Part 17

56 7 0
                                    

Pesanan mereka baru saja sampai. Arga melongo kaget ketika melihat makanan yang sudah memenuhi semua meja yang lumayan luas itu. Tampa menunggu waktu lagi, Finza lansung melahap makanan yang ada di atas meja. Arga hanya melongo kaget, ketika melihat Finza makan seperti orang kelaparan. Kalau si Fendi dan Findo, sudah biasa melihat adiknya seperti itu. Seperti itulah Finza, jika dia sudah bertemu dengan makanan kesukaannya. Dia tidak akan menghiraukan siapa pun yang menatapnya. Baginya makan itu nomor satu, yang lain mah belakangan.

"Kakak, tidak makan?" tanya Fendi. Saat melihat Arga yang belum menyentuh makanan yang ada di atas meja, sedikitpun.

"Iya," jawab Arga yang tampak gugup. Lalu mengambil sendok dan mulai memakan menu yang ada di atas meja.

"Siapa yang akan mau jadi pacarnya? Dia benar-benar gadis aneh. Pokoknya kamu gak boleh tertarik sama dia. Meskipun terkadang dia cukup manis kalau tersenyum." Arga mewanti-wanti dirinya di dalam hati.

Uhuk, uhuk!

Finza tiba-tiba terbantuk saat keselek dengan sambal asam ikan pedas, yang ternyata ada tulangnya.

"Air, air!" ucap Finza seraya menepuk bahu Arga begitu keras.

"Iya-iya," jawab Arga yang lansung menuang air itu ke dalam gelas, lalu memberikannya pada Finza. Finza lansung menerima gelas yang berisi air itu, lalu meneguk air itu hingga habis.

"Kak, usap punggungnya," ucap Findo dengan sedikit berbisik kepada Arga. Arga lansung mengelengkan kepalanya, saat teringat kejadian di taman itu. Bisa-bisa dia mati kena hajar, jika menyentuh Finza. Fendi dan Findo pun mengatupkan telapak tangannya dan memohon untuk melakukannya. Arga pun menarik nafasnya, lalu berniat akan mengelus punggung Finza. Namun, tangan terhenti ketika Finza sudah selesai meminum airnya. Arga pun menghela nafas leganya, saat tidak jadi melakukannya.

"Sakit ...!" rengek Finza saat merasakan tulang itu masih tersangkut di kerongkongannya.

"Aduh bagaimana ini?" ujar Findo dan Fendi yang panik saat melihat keadaan Finza. Tiba-tiba Arga teringat ketika dia keselek makanan, ibunya memberikan nasi putih. Arga pun lansung mengambil sedikit gumpalan nasi itu, lalu memberikan pada Finza.

"Ini untuk apa?" tanya Finza seraya menahan rasa sakitnya.

"Kata ibuku, ini bisa melancarkan apapun yang tersangkut di kerongkongan. Ayo buruan!" jawab Arga seraya menyodorkan nasi itu. Finza pun membuka mulutnya, lalu menerima suapan dari Arga. Arga pun dengan refleks mengusap leher Finza dengan lembut. Sedangkan Fendi dan Findo hanya melongo dengan yang dilakukan Arga. Mereka berdua pun saling bertatapan, lalu tersenyum manis.

"Sepertinya mereka cocok," guman Findo dalam hati.

"Kau benar," jawab Fendi dalam hati. Mereka bagaikan berbicara dari hati ke hati, seperti yang dilakukan ayahnya dan pamannya, Kelvin.

"Kalian ngapain?" tanya Finza saat melihat dua saudaranya saling bertatapan seraya tersenyum.

"Bukan apa-apa," jawab mereka serentak. "Ayo kita makan kembali?" tambah Fendi yang kembali makan. Sedangkan Finza mulai makan dengan perlahan, karna takut akan keselek makanan.

*****

Sesampainya di rumah, Arga langsung menyuruh tiga saudara kembar itu mandi lalu sholat. Selepas sholat, Arga menyuruh mereka untuk belajar, baru mereka boleh istirahat.

Sedangkan dilain waktu, Ratu sedang duduk melamun di sofa. Dia begitu menghawatirkan ketiga anak-anaknya. Apa mereka makan dengan teratur? Apa mereka sholat, belajar, dan gak bikin masalah? Ratu bagaikan dilema, karna ini pertama kalinya dia jauh dari anak-anaknya.

"Sayang kenapa?" tanya Rayn ketika melihat Ratu melamun sedari tadi.

"Ratu begitu khawatir dengan anak-anak, sayang. Ini 'kan pertama kali kitabpisah dari mereka," jawab Ratu.

"Bagaimana kalau kita VC, Arga? Maka dengan begitu sayang bisa tau ke khawatiran sayang. Kalau mereka baik-baik saja di sana."

"Gak apa-apa. Aku benar-benar kangen dengan mereka," jawab Ratu yang setuju. Rayn pun mengambil ponselnya, lalu menekan nomor Arga.

Kring, kring, kring!

Arga pun mengalihkan pandangannya dari laptop ke arah ponsel yang berada di atas sofa sampingnya.

"Bos!" guman Arga dalam hati, seraya mengambil ponselnya. Arga pun menatap ke arah saudara kembar yang tengah sibuk belajar di atas karpet.

"Ya, hallo sayang!" ucap Arga yang sontak membuat tiga saudara kembar itu menatap ke arahnya.

Sementara di dalam layar ponsel, Ratu tampak bingung ketika Arga memanggil sayang. Rayn pun meminta Ratu untuk tenang, karna itu kode rahasia mereka, agar tidak ketahuan oleh saudara kembar. Arga pun memutar kamera ponselnya ke arah saudara kembar, tampa sepengetahuan tiga saudara kembar itu.

"Oh. Aku lagi belajar, sayang," ujar Arga yang tidak ingin membuat tiga saudara kembar itu curiga.

"Jangan hiraukan dia. Ayo kita kembali belajar," ucap Finza kepada dua saudaranya.  Fendi dan Findo dengan serentak menghela nafasnya, saat mengetahui kalau Arga sudah punya pacar.

Sementara Ratu dan Rayn tampak tersenyum haru, ketika melihat anak-anaknya baik-baik saja.

"Kau boleh kembali belajar," ucap Rayn dari dalam telpon. Arga pun membalas dengan anggukan pelan, lalu mematikan telpon VC itu

"Huft! Syukurlah mereka baik-baik saja," ucap Ratu yang lega. Rayn hanya tersenyum manis seraya membelai rambut Ratu dengan lembut, saat melihat wajah istrinya yang kembali ceria.
"Kenapa dia tiba-tiba menelponku?" ucap Arga yang pura-pura kesal.

*****

Keesokan harinya.

Seperti biasa, mereka akan pergi sekolah setelah melakukan sholat subuh. Fendi dan Findo tiba-tiba menjadi murung  semenjak malam. Membuat Finza heran dengan sifat mereka berdua, yang seperti baru saja putus cinta.

"Kalian kenapa?" tanya Finza seraya merangkul bahu kedua kakaknya. Findo pun menghentikan langkahnya, lalu memegang kedua bahu adiknya.

"Finza!" ujar Findo yang tampak serius.

"Iya?" jawab Finza seraya menatap bola mata Findo.

"Kamu cantik, manis, imut. Tak ada yang kurang dari adikku ini. Aku ingin kau segera punya pacar."

"Apa?" timpal Finza yang kaget, ketika kakaknya menyuruhnya untuk pacaran.

"Findo benar. Gak ada yang kurang darimu. Kau harus segera punya pacar," ucap Fendi sedikit keras ketika melihat Arga yang baru saja turun dari lantai atas.

"Kalian ini kenapa sih? Kenapa kalian menyuruhku pacaran? Aku ini mau sekolah bukan mau pacaran!" bentak Finza yang tak percaya dengan kedua kakaknya. Finza pun berlalu pergi begitu saja meninggalkan dua saudara kembarnya, lalu masuk ke dalam mobil.

"Kalian berdua kenapa? Kenapa kalian menyuruh Finza pacaran?" tanya Arga heran.

"Bukan urusan kakak!" jawab Fendi dan Findo secara bersamaan, lalu pergi begitu saja.

"Salah aku apa?"  ujar Arga yang bingung.

Berssambung...

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang