•••••
"Makasih, Kak," ucap Finza sambil mencium pipi kiri Arga."Jangan bolos lagi, belajar yang giat." Arga menarik leher Finza, lalu mencium pipi kiri, kanan, kening dan terakhir tepat di bibir merah muda Finza.
"Baik, kakak sayang. Aah ... awas kalau lirik cewek nanti!" ancam Finza sambil membuka pintu mobil.
"Jangan khawatir, Sayang," jawab Arga tersenyum, lalu melambaikan tangannya saat Finza menutup pintu mobil kembali. Setelah melihat Finza naik ke motor Findo. Dia kembali menjalankan mobilnya dan berlalu pergi meninggalkan sekolah istrinya. Arga membelah jalan yang lumayan padat. Setelah beberapa menit berada di dalam mobil. Kini Arga sudah sampai di tempat kerjanya. Setelah memakirkan mobilnya, dia berjalan masuk ke dalam rumah sakit.
"Pagi, Dok!" sapa beberapa suster cantik.
"Pagi juga," balas Arga dengan senyuman tipis. Sesampainya di depan pintu ruangannya, Arga langsung membuka pintu ruangannya, dan berjalan masuk ke dalam ruangannya. Dia pun meletakkan tasnya di atas meja kerjanya, lalu membuka jas panjang yang dia gunakan dan mengganti dengan jubah Dokter-nya.
Tok, tok, tok!
"Masuklah!" ucap Arga singkat, lalu dia berjalan duduk di kursinya.
Ceklek!
Dilla membuka pintu, lalu berjaland ke arah Arga dengan membawa beberapa dokumen.
"Ini data tentang pasien, Wulan Fayulanda. Dia mengidap penyakit kanker payudara stadium dua. Dokter Riski memintamu menggantikan operasinya pagi ini. Beliau sedang tidak sehat," jelas Dilla setelah memberikan dokumennya.
"Baiklah," jawab Arga setelah memeriksa dokumen itu. Dia kembali memberikan dokumen itu kepada Dilla. Lalu bangun dari kursi dan membuka jubah dokternya kembali. Arga berjalan keluar dari dalam ruangan dengan diikuti Dilla.
Setelah mengganti bajunya dengan baju khusus operasi dan selesai mencuci tangannya. Dia pun berjalan menuju ruang operasi, di mana beberapa dokter yang akan membantunya sudah menunggu. Satu dokter wanita langsung memasangkan jubah berwarna hijau daun, lalu memasangkan sarung tangan kepada dua tangan Arga. Setelah selesai memakai perlengkapan sebelum operasi. Arga berjalan menuju pasien yang sudah diberikan obat bius.
"Detak jantung? Tekanan darahnya?" tanya Arga.
"Semuanya normal, Dok."
"Baiklah. Pisau bedah!" pinta Arga sambil menadahkan tangannya. Orang yang membantu Arga langsung memberikan pisau bedahnya. Arga mulai membedah dada pasiennya, lalu dengan hati-hati dia melakukan operasi. Dia mencoba mencari kanker yang belum membesar. Namun, jika dibiarkan kanker itu akan membesar dan membuat nyawa penderita dalam bahaya. Keringat mulai mengalir di wajah Arga, dengan sigap orang yang membantu Arga menghapusnya.
Di sisi lain, Dilla dan beberapa dokter lain, tengah memperhatikan cara Arga melakukannya lewat sebuah TV. Dilla dengan seksama memperhatikannya, karna dia belum bisa melukan sehebat Arga. Dilla masih harus banyak belajar, agar dia bisa menjadi dokter yang hebat seperti Arga.
Setelah beberapa jam berada di ruang operasi yang dingin. Akhirnya Arga selesai melakukannya dengan baik, walau ada kemungkinan kanker itu akan kembali. Arga pun membiarkan dokter lain yang akan menjahit kembali.
Sesampainya di luar, Arga langsung melepaskan masker yang menutupi wajah tampannya. Arga pun memasukkan sarung tangan yang penuh dengan darah ke dalam tong sampah. Lalu mencuci wajahnya itu dengan air mengalir. Rasanya benar-benar menyegarkan ketika air itu menyentuh wajahnya.
Setelah selesai mencuci wajahnya, Arga berniat akan kembali ke ruangannya. Tiba-tiba langkahnya terhenti, ketika melihat seorang gadis yang berada di atas brangkar, dengan luka yang parah di badannya. Disusul kembali dengan dua orang siswa pria, yang nasibnya sama dengan siswa yang sudah lebih dahulu dibawa. Badannya langsung dibuat lemas, ketika mengetahui itu tiga saudara kembar. Arga masih tak percaya jika itu sikembar, dia langsung berlari untuk memastikannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...