*****Suasana di rumah saudara kembar kembali ramai, para pelayan dan bodyguard mulai kembali bekerja. Semua pelayan sangat sibuk membersihkan rumah yang besar itu, karna sudah dua minggu tidak bekerja. Beberapa pelayan sedang memasak di dapur, tangan mereka begitu lihai memotong bahan yang akan dimasak dan begitu cekatan bekerja. Tiga saudara kembar itu baru saja turun dari lantai atas. Mereka hari ini tidak pergi sekolah, karna hari ini hari minggu. Mereka akan berolahraga, setelah beberapa lama tidak melakukannya. Bukan hanya tiga saudara kembar saja, Arga juga akan pergi berolahraga bersama mereka bertiga.
Ini bukan seperti yang kalian pikirkan. Mereka tidak melakukan olahraga dengan berlari pagi. Melainkan mereka melakukan olahraga dengan berlatih bela dirinya, di sebuah ruangan yang sudah disediakan untuk berlatih oleh keluarga saudara kembar hingga para anak buah Rayn.
Para anak buahnya lansung menudukkan kepalanya, saat empat orang itu masuk ke dalam ruangan itu. Ruangan itu sangat besar, berbagai barang untuk berlatih tersimpan di sana. Finza mulai memasuki ring untuk berlatih, seorang pria dengan tubuh kekar sudah menunggu kedatangannya. Finza tampak begitu tenang, saat memasukinya. Tak ada tampak wajah yang khawatir, saat akan berhadapan dengan lawan yang tak sebanding dengannya.
Sedangkan dua saudara kembarnya akan berlatih memakai pisau, karna mereka belum sepenuhnya menguasai pisaunya. Mereka akan dilatih menggunakan kayu yang berbentuk pisau, agar tidak melukai siapapun saat berlatih nanti. Yang melatih dua saudara kembar itu adalah Arga sendiri.
Finza mulai berlatih dengan pria yang bertubuh kekar itu, begitupun dengan dua saudara kembarnya yang mulai berlatih dengan Arga. Mereka sama-sama jago, baik Finza maupun dua saudara kembarnya.
Finza tampak berlatih begitu serius, keringatnya mulai mengalir di wajah cantiknya itu. Finza begitu lihai saat menedang maupun memukul pelatihnya itu, tapi itu bukan pukulan yang serius.
Setelah beberapa menit kemudian, mereka semua selesai melakukan olahraganya. Wajah mereka penuh dengan keringat, dan nafas yang tersengal-sengal.
"Rasanya benar-benar menyenangkan," ucap Finza seraya menghapus keringatnya dengan handuk kecil yang diberikan Fendi.
"Kau berlatih begitu keras," ucap Findo seraya berbaring di atas lantai. "Aku benar-benar lelah. Aku ingin sekali makan sesuatu yang enak setelah ini," tambah Findo lagi.
"Sekarang ibu akan pulang. Aku gak sabar ingin bertemu dengan nenek, ibu, dan ayah. Aku benar-benar kangen mereka," ucap Fendi.
"Aku juga," jawab Finza dan Findo secara bersamaan.
"Air buat kalian." Arga memberikan air mineral kepada tiga saudara kembar itu.
"Jika ibu dan ayah pulang. Lalu kakak akan pergi?" tanya Findo seraya menerima air itu.
"Hmmm," jawab Arga seraya meminum air mineral itu. Ketiga saudara kembar itu tampak sedih ketika mendengar Arga akan pergi meninggalkan rumahnya. Padahal mereka baru saja mau akrab, tapi Arga harus pergi karna tugasnya sudah selesai menjaga tiga saudara kembar itu. Jujur saja, Arga juga merasakan hal yang sama, tapi Arga juga tidak bisa tetap di sana, karna Arga hanya diminta menjaga sikembar dua minggu.
*****
Rayn dan keluarganya baru saja sampai di rumah, tiga saudara kembar itu langsung berlari menghampiri mereka bertiga.
"Ayah, ibu!" Tiga saudara kembar itu dengan serentak memeluk Ratu.
"Bagaimana keadaan kalian bertiga?" ucap Ratu yang begitu merindukan anak-anaknya.
"Sangat baik ibu. Ibu bagaimana?" jawab mereka yang juga balik bertanya.
"Ibu sangat baik," jawab Ratu tersenyum.
"Tadi perasaan ada yang manggil ayah. Kok ibu aja yang dipeluk," ucap Rayn yang merasa diacuhkan oleh tiga anaknya itu.
"Ayah!" Mereka bertiga pun melepaskan pelukan Ratu, lalu beralih memeluk Rayn.
"Kalian gak buat masalah selama ayah pergi, 'kan? Lalu kalian gak nyusahin Arga, 'kan?" tanya Rayn yang penuh selidik.
"Mereka sangat baik selama Bos pergi," timpal Arga.
"Uh ..., ayah benar-benar bangga sama kalian bertiga. Pertahankan itu?" ucap Rayn seraya mengacak-acak rambut anak-anaknya.
"Iya ayah!" jawab mereka serentak.
"Nenek bagaimana?" tanya Finza yang kini mereka beralih pada Luna.
"Nenek sangat baik," jawab Luna tersenyum.
"Mau kita antarkan nenek ke kamar?" tanya Fendi. Luna pun membalas dengan anggukkan pelan. Mereka bertiga pun mendorong kursi roda Luna, lalu mengantarkan Luna ke kamarnya yang berada di lantai bawah.
"Sayang, aku masuk dulu," ucap Ratu seraya berjalan masuk ke dalam rumah itu.
"Iya sayang," jawab Rayn mengaguk.
"Arga, Paman ingin berbicara sesuatu denganmu," ucap Rayn setelah Ratu berlalu pergi.
"Baik Bos," jawab Arga mengaguk.
Saat ini mereka tengah berada di ruang yang lumayan besar, semua buku-buku tersusun rapi di atas lemari dan koleksi barang Rayn. Beberapa foto keluarga Rayn terpajang dengan rapi di dindingnya. Mulai dari pernikahan ibunya hingga pernikahan Rayn sendiri dan foto anak-anaknya dari bayi hingga dewasa seperti ini. Dan foto Rayn bersama Difo, Kelvin dan seorang pemuda tampan yang sudah dipastikan itu Arga saat lulus dari sekolah SMA Kehakiman beberapa tahun lalu.
"Bagaimana menurutmu tentang, Fendi dan Findo?" tanya Rayn.
"Mereka berdua anak baik, tampan. Dan mereka saling membantu dan melindungi satu sama lain," jelas Arga."Kalau, Finza?" tanya Rayn.
"Finza gadis baik, manis. Hanya saja Finza belum bisa mengontrol emosinya sendiri," jawab Arga jujur.
"Ini yang aku suka darimu. Meskipun itu anak atasanmu, kau slalu jujur menilai mereka."
"Terimah kasih, Bos!" jawab Arga tersenyum tipis.
"Apa kau menyukai, Finza?" tanya Rayn yang sontak membuat mata Arga membulat dengan sempurna.
"Apa?
"Sebenarnya aku menyuruhmu menjaga mereka bertiga, karna aku ingin menjodohkan kau dengan putriku, Finza. Finza itu gadis yang manis, hanya saja dia tidak terlalu tau dengan sifat pria selain dua kakaknya. Saya tidak bisa mempercayainya kepada orang lain selain kau," jelas Rayn.
"Apa Bos tidak salah memilih saya? Saya hanya orang biasa, mana mungkin saya bisa menjadi menantu di keluraga ini. Lagipun Finza masih sekolah," tutur Arga.
"Intinya sekarang bukan itu. Kau harus menjawab jujur tentang perasaanmu. Saya tidak ingin kau mengorbankan perasaanmu karna saya sudah merawatmu. Saya hanya ingin kau jujur. Apa kau mencintai putriku?" ucap Rayn yang tampak serius.
"Saya tidak tau ini cinta atau apa, tapi yang jelas saya sedikit sedih jika jauh dari, Finza. Saya merasa takut kehilangannya dan ..."
"Berarti kau mencintainya," potong Rayn yang sangat senang mendengar penuturan dari Arga.
"Seminggu lagi akan kita gelar pernikahannya," tambah Rayn lagi.
"Apa? Finza masih sekolah Bos. Lalu bagaimana dengan bibi dan nenek? Mereka pasti akan menentang ini. Finza pasti akan ..." Lagi-lagi perkataan Arga kembali dipotong Rayn.
"Masalah itu sudah saya selesaikan. Kalau soal Finza, kau tidak perlu khawatir. Yang jelas kau harus bersiap dengan pernikahanmu seminggu lagi," jelas Rayn yang berusaha menyakinkan Finza.
"Baiklah Bos," jawab Arga singkat.
"Jangan panggil Bos. Panggil ayah sekarang," jawab Rayn tersenyum manis.
"I-iya Ayah!" jawab Arga yang tampak begitu gugup. Arga khawatir tentang Finza. Bagaimana bisa Finza menghadapi ini semua?
Kenapa Rayn menikahkan mereka, padahal anaknya masih sekolah?
Lalau bagaimana dengan dua saudara kembarnya, Finza?
Begitu banyak pertanyaan dalam otak Arga saat ini, yang tidak bisa dia ungkapkan pada dunia?Bersambung ....
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...