Part 44

58 6 0
                                    

'•'•''•''

"Dek, kenapa?" tanya Fendi saat melihat Finza yang duduk melamun. Finza tak menjawab pertanyaan dari Fendi, dia hanya menatap ke TV yang sedang menyala, tapi pikirannya entah ada dimana.

"Dek!" Kali ini Findo yang memanggil.

"Iya, ada apa?" jawab Finza yang tampak kaget.

"Ada apa? Kenapa wajah adek muram?" tanya Fendi.

"Gak apa-apa, aku masuk kamar dulu," jawab Finza yang berusaha tersenyum manis. Finza pun bangun dari atas sofa, lalu pergi meninggalkan ruang bermain.

"Sepertinya ada sesuatu yang dia sembunyikan dari kita?"

"Kau benar," jawab Findo sambil mengaguk.

Finza baru saja sampai di kamarnya, tampaklah Arga yang sudah tertidur pulas. Mungkin karena terlalu lelah bekerja, itu sebabnya dia tidur lebih awal. Finza pun membaringkan tubuhnya di samping suaminya, lalu menarik selimut hingga atas dadanya dan memejamkan matanya untuk tidur.

Malam berganti dengan siang, Finza tengah memasukkan barang-barangnya ke dalam koper, karna mereka akan pindah hari ini. Selama memasukkan barang-barangnya ke dalam koper, sesekali dia menghapus air matanya.Finza tidak tau, jika kedua saudara kembarnya juga akan pergi bersama dengan dia. Mereka sudah merencanakan ini sebelum pernikahannya dan sengaja tidak memberitahu Finza. Karna dia akan pindah setelah Arga menjadi seorang dokter yang hebat.

Rayn dan Ratu tidak bisa memisahkan anak-anaknya, karna mereka saudara kembar yang selalu bersama semenjak kecil. Mereka akan merasa terpukul, jika salah satu dari saudara kembarnya pergi. Rayn dan Ratu sudah membicarakan ini dengan dua putranya dan mereka juga menyetujui keinginan ayah dan ibunya.

Rayn ingin mengajarkan anak-anaknya hidup mandiri, karna tidak selamanya mereka akan bersama dengan kedua orang tuanya. Suatu hari mereka akan berpisah, setelah mereka menikah dan memiliki kehidupan sendiri.

"Sudah selesai?" tanya Arga yang tiba-tiba muncul dari pintu.

"Sudah, Kak," jawab Finza mengaguk pelan.

"Ayo kita turun," ajak Arga sambil membawa, ransel, kopernya dan koper istrinya. Finza dengan tampak sedih berjalan keluar dari kamarnya dan menatap sekeliling kamar yang sudah rapi dan ada beberapa tempat yang kosong. Finza tau jika suatu hari, dia akan mengikuti suaminya dan hari itu sudah tiba saat ini. Dia harus menguatkan hatinya, ketika harus berpisah dari ibu, nenek, ayahnya dan dua saudara kembarnya. Arga sengaja meliburkan dirinya, karna sebentar lagi waktu libur tiga saudara kembar berakhir, dan dia memanfaatkan waktu ini untuk pindah rumah.

Sesampainya di lantai bawah, Finza tampak begitu kaget, ketika melihat dua saudaranya yang sudah siap. Senyuman bahagianya langsung terukir di bibir merah muda miliknya, dia tidak menyangka jika saudara kembarnya akan pergi bersamanya.

"Kenapa adek menangis?" tanya Fendi saat melihat air mata Finza jatuh.

"Aku kira kalian gak akan ikut," jawab Finza dengan suara serak.

"Ayolah, kita ini saudara kembar, gak ada yang boleh memisahkan tiga saudara kembar ini. Sekarang berhenti menangis," ucap Fendi sambil menghapus air mata adiknya

"Jadi, karna ini adek sedih sejak semalam?" tanya Findo. Finza hanya membalas dengan anggukan pelan.

"Kak Arga kok gak bilang, kalau kak Fendi dan Findo bakal ikut?" tanya Finza menatap Arga dengan sinis.

"Sayang gak nanya kemaren," jawab Arga tertawa kecil.

"Huft!" Finza menghela nafas kasarnya.

"Ibu, ayah, nenek, kita pergi dulu!" ucap mereka sambil menyalami tangan Rayn, Ratu dan Luna.

SMA Kehakiman {TAMAT}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang