_
_
_"Maaffin Enjel ya, bu. Hiks ..." Enjel benar-benar khawatir, jika dirinya benar-benar dikeluarkan dari sekolah. Maka dia tidak bisa membuat ibunya bangga terhadapnya dan dia tidak bisa memberikan kehidupan yang layak untuk ibunya.
"Sudah-sudah. Jangan menangis, gak sopan," ujar Ibu Enjel menepuk pelan punggung anaknya. Enjel pun melepaskan pelukkannya, lalu menghapus air matanya dengan kasar.
"Maafkan saya, Pak!" ucap Enjel menundukkan kepalanya.
"Enjel, ini ayah dan ibu dari tiga saudara kembar. Mereka ingin mengatakan sesuatu kepadamu," ucap Kelvin menunjuk Rayn dan Ratu. Enjel pun menundukkan kepalanya kepada sepasang suami-istri itu, dengan jantung yang sudah tak beraturan. Saat dipanggil ke ruang komite, Enjel tidak bertemu dengan kedua orang tua saudara kembar. Karna mereka tidak ingin bertemu dengan Enjel dan masalah ini hanya diserahkan pada Kelvin.
"Sebelumnya, saya minta maaf sudah membuatmu dalam masalah. Putra saya sudah menceritakan semua yang kamu alami di sekolah ini. Saya benar-benar minta maaf karna tidak mendengarkan penjelasan darimu. Mungkin maaf tidak cukup menebus kesalahan kami," ucap Rayn yang begitu menyesal.
"Tidak apa-apa, Pak," jawab Enjel tersenyum kecil.
"Aku dengar putriku sangat menyukaimu. Maukah kamu mengunjungi putriku? Dia sudah diperbolehkan pulang tadi pagi," ucap Ratu dengan lembut.
"Bolehkah, nyonya?" jawab Enjel yang balik bertanya.
"Jangan panggil nyonya, panggil bibi aja," ujar Ratu tersenyum.
"Baik bibi," jawab Enjel sedikit gugup. Ada perasaan lega ketika mengetahui dirinya tidak jadi dikeluarkan dari sekolah. Dan perasaan bahagia saat diperbolehkan bertemu dengan Finza. Dia benar-benar ingin bertemu dengan Finza, dan mengucapkan terima kasih pada Finza.
•••••
Finza tertawa terbahak-bahak, ketika sedang menonton film kartun. Sedangkan Arga hanya bingung, ketika melihat tidak ada adegan yang lucu dalam film kartun. Mereka tengah menonton film Tom and Jerry. Tawa Finza semakin keras, ketika Tom masuk ke dalam perangkatnya sendiri.
"Sayang, jangan ketawa terlalu keras. Nanti kepala sayang sakit," ujar Arga yang tampak khawatir.
"Enggak kok, kakak. Ini tawanya ... hahahaha ..." Finza kembali tertawa dengan keras, ketika melihat adegan lucu. Meskipun Arga ikut menonton, tapi pikiran Arga tengah melayang entah ke mana.
"Kakak, kalau pasien kakak besok gak mau minum obat. Kakak bakal lakuin yang sama kayak aku?" tanya Finza yang sontak membuat Arga terbatuk, dengan pertanyaan konyol istrinya.
"Ya. Enggaklah, sayang. Masak iya kakak lakuin itu sama pasien kakak. Ini itu spesial buat sayang sendiri," jawab Arga sembari mencubit pipi Finza.
"Ya, jelas. Aku 'kan istri, kakak," ujar Finza memanyunkan bibirnya.
"Nah, tu tau, sayang," jawab Arga tersenyum manis.
"Ayah, ibu!" panggil Finza.
"Dia siapa, ibu?" tanya Finza ketika melihat Enjel bersama dengan kedua orang tuanya. "Kakak mana?" tambah Finza ketika tidak melihat dua saudara kembarnya.
"Ini Enjel, teman sekolah adek. Kalau kakak 'kan masih di sekolah," jelas Ratu.
"Oh ...," jawab Finza mengaguk.
"Ayah pergi ke kantor dulu, ya?" ucap Rayn sambil mencium kening putrinya.
"Iya ayah," jawab Finza mengaguk.
"Hati-hati di jalan, sayang," ucap Ratu dan dibalas dengan senyuman manis oleh Rayn.
"Ibu, Arga pamit ke kampus dulu," ucap Arga setelah menyalami tangan Ratu.
"Kak, jangan lupa beliin aku cemilan yang banyak," pinta Finza tersenyum manis.
"Ok, sayang," jawab Arga mengaguk, lalu berlalu pergi.
"Enjel, silahkan duduk. Aku ingin tanya banyak padamu," ucap Finza mempesilahkan Enjel duduk di sampingnya.
"Baik," jawab Enjel mengaguk, lalu duduk di samping Finza.
"Ibu mau ke kamar nenek dulu, ya?"
"Iya ibu," jawab Finza mengaguk.
"Bi, tolong layani tamu kita," ucap Ratu kepada salah satu pelayannya.
"Baik, Nyonya," jawab pelayan itu.
"Enjel, agap saja seperti rumah sendiri," ucap Ratu tersenyum.
"Iya bibi," jawab Enjel yang tampak gugup. Ratu pun berlalu pergi meninggalkan ruang bermain itu.
"Enjel, aku lupa ingatan. Jadi, gak ingat soal kejadian itu dan aku juga sudah dengar dari para kakakku. Sekarang kamu jelaskan semuanya, tanpa ada yang tertinggal sedikit pun. Siapa tau itu bisa membantu mengembalikan ingatanku," ujar Finza dan Enjel pun mulai menceritakan semua kejadian dari awal mereka bertemu, hingga kejadian saat Finza jatuh dari tangga, tanpa tertinggal sedikitpun.
"Yulia?" tanya Finza mengerutkan keningnya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...