Part 19

57 6 0
                                    

"Ayo kita pulang!" ajak Arga seraya menarik tangan Finza.

"Tunggu, kamu siapa?" tanya Reza seraya menarik sebelah tangan Finza.

"Tunangannya," jawab Arga setelah terdiam cukup lama.

"Jangan becanda kamu. Mana mungkin siswa SMA kayak Finza sudah punya tunangan. Emang ini zaman kuno? Yang main-main jodoh-jodohkan?" ujar Reza seraya tertawa kecil.

"Sekarang lepasin tangan Finza. Biar aku yang antarin dia pulang!" tambah Reza seraya menarik tangan Finza.

"Aku dan Finza tinggal satu rumah. Jadi, Finza ini tanggung jawabku," jawab Arga yang balik menarik Finza dan terjadilah tarik menarik. Sedangkan Finza yang berada diantara dua cowok ganteng itu, merasa kesal karna tangannya ditarik-tarik.

"Lepasin!" bentak Finza seraya menepiskan kedua tangan cowok itu dengan kasar.

"Maaf, kak Reza! Kayaknya aku gak bisa jadi pacar kakak," ucap Finza menolak cinta Reza. "Dan kamu, kak Arga!" tambah Finza yang kini menatap Arga. "Kapan kita tunangan? Jangan mimpi siang bolong deh, kak. Kakak ini cuma disuruh menjaga kita bertiga. Lagian kakak juga sudah punya pacar. Ingat itu!" ujar Finza seraya berlalu pergi dari hadapan dua cowok itu.

Deg!

Perkataan Finza benar-benar menyakitkan buat Arga. Bagaikan luka yang baru saja disiram air cuka. Sakit yang tidak bisa diungkapkan Arga pada dunia ini.

"Cuma bodygaurd tapi berlagak seperti tunangannya, dan juga sudah punya pacar. Nyadar diri jadi orang!" ujar Reza tersenyum sinis seraya menepuk pelan bahu Arga. Lalu berjalan menuju motornya, dan pergi meninggalkan Arga yang masih terdiam kaku.

"Benar juga, aku ini hanya seorang bodygaurd. Kenapa aku pura-pura menjadi tunangannya. Sadar Arga, jangan mimpi siang bolong. Kamu dan dia beda derajat," batin Arga yang memarahi dirinya sendiri. Arga pun menghela nafas kasarnya, lalu berjalan menuju mobil yang tak jauh darinya. Sementara Finza sudah menunggunya di dalam mobil, dengan wajah yang sudah ditekuk karna jengkel. Finza tak sadar, bahwa perkataannya sudah melukai perasaan Arga.

Selama perjalanan pulang tak ada yang berbicara. Finza sesekali menguap karna mengantuk, sedangkan Arga fokos membawa mobil dengan kecepatan normal.

Sementara Fendi dan Findo, menunggu kepulangan Arga dan Finza dengan perasaan yang khawatir. Findo berjalan mondar-mandir di depan Fendi yang sedang duduk di sofa. Saat mendengar suara mobil Arga, dua saudara kembar itu segera berlari menuju pintu. Tampaklah Arga tengah mengedong Finza yang tengah tertidur. Seseampainya di kamar Finza, Arga pun membaringkan Finza dengan pelan. Lalu membantu membuka sepatu Finza, setelah Itu, Arga pun menyelimuti tubuh Finza sampai dada. Sementara dua saudara kembar itu, menunggu Arga melakukan tugasnya.

"Apa Finza baik-baik saja, kak?" tanya Fendi yang tampak begitu khawatir.

"Dia baik-baik saja kok. Dia hanya sedikit lelah," jelas Arga.

"Terimah kasih, kak!" ucap Findo yang lega.

"Tidak apa-apa. Ini sudah jadi tugas kakak sebagai bodygaurd kalian. Eum ..., kalian berdua sudah sholat, makan?"

"Sudah kak. Bibi sudah memasakkan makan malam untuk kita," jawab Fendi.

"Sebaiknya kakak yang pergi makan. Karna kita, kakak harus telat melakukan semuanya," ucap Findo.

"Findo benar, kak," timpal Fendi yang juga merasa bersalah.

"Tidak perlu khawatir tentang kakak. Sebaiknya kalian pergi istirahat," jawab Arga tersenyum, lalu pergi meninggalkan dua saudara kembar yang ada di kamar Finza.

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang