupi dengan selimut tebal mereka.

Alaram yang menunjukkan pukul 06.00 pagi, berdetang beberapa kali. Arga mulai kembali membuka matanya, dan merasakan pelukkannya yang begitu hangat di tubuhnya. Arga tersenyum manis menatap istrinya yang masih tertidur pulas dalam dekapannya. Dia pun segera bangun dari kasur, karena waktu sholat subuh tinggal sedikit lagi.

Selama Arga mandi di dalam kamar mandi. Finza pun bangun dari tidurnya, dan merasakan sakit di bagian selangkangnya. Finza tidak terlalu kaget, karena malam pertama itu memang menyakitkan. Tak beberapa lama kemudian, Arga selesai dengan ritual mandinya. Dia melihat istrinya yang sudah bangun, dan memakai baju handuknya kembali.

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang