Setelah menampar kakaknya di depan teman-temannya, Finza lebih memilih untuk pergi menjauh dari kelasnya. Dia benar-benar tidak tau mau ke mana. Otaknya saat ini benar-benar kacau dibuatnya. Tubuhnya langsung bergetar dengan hebat, ketika tangannya ini dengan refleks menampar kakaknya. Air mata yang terus mengalir deras di wajahnya. Dia benar-benar tampak begitu menyesal telah menampar saudaranya. Namun, langkahnya langsung terhenti, ketika melihat Enjel yang berada di tangga. Finza melihat Enjel menangis dalam pelukkan seorang pria tampan. Finza langsung mengepalkan kedua tangannya, lalu berjalan menghampiri mereka berdua.
“Beraninya kau melakukan ini pada, Kakakku!” bentak Finza sambil menjambak rambut Enjel.
“Aahk ...!” lirih Enjel yang kesakitan.
“Finza, kau apa-apaan?!” bentak cowok itu yang langsung menarik kerah baju Finza.
Plak!
Satu tamparan mendarat mulus di wajah Finza, dan pelakunya adalah pria tampan itu.
“Ternyata kau sudah salah orang!” ujar Finza yang tersenyum sinis.
Bugk!
Pukulan keras langsung mendarat di wajah pria itu, yang membuat darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bukan sampai di situ, Finza juga memukul pria itu berkali-kali dan menedang keras badan pria itu, hingga terpental ke belakang.
“Finza ... maafkan aku! Tolong hentikan, Finza!” ucap Enjel yang tampak ketakutan.
“ Dasar wanita jal*ng!” bentak Finza sambil berjalan menghampiri Enjel.
Plak!
Finza menampar wajah Enjel dengan sangat keras, hingga membuat Enjel terjatuh ke lantai. Seorang siswa yang tanpa sengaja melihat ada keributan di tangga. Langsung melaporkan kepada guru kelasnya. Siswa-siswa dan sikembar langsung bergegas melihat kejadian, di mana Finza tengah menjambak rambut Enjel dengan sangat kasar dan menamparnya berkali-kali.
“Finza ... tolong hentikan!” ucap Fendi yang langsung memeluk tubuh adiknya. “Maafkan aku,” cicit Fendi yang benar-benar menyesal.
Kemarahan Finza semakin memuncak, ketika Findo masih mengkhawatirkan orang yang subxdah mengkhianati kakaknya.
“Lepaskan aku!” bentak Finza yang langsung melepaskan pelukkan itu. Dia lebih memilih menjauh dari kerumunan para siswa itu.
“Kau seharusnya menenangkan adik dulu!” ucap Fendi kepada Findo. “Finza!” teriak Fendi yang langsung mengejar Finza. Findo tampak tertegun sebentar, lalu dia langsung bangun dan mengejar kedua saudaranya itu.
Sementara siswa lain hanya menatap sinis ke arah Enjel dan cowok yang sudah babak belur. Mereka mulai menembak, kalau Finza marah pasti karena sudah melihat hal yang tidak pantas.
“Seharusnya kau tidak melakukan sesuatu yang membuat Finza marah.”
“Dikasih hati malah minta jantung!”
“Sudah-sudah, kalian kembali masuk ke dalam kelas!” ujar pak guru.
“Dasar wanita mura**n!” ucap beberapa siswa sebelum pergi. Para guru hanya bisa menghela nafas kasarnya. Lalu membawa dua anak didiknya ke ruang UKS, untuk mengobati luka di wajah mereka.
•••••Entah kenapa tiba-tiba hari ini turun hujan lebat. Seperti sudah mengetahui ini akan terjadi. Finza terus berlari di tengah hujan yang begitu lebat, dan bajunya yang sudah basah kuyup. Hatinya benar-benar hancur lebur, ketika melihat seorang wanita yang berhasil membuat dua saudaranya bertengkar. Finza pun menghentikan langkah kakinya, dan badan yang sudah merasakan lemas. Finza benar-benar tak sanggup lagi berlari. Karena air hujan yang begitu deras, membuat air mata Finza tidak terlihat.
“Huwaa ...! Aku benar-benar benci denganmu, Enjel. Kau sekarang jauh berubah! Aku menyesal sudah mengenalmu!” teriak Finza menangis sejadi-jadinya.
Fendi langsung keluar dari dalam mobil, lalu berlari menghampiri adiknya yang sedang berada di tepi jalan. Fendi langsung membuka jaketnya dan memasangkan kepada Finza.
“Jangan menangis lagi. Maafkan kakak, Dek! Berhenti menangis, kakak mohon, hiks ...,” ucap Fendi yang ikut menangis. Fendi memeluk tubuh adiknya dengan erat, dan membiarkan hujan mengguyur tubuhnya.
“Kak ... Finza kedinginan. Hiks ...,” cicit Finza yang sudah menggigil.
“Kita pulang sekarang,” ucap Fendi yang langsung menggedong tubuh adiknya ke mobil pamannya. Findo lansung membuka pintu mobil belakang, dan Fendi langsung memasukkannnya Finza ke dalam mobil. Findo segera memeluk tubuh adiknya yang sudah basah kuyup. Finza terus menggigil kedinginan, karena terlalu lama terkena air hujan.
“Maafkan kita, Dek,” lirih Findo sambil memeluk erat adiknya. Selama perjalanan pulang, Findo terus meminta maaf, karena sudah melukai perasaan adiknya. Kelvin lebih memilih membawa sikembar langsung ke rumah orang tuanya.
Sesampainya di rumah, Findo lansung mengedong Finza masuk ke dalam rumah mewah mereka. Ratu benar-benar kaget ketika melihat ketiga anaknya yang sudah basah kuyup. Sesampainya di kamar Finza, Ratu segera mencarikan baju ganti untuk putrinya, karena Finza terus menggigil dan bibir yang sudah pucat pasi.
“Apa yang terjadi pada kalian bertiga?” ucap Ratu yang tampak begitu khawatir.
Semua orang semakin dibuat khawatir, ketika Finza tidak berhenti menggigil. Meskipun sudah memakai beberapa lapis selimut hangat, dan bahkan suhu tubuh Finza sekarang menjadi panas, tetapi Finza tetap menggigil kedinginan. Ratu sudah memberikan obat penurun panas, bahkan mengoperes kening anaknya dengan air dingin.
Arga yang mendengar tentang Finza, langsung berlari meninggalkan rumah sakit. Arga membawa mobil dengan kecepatan tinggi, membelah jalan yang sudah basah karna hujan beberapa jam yang lalu.
Sesampainya di rumah mertuanya, Arga langsung berlari ke kamarnya dan tampaklah sikembar, Rayn, Kelvin, Ratu yang berada di sana.
“Aku akan mengurusnya,” ucap Arga dengan wajah yang tampak begitu cemas.
Orang-orang yang sudah paham maksudnya Arga, langsung keluar dari sana dan membiarkan Arga dan Finza berdua.
Arga membuka buah bajunya satu persatu, lalu berjalan menghampiri istrinya yang berada di atas ranjang. Setelah melepaskan bajunya, Arga pun melepaskan baju yang digunakan istrinya. Finza tidak tau apa yang sedang dilakukan suaminya, ketika Arga memeluknya dengan erat. Arga tidak peduli dengan suhu tubuh istrinya yang begitu panas. Dalam kondisi seperti ini, hanya kehangatan dari tubuhnya, yang bisa menghentikan kedinginan istrinya.
Sebelum Finza tertidur dalam pelukkan suaminya, dia masih mendengar suara ayahnya, yang sedang memarahi kedua saudara kembarnya.
POV Finza.
Aku tidak marah jika kedua kakakku memiliki seorang kekasih. Hanya saja yang paling kubenci, ketika pacar dari mereka berdua tidak mengenal tempat. Aku benci ketika melihat wanita yang memeluk kakakku di depan umum. Aku tau dia pasti rindu setelah satu minggu tidak bertemu, tapi bukan berarti dia bisa memeluk kakakku seenaknya di depan teman-teman sekelasku. Di mana harga diriku sebagai seorang wanita? Setidaknya dia harus ingat batasannya sebagai pacar. Inilah yang paling kusesali dari, Enjel. Dia benar-benar jauh berubah dari pertama aku bertemunya. Sekarang aku begitu jijik dengan sifatnya. Apa salah jika aku meminta saudaraku menjauhi, Enjel? Apa salah jika aku menampar saudaraku, karena wanita yang belum tentu menjadi istrinya besok? Bahkan berani memeluk pria lain. Aku hanya ingin kami kembali seperti dulu lagi. Aku benar-benar rindu masa-masa di mana kita saling melengkapi. Aku rindu kakakku yang dulu.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...