*****
05.00 Wib.
Kring ... kring ... kring!
Bunyi alaram yang begitu keras, membuat Finza terbangun dari mimpi indahnya. Finza pun membuka matanya secara perlahan-lahan, lalu bangun dari tidurnya itu.
"Huwa ...." Nguap Finza seraya meregangkan kedua tangannya.
"Semalam aku mimpi aneh. Masak iya aku bakal nikah sama kak Arga!" ketus Finza yang masih tak percaya kalau itu benar-benar nyata. Finza pun menepiskan selimutnya lalu turun dari ranjangnya, dengan mata yang masih mengantuk, Finza pun berjalan ke kamar mandi. Finza pun mencuci wajahnya di depan cermin besar, lalu dengan santai Finza menggosok giginya. Finza belum sadar ada cincin di jari manisnya itu. Setelah selesai mencuci wajahnya dan menggosok gigi, dia pun pun melepaskan pakaiannya lalu menghidupkan air.
Beberapa menit kemudian, Finza baru saja selesai dengan ritual mandinya. Finza pun keluar dari kamar mandi dengan memakai baju handuk, Finza pun menggosok rambutnya pendeknya dengan handuk kecil. Finza pun mengambil mukenanya, lalu melakukan sholat subuh.
Sementara Ratu berniat akan membangunkan putrinya, tiba-tiba dia melihat anaknya yang tengah melakukan sholat subuh. Senyuman bahagia langsung terukir di wajah cantik Ratu, saat melihat Finza yang sudah berubah walau belum sepenuhnya. Ratu sangat bersyukur, ternyata suaminya tidak salah memilih Arga menjadi menantu di keluarganya. Tanpa sepengetahuan Finza, dia sudah berubah perlahan-lahan karna Arga.
Dua saudara kembarnya pun juga sama, mereka juga sudah tidak dibangunkan lagi dan disuruh untuk sholat lagi. Mereka sudah tau kewajiban mereka sebagai umat Islam, dan sekarang mereka juga tidak mencari masalah seperti dulu lagi.
Setelah melakukan sholat subuh, Finza pun bersiap-siap pergi ke sekolah. Finza pun menyisir rambut pendeknya, lalu memakai sedikit riasan di wajahnya itu. Tiba-tiba matanya membulat dengan sempurna, ketika melihat cincin di tangannya.
"Ternyata semalam bukan mimpi," ucap Finza mengaguk pelan, lalu menghela nafas kasarnya. Finza pun meninggalkan meja riasnya, lalu mengambil tasnya yang ada di meja belajar. Saat keluar dari kamar, Finza bertemu dengan dua saudara kembarnya yang baru saja keluar.
"Kamu baik-baik aja, Finza?" tanya Findo yang tampak khawatir.
"Aku ini 'kan selalu baik-baik aja," jawab Finza dengan tenang.
"Syukurlah," timpal Fendi yang lega.
"Kamu tidak keberatan dengan pernikahan itu?" tanya Findo yang tampak ragu-ragu.
"Tidak. Aku 'kan bisa pacaran setelah menikah. Dan aku gak akan dapat dosa karna itu," jelas Finza yang tampak tenang, seakan apa yang dikatakannya itu memang dari hati.
Ceklek!
Arga baru saja keluar dari kamarnya, dan akan bersiap-siap pergi ke kampus.
"Uuh ..., calon suami aku udah bangun," ucap Finza yang tiba-tiba menjadi lebai dan menghampiri Arga. Membuat tiga pria tampan itu melongo kaget.
"Antarin aku sekolah dong, kak?" ucap Finza seraya mengadeng tangan Arga, lalu menarik Arga turun ke lantai bawah.
"Apa ini anak salah makan obat?" tutur Fendi.
"Aku rasa begitu," timpal Findo.
Entah Finza shok atau apa, tiba-tiba saja dia tampak bahagia dengan pernikahannya ini. Membuat keluarganya jadi bingung dan sedikit khawatir dengan Finza. Meskipun mereka pernah bertanya. Apa dia baik-baik saja? Jika terlalu berat mereka tidak akan melanjutkan pernikahan ini. Namun, Finza mengatakan kalau dia menyukai ini dan tidak akan membatalkan pernikahannya. Baginya, pilihan kedua orang tuanya pasti terbaik untuknya. Hingga waktu berlalu begitu cepat, dan tak terasa hari pernikahan mereka berdua sudah tiba. Mereka tidak mengudang orang-orang banyak, hanya orang-orang penting saja.
Finza dan Arga tengah dirias di ruang yang berbeda. Difo dan Kelvin menemani Arga di ruang rias, karna Arga sudah tidak memiliki siapapun di dunia ini. Sedangkan Finza ditemani oleh ibu dan bibinya. Finza mulai memakai baju gaun pernikahannya. Setelah itu, Finza dirias oleh orang yang sudah profesional.
Beberapa menit kemudian, Finza pun selesai dirias. Sementara Arga sudah berada di ruang akad nikahnya, dan para tamu sudah menunggu kedatangannya Finza. Rayn pun datang ke ruang rias Finza dan menjemput putrinya satu-satunya itu.
Finza pun mengadeng tangan ayahnya menuju lantai bawah, karna pernikahan mereka diselagarakan di rumah mereka sendiri. Tempat akad nikah mereka berada di ruangan terbuka, berupa taman yang begitu luas. Semua tamu langsung terpesona dengan kecantikan Finza, saat Finza tersenyum manis seraya berjalan menuju ruang akad nikah itu, di mana Arga dan bapak penghulu menunggu kedatangannya.
Saat melihat putrinya berada di kursi pengantin, tiba-tiba Ratu teringat saat akan pernikahannya dulu. Pernikahan mereka juga tidak begitu mewah, hanya orang-orang yang tertentu saja seperti saat ini.
Arga pun menjabat tangannya Rayn, lalu Rayn mengucapkan hijab Qabul dan dibalas oleh Arga dengan lancar tanpa ada kendala sedikitpun. Setelah bapak mengucapkan sah dan para saksi, mereka berdua pun sekarang sudah sah menjadi pasangan suami istri.
Para tamu mulai mengucapkan selamat kepada keluarga pengantin, dan mereka juga mengambil foto dengan pengantin muda itu.
Beberapa jam kemudian ...
Pernikahan mereka baru saja selesai, tanpa ada kendala sedikitpun. Para pelayan tampak begitu sibuk, setelah pesta pernikahan itu. Sedangkan keluarga Finza tengah berada di ruang utama. Mereka sedang bercengkrama dengan kerabat mereka. Sementara Finza tengah berada di kamar pengantin, dan masih memakai bajunya pengantinnya. Ratu tengah berada di depan meja rias, ditatapnya wajah cantiknya itu.
"Sungguh cantik." Finza memuji dirinya sendiri seraya tersenyum manis.
"Siap pernikahan, malam pertama, lalu punya punya dedek bayi. Hahaha ..., sungguh menyenangkan hidup ini. Awas aja kamu kak Arga!" guman Finza yang sepertinya sedang merencanakan sesuatu. Finza pun bangun dari tempat duduk itu, lalu berjalan menuju kamar mandi, karna badannya sudah gerah memakai gaun itu. Saat Finza tengah mandi di kamar mandi, Arga pun masuk ke dalam kamarnya itu. Arga pun berjalan menuju ranjangnya, lalu merebahkan badannya di atas kasur empuk itu.
Arga pun menghela nafas kasarnya, lalu memejamkan matanya itu. Arga tampak begitu kelelahan, setelah seharian penuh melayani para tamu.Finza baru saja keluar dari kamar mandi dengan memakai baju handuk dan rambut yang masih basah. Finza tersenyum miring saat melihat Arga tengah tertidur di atas ranjang, dia pun berjalan ke arah pintu dan mengunci pintu itu. Lalu berjalan menghampiri Arga yang ada di ranjang itu, lalu duduk di sisi ranjang. Finza pun menyentuh dada Arga dengan lembut, membuat Arga terbangun dari tidurnya.
"Kak Arga!" panggil Finza dengan lembut.
"Apa yang ka-mu lakukan di sini?" tanya Arga dengan gugup seraya bangun dari tidurnya.
"Bukankah kita sekarang suami istri. Apa kita akan melakukan malam pertama pernikahan kita hari ini?" ucap Finza mengoda seraya mendekati Arga yang tengah ketakutan. Finza pun meraba dada Arga lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Arga. Dan Finza bisa merasakan nafas Arga yang tengah menerpa wajahnya. Jika Finza terus bersikap seperti ini, Arga takut tidak bisa mengedalikan nafsunya. Karna dia juga laki-laki normal, yang tidak tahan digoda oleh wanita secantik Finza.
"Jangan lakukan itu, kamu masih sekolah!" ucap Arga seraya mendorong kening Finza dengan telunjuknya. "Kakak akan mandi dulu. Kamu bisa tidur lebih awal, karna besok sekolah," tambah Arga seraya turun dari ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi dengan sedikit lesuh.
"Untung aja kakak masih nguasai nafsunya, kalau kagak ciuman pertama hari ini," ucap Finza dengan meletakkan tangannya di dada yang sedang berpacu sangat cepat.
"Hari-hari berikutnya akan parah dari ini, Kakak!" ujar Finza tersenyum smirk. Sebenarnya Finza melakukan itu, agar Arga menderita karna menahan nafsunya itu. Akan sulit bagi pria, jika terus-menerus digoda oleh wanita seperti itu. Arga juga tidak bisa berbuat apa-apa, sampai Finza lulus dari sekolah ini. Penderitaannya akan dimulai dari hari ini. Arga harus menahan nafsunya setiap digoda oleh Finza.
"Ya Allah! Kenapa Finza melakukan itu?" ucap Arga setelah berada di kamar mandi. Arga pun merasakan jantungnya yang berpacu begitu cepat, nafas yang sudah turun naik.
"Kalau kagak sekolah, udah aku lakuin dari tadi!" ketus Arga seraya membuka pakaiannya dengan gusar.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...