"Bangun-bangun!" Arga tengah membangunkan Finza yang masih tertidur pulas.
"Ini hari minggu. Kenapa harus bangun pagi?" jawab Finza dengan suara melek, lalu kembali menarik selimutnya. Arga menghela nafasnya kasarnya, lalu menarik selimut Finza itu dengan kasar.
"Ini perintah. Kau harus bangun pagi," ujar Arga dengan nada tinggi.
"Sial!" ketus Finza yang kesal seraya bangun dari tempat tidurnya. "Kau akan kuadukan pada ayahku! Kau mengganggu aku tidur saja!" bentak Finza dengan tatapan tajam seraya menujuk wajah Arga. Sedangkan Arga hanya memutar bola matanya, lalu memegang tangan Finza itu.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Finza yang kaget.
"Menyuruhmu mandi lalu sholat," jawab Arga sembari menarik tangan Finza ke dalam kamar mandi.
"Hei! Lepaskan aku!" bentak Finza meronta-ronta. Arga tidak menghiraukan perkataan Finza, dia terus membawa Finza masuk ke dalam kamar mandi dan menyuruh Finza mandi.
"Setelah sholat jangan tidur kembali. Rapikan tempat tidur, lalu kau harus belajar memasak. Karna pelayan sedang libur beberapa hari. Aku beri kau waktu tiga puluh menit," ujar Arga dengan tersenyum manis.
"Aku mengerti," jawab Finza sembari menutup kamar mandinya. "Kenapa ayah malah menyuruh dia menjadi penjaga kami. Dia orang yang sangat menyebalkan. Aku benci dia!" gerutu Finza dalam kamar mandi seraya membuka pakaiannya. Sedangkan Arga hanya tersenyum mendengar omelan tentangnya. Arga sudah memperkirakan semuanya. Kalau mandi cuma membutuhkan waktu sepuluh menit, sedangkan sholat subuh paling lama lima menit. Karna Finza seorang wanita, mungkin dia akan berdadan dulu sebelum keluar kamar.
Dilain waktu, Fendi dan Findo baru saja selesai sholat subuh. Dia meletakkan kopiah dan sajadah di tempat yang sudah disediakan.
"Aku masih mengantuk. Aku ingin sekali kembali tidur," keluh Findo seraya menguap.
"Jangan tidur lagi. Ayo kita rapikan kamar ini dulu," jawab Fendi saat melihat kamar yang berantak 'kan karna ulah mereka.
Arga sengaja meliburkan para pelayan, karna Arga ingin mengajarkan tiga saudara kembar ini untuk hidup mandiri. Karna tidak selamanya mereka akan hidup dengan kemewahan. Karna kita tidak bisa menebak apa yang akan terjadi ke depannya. Setelah merapikan kamarnya mereka. Mereka pun mengumpulkan pakaian kotor, lalu memasukkan ke dalam keranjang. Dan mencuci pakaian mereka, karna ini perintah dari Arga sendiri.
Sementara itu, Finza juga melakukan hal yang sama. Finza pun memasukkan semua pakaiannya keranjang, lalu membawa ke lantai bawah. Biasanya ini pekerjaan para pelayan. Namun, pelayan sedang libur, terpaksa Finza melakukannya sendiri. Finza berjalan dengan sedikit lesuh keluar dari kamarnya dengan memegang keranjang di tangannya. Sesampainya di lantai bawah, Finza melihat Findo dan Fendi yang sudah berada di sana.
"Kalian lagi ngapain?" tanya Finza.
"Seperti yang kau lihat, mencuci pakaian sama sepertimu. Sayangnya kita berdua kagak mengerti cara pakainya," jawab Fendi yang tampak kebingungan.
"Aku juga tidak tau cara pakainya," ujar Finza menghela nafasnya.
"Sini kakak tunjukkin caranya," ucap Arga yang tiba-tiba muncul. Arga menjelaskan cara memakai mesin cuci itu kepada tiga saudara kembar itu, dengan perlahan-lahan namun pasti. Arga menyuruh saudara kembar itu memisahkan pakaian yang berwarna dengan pakaian putih. Untunglah mereka mau mendengarkan arahan dari Arga tampa membantah sedikit pun. Setelah memasukkan pakaian ke dalam mesin cuci. Arga pun memasukkan deterjen ke dalam mesin cuci, lalu menekan tombol yang ada di mesin cuci. Selama pakaian itu dicuci, Arga menyuruh Fendi dan Findo bersih-bersih rumah. Sedangkan Finza disuruh belajar memasak. Saat Finza belajar memasak, kejadian lucu sering terjadi. Finza berteriak keras saat akan memasukkan ikan ke dalam wajan. Arga hanya tertawa seraya mengeleng-geleng 'kan kepalanya. Namun, saat Arga menyuruh Finza memotong sayur. Finza begitu lihai menggunakan pisaunya, dalam beberapa menit Finza dapat menyelesaikan tugasnya itu.
Sedangkan Fendi dan Findo tengah berada di ruang utama. Arga menyuruh mereka mengempel rumah yang sangat besar itu. Mereka bukannya mengerjakan tugas yang diberikan Arga. Mereka malah bermain perang-perangan dengan tongkat pel dan sapu. Saat asik-asiknya bermain, tiba-tiba tongkat pelnya Findo terbang karna Fendi. Tampa sengaja mengenai kepala Arga yang baru saja datang.
"Maafkan kita, kak!" ucap Fendi dan Findo secara bersamaan.
"Huft! Selesaikan perkejaan kalian. Lalu kita sarapan bersama," ujar Arga sembelum kembali ke dapur.
Dua saudara kembar itu bergegas meletakkan peralatan bersih-bersih itu ke dalam ruangan kecil. Ruang itu biasa digunakan untuk penyimpanan berbagai macam peralatan yang biasa digunakan pelayan.
Mereka makan begitu lahap saat di meja makan, karna masakan Finza lumayan enak. Ya wajarlah, yang mengatur garam sama yang lainnya, Arga. Finza cuma melakukan apa yang disuruh Arga. Setelah selesai makan, Arga mengajak ketiga saudara kembar itu bermain di luar rumah. Mereka tak sadar waktu berlalu begitu cepat, hingga malam pun tiba.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kehakiman {TAMAT}
RomanceMasih lanjutan dari My Husband Is A Bos Mafia. Cerita ini hanya diperankan oleh anak-anak Ratu dan Rayn, yang bercerita tentang sikembar tiga yang memiliki hobi berkelahi dan bikin geleng-geleng kepala dengan kelakuan mereka. Setelah membuat masala...